Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'
Happy Reading'
Gadis dengan hodie abu kebesaran itu baru saja sampai dirumah bibinya. Dia pergi keluar untuk membeli pembalut di supermarket 24 jam dan parahnya itu hanya ada di kota. Untung saja hanya 3 km dari rumah bibinya. Jadi hanya menggunakan motor saja sudah sampai.
Hari ini tanggal tamu nya datang,sial nya dia tidak memiliki stok pembalut dan bibinya juga sudah tidak kedatangan tamu lagi. Ditambah warung disekitar rumah bibinya tutup semua jadilah dia keluar ke supermarket hanya untuk membeli pembalut. Tapi dia tidak sendiri. Ditemani anak bibinya si Drey yang baru saja akrab dengannya dan meluangkan waktu belajarnya untuk mengantar ke supermarket.
"Bunda,Drey sama kak Elle sudah pulang. Bawa martabak pula,kesukaan ayah di samping rumah sakit."
Setelah memarkirkan motor ke garasi rumah. Drey dan Ellena masuk ke rumah,disambut pemandangan romantis sang bibi yang sedang bersandar dibahu pamannya sambil menonton sinetron yang sedang booming di tv. Apalagi kalau bukan mas Aldebaran sama mbak Andin?.
"Wahhh enak tuh,bagi dong ke Ayah. Drey kan anak gantengnya ayah,nanti besok uang sakunya ayah tambah 2.000 ya." Setelah Drey dan Elle duduk di sofa langsung saja ayah mencomot martabak kacang yang Drey bawa.
"Yahh masa cuma 2000? 5000 dong,biar bisa buat beli es krim yang bentuknya ikan kaya di iklan". Sambil mengunyah martabak dengan mulut penuh Drey mulai ngelawak.
"Telen dulu makanannya Drey" peringat sang bunda.
"Gak baik makan dalam mulut penuh". Sambung sang bunda.
Sedangkan Ellena yang sedari tadi menyimak drama keluarga ini hanya geleng geleng kepala.
"Nak Elle makan atuh martabaknya,enak ini favorit ayah. Rugi kalau gak makan." ayah menawarkan martabak kepada Ellena yang jujur saja membuat Elle bingung.
Bagaimana dia mau mengambil martabak itu? Sedangkan martabak itu ada dipangkuan ayah yang seperti mengisyaratkan 'Jangan ambil ini punya ku'. Dan Elle hanya meneguk kasar ludahnya. Yang sudah ngiler akibat bau harum adonan tepung yang diolesi mentega itu.
"Lah ayah gimana sih,nawarin kak Elle martabak tapi di kekepin mulu martabaknya". Sungut Drey sambil berkacak pinggang. Dalam hatinya, 'Untung saja aku sudah dapat sesuap hahahah'. Dasar ayah sama anak sama saja.
"Nggak yah,Elle sudah kenyang. Mau istirahat biar besok gak telat bangunnya." dusta Elle padahal sedari tadi matanya melirik ke makanan yang baru dia lihat selama hidup di New York.
"Oh iya besok kan mau pindah sekolah ya,tapi kayak nya Elle besok berangkat bareng ayah. Soalnya jam segini aja si Zayn belum pulang. Paling nginep dimarkas sama temen temennya. Gimana? Gak papa?" ucap bunda.
"Iya gak papa bunda. Kalau begitu Elle naik ke atas dulu. Mau tidur udah ngantuk." sudahlah lebih baik ia naik saja daripada liurnya menetes disini. Gilaa sangat menggoda. Seru Elle dalam hati melihat martabak itu.
"Yasudah istirahat yang cukup,sepertinya besok akan jadi hari yang panjang buat Elle." setelah menelan martabak yang ia makan,ayah mengatakan itu.
Benar,itu akan menjadi hari yang panjang untuk Elle besok. Semoga ia bisa melewatinya. Semoga.
-
-
-
-"Seraaaaaaaang!!!!!" teriak ketua dari kelompok Gengster The Diamond yang ada dijalan sepi.
"Berani juga lo usik markas gue,cari mati emang." Sinis Angkasa kepada wakil The Diamond itu si Pablo.
"Tentu aja,kenapa nggak? Gengster gue jauh lebih kuat dari gengster lo! Cuih" sambil meludah kesamping,pablo berujar sinis kepada Angkasa.
"Sialan lo!" mulai lah adu jotos mereka,diawali dengan tinjuan yang mengenai rahang Pablo. "Lemah lo". Ujar Angkasa.
"Kita jumpa lagi disini Alastair". Ucap sinis si ketua The Diamond itu.
"Well,sepertinya lo bener bener cari mati,udah muak sebenarnya gue liat muka songong lo. But,ini kemauan lo. Baiklah akan gue wujudkan." Santai,berbicara dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Dia menyeringai tipis kepada sosok jumawa didepannya.
"Gue jamin lo mati hari ini sialan!" Seru Agra kepada Alastair yang dibalas dengan satu alis yang terangkat.
"Sayang nya,Tuhan aja gak berani ambil nyawa gue bajingan". Langsung lah Alastair menghadiahi pukulan yang tak sempat dihindari Agra.
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR
General FictionTakdir yang tidak bisa dirubah,takdir yang tak bisa dihindari dan takdir yang harus dijalani. Seorang pemuda dengan kulit bersih yang memiliki tatto salib terbalik terletak apik di leher bagian kanan nya. Tidak pernah mengira bahwa Tuhan orang lain...