19

43 2 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

Ellena membuka lemari dan mengambil seragam hitam putihnya. Ini hari rabu dan dia harus mengenakan rok span diatas lutut dengan kemeja putih juga dasi hitamnya.

Disekolah baru nya memang seperti ini. Memakai hitam putih saat hari rabu dan kamis. Dia berjalan ke meja rias,melakukan ritual dan setelah selesai dia mengambil hody milik sahabat Zayn tak lupa dia juga mengenakan hody hitam kebesaran miliknya sendiri.

Dia menuruni tangga dengan menggendong tas nya dan kedua tangannya masing masing memegang barang. Tangan kirinya menenteng sepatu kets putihnya dan tangan kanannya menenteng paper bag dengan isi hody Alastair.

Ellena turun melihat meja makan sudah diisi keluarga bibinya. Tak terkecuali Zayn. Yang saat ini sudah rapi juga sama sepertinya. Ditambah Zayn memakai hody abu dan jangan lupakan luka di wajahnya yang tak mengurangi sama sekali ketampanan laki laki itu. Ellena acuh.

Setelah sarapan Ellena dan Zayn salim ke ayah bundanya. Mereka bersiap berangkat. Ellena menaiki motor Zayn. Zayn menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan kasar. Dia membuka kembali hody nya dan meberikannya ke pangkuan Ellena. Ellena paham dan dia menggunakannya sebagai penutup paha nya.
Mereka meninggalkan rumah untuk menuju ke sekolah.

-
-
-
-

Saat Zayn dan Ellena masuk. Pemandangan menjijikan yang ada didepan mata mereka. Kelas sedikit ramai dan sudah ada Alastair dibangku belakang bersama Bianca yang bergelanyut dibahu Alastair. Laki laki itu sibuk nge game ternyata.

"Minggir lo" usir Zayn kepada Bianca.  Bianca hanya berdecih dan mencium kilat pipi Alastair sebelum bangkit dari duduknya.

"Jalang sialan". Desis Alastair pelan dengan menggertak kam gigi nya kuat.

Setelah Ellena membuka hody nya. Dia berjalan ke bangku Alastair. Memberi paper bag ke Alastair dan berlalu untuk ke perpus tanpa sepatah kata.

-
-
-
-

Ellena berjalan ke rak buku tulisan Sains and Sociality dengan santai. Diambilnya buku mengenai Fisika. Hari ini kelas IPS akan melakukan ulangan,untuk menentukan siswa siswi mana yang harus menjadi perwakilan sekolah untuk Olimpiade sains.

Setelah mendapat bukunya dia duduk dikursi pojok dekat tembok. Perpus sangat sepi karena jam seperti ini murid murid sudah duduk rapi di kelasnya melakukan hal apapun seperti ber gibah.

Ellena memanfaatkan 20 menit itu untuk membaca dan setelahnya akan kembali ke kelas untuk berisap ulangan.

Fokusnya teralihkan kepada laki laki yang duduk disebelahnya tiba tiba. Niat ingin pergi dan sudah berdiri,tangan Ellena dicekal Alastair. Iya sosok itu adalah Alastair. Ellena kembali duduk dan menatap datar cowok yang masih pagi tapi kemejanya sudah berantakan dan tidak memakai dasi. Berandalan sekali memang.

"Lo punya utang sama gue. Pulang bareng,gak ada penolakan." Ucap Alastair lalu meletakkan kepalanya dilipatan tangan diatas meja. Bersiap tidur menjemput mimpinya.

Ellena hanya diam dan kembali fokus kepada buku itu sampai suara bel berbunyi. Dia membereskan buku bacaannya dan mengembalikan ke rak seperti semula. Dia melihat ke arah lelaki itu. Lelaki itu malah menyatukan beberapa kursi untuk menjadi tempat tidur. Dengan tumpukan buku sebagai bantalan. Ellena menggelengkan kepala lalu pergi meninggalkan most wonted itu sendirian.

-
-
-
-

Jam istirahat berbunyi. Semua siswa Ips disuruh kumpul ke Aula sekolah untuk memberi tahukan hasil ulangan dan siapa saja ke 5 siswa yang akan menjadi perwakilan sekolah.

