Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'
Happy Reading'
Hari ke 3 dipulau dewata. Ellena masih bergelung dibawah selimut karena merasakan hawa dingin.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.40 namun hujan masih belum menunjukkan tanda tanda akan berhenti.
Zee duduk di sofa,melamun menatap derasnya hujan dari balkon kamar hotelnya. Memeluk erat selimut dan sesekali menyesap teh hijau panasnya.
'Tok tok tok'. Zee bangkit saat mendengar pintu kamarnya di ketuk. Ternyata Alastair.
"Zhoey belum bangun?". Ujar Alastair sambil celingak celinguk.
"Masih molor. Kenapa?". Tanya Zee.
"Gue bawain makan buat dia,sama lo juga.". Ucap Alastair sambil mengangkat tinggi plastik berisi nasi kotak.
"Masuk aja,bangunin tuh kebo.". Zee menyingkir,memberi ruang untuk Alastair masuk.
Alastair berjalan ke ranjang,menaruh makanan di nakas.
"Bangun Zhoey udah siang". Ucapnya sambil mengelus rambut Ellena.
Bukannya bangun dia malah semakin terbuai dengan elusan lembut Alastair. Mengeratkan selimut dan memeluk guling. Alastair menggeleng kan kepala.
"Zhoey,bangun terus sarapan. Abis itu mandi".
"Brisik banget lo,pergi sanaa". Tutur Ellena sambil mendorong kepala Alastair.
"Ada telpon Zhoey dari nomor gak dikenal". Kata Alastair sambil menaruh hp Ellena ditelinga gadis itu.
Ellena mendengus sebal. Dia bangun dengan malas malas. Mengangkat telepon dan mendekatkan hp nya ke telinga nya.
"Siapa?". Kata Ellena masih setengah tidur dan matanya masih menutup.
"Kamu baru bangun Ellena?!". Teriak seorang wanita paruh baya,membuat Ellena menjauhkan hp nya dari telinga.
"Siapa?". Ellena masih bertanya malas kepada lawan bicaranya.
"Kamu gak simpan nomor mommy?!!!. Anak kurang ajar!". Ujar Nerena
Alastair dan Zee menatap heran Ellena.
"Ada apa mom?". Tanya Ellena dengan nada datar.
"Mom and dad sedang di indonesia. Sudah semalam dirumah bibi kamu,kapan kamu pulang?". Kata Nerena.
"Besok hari terakhir di bali,ada apa?"
"Nggak papa,mom cuma berkunjung untuk beberapa hari. Ada teman bisnis dad mu dari indonesia meminta jumpa".
Sejujurnya Ellena benar benar tidak peduli.
"Oohh,nanti Elle pulang. Udah dulu ya ada petir mom". Ellena memutuskan telepon sepihak. Nerena merutuk anak nya itu.
"Mom?" tanya Alastair.
"Hmmm".
"Ada disini?"
"Hmmm".
"Yaudah ayo cuci muka dulu terus sarapan"
"Hmmmm"
Alastair gemas dengan jawaban Ellena. Dia mencubit kedua pipi gadis itu sampai mengaduh kesakitan.
"Apaan sih lo".
"Gemes sama Zhoey".
Ellena berdecih lalu bangkit dan berjalan ke toilet untuk cuci muka. Setelah itu dia berjalan ke sofa,menghampiri Zee yang tengah sibuk menatap hujan diluar sana.
"Ngapain lo? Galau?". Tanya Ellena sambil membuka kotak makan yang diberikan Alastair.
Alastair mengangkat satu alisnya,dilihat lihat memang sedari tadi teman sekamar Ellena terlihat melamun.
"Hujan turun menciptakan genang suatu kenang. Rekomendasi bagi seseorang yang takut ditinggalkan". Ucap Zee puitis.
"Apa sih lo gaje banget". Ujar Ellena sambil memakan makanannya.
"Gue udah mutusin sesuatu El". Tutur Zee masih terfokus pada hujan.
Alastair dan Ellena sama sama penasaran. Apa yang akan diucapkan gadis yang tengah membelakangi mereka?.
"Gue bakal tolak perjodohan ini". Ucapan Zee membuat Ellena dan Alastair saling menoleh.
"Jangan gila Zee. Jangan karena Zayn masih belum ngelupain Destha lo langsung ambil keputusan itu." ucap Ellena marah.
"Bener apa kata Zhoey,gue yakin kakak gue bakal bisa ngelupain Zayn. Lo liat sendiri kan,Gio udah balik dan mereka tetep ngelanjutin hubungan mereka." kata Alastair menenangkan.
Zee berbalik menghadap mereka. Dia tersenyum, "Gue bukan nolak beneran perjodohan ini,tapi gue cuma mau ngulur pernikahan yang terlalu cepat ini. Kalau Zayn beneran suka sama gue dia bakal nunggu gue. Gue udah putusin buat ikut abang,lanjutin sekolah disana. Sekaligus coba buat liat apa Zayn berpaling nggak saat gue disana. Tapi gue minta tolong,jangan omongin ini ke Zayn. Gue mau perbaikin diri gue,biar gue pantes dampingin Zayn".
Ellena menitikkan air mata,entahlah karena rasa pedas telur dadar atau terenyuh dengan kalimat Zee.
"Gue mau merubah sikap,sifat dan penampilan gue El. Biar Zayn semakin sayang sama gue kaya dia sayang ke bunda Arumi". Lanjut Zee lalu dia pergi dari kamar hotel. Menelpon abang nya agar pulang ke indonesia menjemput nya.
"Lo gak papa Zhoey?". Alastair khawatir karena melihat Ellena menitikkan air mata.
Dia memeluk Ellena dan mengusap pelan rambut gadis itu.
Ellena mengurai pelukan itu,dia menatap Alastair.
"Gue mau ikut Zee,kembali ke jalan Tuhan gue". Mantap Ellena.
"Ayo selesain hubungan ini Alastair Maximillan". Ucap Ellena sungguh sungguh.
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR
General FictionTakdir yang tidak bisa dirubah,takdir yang tak bisa dihindari dan takdir yang harus dijalani. Seorang pemuda dengan kulit bersih yang memiliki tatto salib terbalik terletak apik di leher bagian kanan nya. Tidak pernah mengira bahwa Tuhan orang lain...