Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'
Happy Reading'
Sekarang Destha dan Alastair terjebak di kesunyian dua keluarga yang sedang makan malam disebuah restoran ternama Jakarta. Alastair tidak menyentuh sama sekali makanannya. Dia hanya menatap gadis rambut cokelat yang diombre merah itu dengan datar.
Bukan terpesona melainkan muak dengannya. Kurang ajar sekali. Takdir mempermainkannya saat ini. Dipaksa sang daddy untuk menyetujui perjodohan ini. Dan yang membuat Destha kaget adalah gadis yang akan dijodohkan dengan Alastair adalah salah satu penindas disekolahnya. Iya Bianca. Gila nya lagi dia saat ini sok sok an kalem dihadapan mom and dad. Muak juga Destha melihatnya.
Dad memberikan perusahaannya kepada Alastair jika ia sudah lulus nanti dan tidak ada pemaksaan perjodohan untuk Destha lagi. Alastair setuju dengan itu.
Makan malam berjalan lancar. Tidak seperti sebelum sebelumnya. Destha sempat ingin menentang tapi ditahan Alastair.
Sekarang Alastair berada di markas. Semua anggota membungkuk hormat saat Alastair tiba di pekarangan markas itu. Alastair berjalan ke tempat favoritnya. Iya di roftoop. Tanpa cahaya sedikitpun dia tidak salah memijak anak tangga. Mungkin sudah diluar kepala jadi tidak takut untuk kesandung atau jatuh.
Sesampainya disana ia merebahkan dirinya. Melepas kalung nya dan menatap salib didepannya. Dia berdecih.
"Kebodohan macam apa lagi yang kau ciptakan heh". Menghela nafas dan membuangnya kasar.
Alastair bangkit dari rebahannya dan mengganti posisi duduk lalu kembali memakai kalung nya. Dibukanya bungkus rokok dan diambilnya satu diantara mereka. Menyalakan korek dan menghidupkan rokok. Menyesap dengan pasti,mengeluarkannya dengan hati hati.
Alastair mengutuk Tuhan yang telah mempermainkannya. Dia tidak akan mengampuni Tuhan,Daddy juga Mommy nya. Lagi lagi Alastair berdecih membuang kasar putung rokok yang masih panjang itu. Berjalan turun dan meninggalkan markas. Dia butuh minum. Tidak peduli pada umur yang masih 18 tahun,dia tidak peduli. Yang saat ini dia butuh adalah minuman untuk melepas beban sementara. Dilajukannya motor ninja hitamnya dengan kecepatan tinggi. Menuju salah satu club yang ditanami saham juga oleh daddy nya. Membuat ia mendapat akses mudah untuk masuk.
-
-
-
-Di kamarnya. Ellena menghela nafas bosan. Bagaimana tidak? Jika saat di New York dia akan bekerja dan pulang 3 jam lagi dari sekarang. Disini? Hanya gulang guling saja. Mau turun tapi untuk apa.
Dilihatnya tv yang menampilkan acara acara membosankan sampai ketukan pintu mengalihkan pandangannya.'Masuk'. Setelah sang empu pemilik kamar sudah membolehkan dia masuk,Zayn dengan pakaian yang sudah rapi. Jins denim yang dipadukan dengan baju putih juga jaket denim. Dia melangkah menuju sepupunya. Dia tau pasti sepupunya mati kebosanan dirumah ini.
"Mau ikut gue?" tanya Zayn sambil duduk disofa dan menatap Ellena.
"Kemana?" tanya Ellena tanpa minat.
"Ke tempat karoke.". Jawab Zayn.
"Gue cewek sendiri?". Tanya Ellena memastikan.
"Ada Destha juga antek anteknya. Gue tunggu di motor 5 menit." Ucap Zayn lalu bangkit dari duduknya. Berjalan keluar kamar dan meninggalkan Ellena yang akan bersiap siap.
Ellena membuka lemari. Memilah baju yang dikira pantas untuk jalan malam ini. Tidak ada pilihan lagi,selain celana pendek dan baju hitam yang dia padukan dengan hody putih all size pemberian Zee. Tapi Ellena sadar,dia akan jalan bersama Zayn. Dia memutuskan untuk mengganti celana pendeknya dengan jins diatas mata kaki miliknya. Ellena masih bisa menghargai Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR
General FictionTakdir yang tidak bisa dirubah,takdir yang tak bisa dihindari dan takdir yang harus dijalani. Seorang pemuda dengan kulit bersih yang memiliki tatto salib terbalik terletak apik di leher bagian kanan nya. Tidak pernah mengira bahwa Tuhan orang lain...