"Setelah ini,gue jamin kita pulang. Lo harus bayar utang lo". Bisik Alastair yang baru datang dan duduk di samping Ellena.

Yang diajak bicara hanya diam menatap lurus ke wali kelasnya. Alastair hanya tersenyum miring saat tau dirinya diacuhkan.

Bu Hera telah selesai dengan pidato nya. Saatnya pak kepala sekolah memberi tau ke 5 siswa siswi yang akan mewakili sekolah di Olimpiade sains besok siang.

"Silahkan untuk nama yang saya sebut maju ke depan ya. Keannu Zayn Tirtayasa,Ellena Adrianne Zhoey Johnson dari kelas IPS 2,Rieke Indah Alismi kelas 12 IPS 2,Gio Putra Wardana dari kelas IPS 1 dan Alastair Maximillan Bagaskara IPS 2." yang dipanggil kepala sekolah pun maju ke panggung aula. "Nah buat kalian sekarang kalian boleh pulang,istirahat yang cukup untuk besok dan jangan lupa belajar." ujar pak kepala sekolah.

Ucapan Alastair memang benar. Sialan.

-
-
-
-

Ellena sudah bersiap untuk pulang. Zayn muncul dengan sahabatnya itu setelah 5 menit Ellena menunggu diparkiran.

"Zhoey pulang bareng gue." Ujar Alastair kepada Zayn. Ellena hanya menatap datar keduanya.

"Oke." jawab Zayn dengan santai dan sudah naik ke motor ninjanya. Menyalakan mesinnya dan akan menarik gas tapi Ellena memegang lengannya.

"Gue belum naik bego!" rutuk Ellena dan dijawab oleh Zayn "Lo pulang bareng Air. Gue mau ke dokter buat ngilangin luka biar besok gak jadi gangguan". Segera Zayn manancap gas dan hilang dari radar Ellena.

"Ayo naik." Kata Alastair yang sudah naik ke motornya dan sudah mengenakan helm full face nya.

"Ogah". Ketus Ellena lalu dia berjalan menuju halte sekolah.

"Keras kepala". Rutuk Alastair.

Saat di halte tempat Ellena menunggu taxi atau semacamnya. Alastair muncul dengan ninja hitamnya. Ternyata dia mengikuti Ellena. Dia turun dari motornya dan melepas jaket hitamnya. Mengikatkan kepada pinggang gadis itu agar menutupi paha gadis itu. Yang diperlakukan seperti itu hanya bergeming. Ellena menatap tak percaya kepada Alastair.

"Gue udah pinjemin lo hody kemarin Zhoey.". Jelas Alastair sambil menarik tangan Ellena untuk cepat cepat naik ke motornya. Bisa membuang waktu banyak dia. Bukan tipe Alastair.

Ellena sudah didepan motor ninja hitam laki laki itu. Membuang nafas panjang. Dan akhirnya dia naik. Daripada waktunya terbuang sia sia Bukan?

Laki laki itu menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Tangan gadis itu ada dikedua sisi bahu laki laki itu. Dia sempat tersenyum kecil saat melihat kuncir kudanya gadis itu terombang ambing angin dan dengan wajah datarnya gadis itu menatap lurus jalan didepannya. Entah terpaksa pulang bersamanya atau memang seperti itu wajahnya. Alastair tidak bisa menebaknya.

Saat tiba dilampu merah gadis itu sempat mengalihkan pandangannya. Dan matanya bersih bobok dengan tatto salib terbalik dileher kanan Alastair dan ada satu tatto lagi yang baru dia lihat.  Mungkin teman kelasnya juga belum melihat tatto itu. Tepatnya berada ditenguk laki laki itu,bergambar matahari yang entah diartikan apa oleh laki laki itu.

Mereka sama sama memiliki kepribadian yang misterius. Entahlah siapa yang akan lebih dulu mengenal sosok diri masing masing. Hanya arus takdir yang bisa menjawab semuanya.

-
-
-
-

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang