21

37 2 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

Setelah memakan waktu kurang lebih 20 menit akhirnya mereka sampai di mall. Baru saja masuk ke dalam mall hujan mengguyur jakarta.

Sekarang Alastair yang memimpin jalan dan Ellena yang mengekori langkah laki laki itu. Mereka masuk ke toko khusus helm didalam mall itu. Meminta kepada pelayan toko untuk memilihkan helm perempuan. Dan setelah mendapatkan barang tujuannya. Laki laki itu membelok kan langkahnya menuju restoran yang ada didalam mall. Perutnya meminta diisi dan dia melihat jam di hp nya,ternyata memang benar sudah waktu makan siang. Lagi lagi Ellena hanya mengekor tanpa bicara sepatah pun.

Alastair memanggil pelayan setelah mereka mendapatkan tempat duduk. Pelayan restoran itu memberikan menu makanan kepada Alastair.

"Lo mau apa?" sambil menyodorkan menu makanan kepada Ellena,yang langsung diterima gadis itu.

"Steak minumnya orange juice". Menu yang dilihatnya tidak menarik,jadi Ellena memesan steak saja. Dia juga sudah lama tak makan itu.

"Steak satu,Pasta Rose satu,Orange juice nya dua.". Ucap Alastair datar ketika menyadari dirinya menjadi fokus Pelayan wanita itu. Saat dirasa ketahuan,wajah pelayan itu memerah malu. "Baik,silahkan menunggu. Kami akan segera memberikan pesanan anda." setelah mengucapkan itu,pelayan restoran berlalu pergi.

"Gue minta nomor WA lo.". Ujar Alastair sambil menyodorkan ponsel nya ke Ellena.

Ellena sempat mengangkat satu alisnya seperkian detik setelah itu mengangkat bahunya tak peduli. Setelah menulis nomor WA nya,Ellena mengembalikan ponsel Alastair. Ellena memang sempat mendownload apk Whatsapp karena Zee memberi taunya kalau apk itu penting bagi murid sekolah. Karena akan ada grub kelas untuk memberikan info baik dari guru maupun ketua kelas. Jadi tidak susah susah mengirim pesan satu satu ke murid kelas. Begitu kata Zee.

"Thanks". Ujar Alastair sambil tersenyum kecil.

Setelah itu dia mencoba menelpon nomor Ellena dan benar saja Hp Ellena berdering,lalu dimatikan oleh laki laki itu.

"Save nomor gue.". Setelah itu pesanan mereka tiba. Sebelum makan Ellena menyimpan nomor Alastair terlebih dahulu.

Keduanya makan dengan tenang. Tanpa sepatah kata pun,sebab Ellena sudah terbiasa dengan ke khidmat an keluara Tirtayasa saat makan. Belajar memang butuh proses. Dan untuk menjadi pribadi yang baik harus berusaha bukan hanya langsung instan nya saja setelah itu segala ilmu yang didapatnya dilupakan cuma cuma.

-
-
-
-

"Gue yakin besok bakal menang. Jadi lo gak usah belajar giat.". Ucap Alastair saat mereka keluar dari mall itu. Memberikan paper bag kepada Ellena. Ellena menerimanya. Ternyata helm yang dibeli Alastair tadi.

"Buat lo." Sambil mengenakan helm full face nya dia menaiki motor ninja kesayangannya. Hujan sudah reda. Ellena juga mengenakan helm nya. Dia naik ke motor dan Alastair mengantarnya pulang.

-
-
-
-

Setelah sampai didepan rumah bunda Zayn. Alastair mematikan motornya dan melepas helm nya. Ellena pun turun dari motor melakukan hal yang sama seperti Alastair. Melepas helm baru nya.

"Nanti malam gue kesini ajak lo jalan jalan. Gue ajak lo ke tempat tempat yang ada di jakarta."Alastair yang masih duduk di motornya menatap Ellena. Dia mengenakan kembali helm nya dan membuka kaca helm.

Tangannya terulur untuk menepuk kecil kepala Ellena yang masih bisa dijangkau tangan kirinya. "Nggak usah belajar.". Setelah itu Alastair melajukan motornya. Meninggalkan Ellena yang masih berdiri di pagar rumah Tirtayasa.

Dia menatap datar motor Alastair yang sudah berbelok ke pertigaan jalan. Ellena melangkah masuk ke rumah untuk istirahat. Setelah tidur siang dia akan belajar untuk mempersiapkan lomba besok. Ellena harus menang.

-
-
-
-

"Ahh bangsat lo Angkasa!!!!"  rutuk Tian yang langsung berdiri dari tidurnya siang nya.

Baru 5 menit dia mencoba untuk menutup mata malah dihadiahi bau gas Angkasa. Laki laki itu menaruh pantatnya didepan muka Tian yang sedang memejamkan mata untuk mebuang gas busuknya. Kurang ajar sekali.

"Hahahahhaha Ya tuhan mulut gue keram anjir.". Angkasa yang masih ngakak sampai terpingkal pingkal melihat Tian menghembuskan kasar nafasnya dengan tempo cepat. Mengeluarkan kembali gas Angkasa yang masuk banyak ke lubang hidungnya. Mata Angkasa sampai berair. Saking ngakaknya dia sampai sampai dibuat menangis.

"Gue bunuh lo!". Teriak Tian dengan mata melotot dan jari tangan yang menunjuk muka Angkasa. Dia segera menghampiri Angkasa dan mencengkeram baju Angkasa. Tangan satu nya sudah berancang ancang untuk menonjok. Sebelum tarikan di kerah belakang seragamnya membuat jarak kepada Angkasa.

"Udah cukup. Kaya bocah aja lo. Gue mampir kesini mau ambil Headphone pesenan adik gue. Gue lupa pas disekolah nagih ke lo." ucap Zayn sambil merebahkan tubuhnya di kasur tamu markasnya itu.

"Oh iya. Bentar gue ambil dulu." Tian beranjak keluar kamar dan kembali membawa tas nya. Menyerahkan Headphone khusus game nya kepada Zayn.

"Thanks." ucap Zayn lalu memejamkan mata guna untuk menjemput mimpi tidur siangnya.

"Ayo keluar. Pesen makan gue laper beb". Sambil merangkul Tian dia menyeret langkahnya juga Tian untuk keluar kamar.

"Jauh jauh lo Brengsek." Tian melepas paksa rangkulan Angkasa. Masih marah dengan kejadian barusan ya meski sebentar lagi pasti berbaikan.

"Aelah bebeb Tian marah marah mulu. Nanti kita putus loh. Ntar gue tinggalin lo buat pacaran sama Air.". Gurau Angkasa sambil mencolek dagu Tian.

"Siapa yang mau jadi pacar gue?" suara Alastair dengan tatapan datar se datar datarnya itu membuat Angkasa kaku.

"Hahhahahaha anjing ngakak banget hahahahhaha". Kini tawa Tian yang membuat Angkasa sebal lalu memukul kepala Tian. "Kurang ajar lo". Sambil ngetekin kepala Tian yang masih ketawa itu.

Alastair yang baru saja pulang disuguhi hal seperti itu yang menurutnya biasa,namun terkadang membuat dia tersenyum kecil dibuatnya.

-
-
-
-

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang