26

32 2 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

Ellena tengah bersiap untuk kembali ke sekolah. Katanya mereka akan menghias kelas untuk dijadikan spot foto.

Ellena memakai kaos oblong hitam tulisan New York didepan baju nya. Ditambah celana pendek jins juga hody putih yang ia pakai. Ellena juga mencepol rambutnya agar tidak mengganggu kegiatannya.

Turun ke bawah untuk menghampiri Zayn yang sekarang memakai celana bahan hitam dipadukan baju panjang hitam polos juga hody putih sama seperti Ellena. Zayn tengah duduk bersama ayah bundanya. Sedangkan Arkana dan Drey sedang bermain ps.

"Udah siap?" Zayn bertanya sambil berdiri menghampiri Ellena. Ellena hanya mengangguk dan salim kepada bunda ayah meminta izin.

"Elle sama Zayn ke sekolah dulu ya yah". Ujar Elle kepada bunda dan ayah.

"Hati hati nak". Ucap bunda.

-
-
-
-

Setelah 20 menit perjalanan,Ellena dan Zayn sampai di sekolah. Ramai sekali disekolah ini. Berlalu lalang membawa barang barang.

Ellena menghampiri Zee yang tengah kesusahan membawa tumpukan sterofoam. Mungkin akan dijadikan sesuatu yang menjadi latar belakang spot foto.

Zayn melangkah menuju kelas,dilihatnya Destha terlihat ketar ketir sambil terus menelepon seseorang sepertinya. Dia sekarang ada dilorong tangga arah kelas.

Zayn menghampiri Destha, "Ada apa? "

"Air lagi nyiksa Gio kata orang markas". Destha hampir menangis dibuatnya. Zayn memeluk Destha dan menenangkannya.

"Gue akan cabut kesana. Minta tolong bilangin Angkasa sama Tian buat nyusul kesana". Setelah melepas pelukannya Zayn memutar balik langkahnya ke parkiran dan menuju markas.

-
-
-
-

"Lo pikir bakal selamet dari gue hah?" Alastair meninju pipi kanan Gio yang sudah sekarat dan lemas akibat serangan bertubi tubi Alastair ditambah dia tidak dikasih makan selama hampir 2 hari.

"Gue bakal bunuh lo,ini akibat dari lo usik orang sekitar gue".

Merinding!. Gio benar benar dibuat bersujud dikaki Alastair. Gio juga saat itu tidak menyangka. Dia benar benar tulus mencintai Destha.

Gio yang saat itu berada di club malam mendapati Bianca cs yang kebetulan temannya Bianca si Caca emang naksir Gio dari awal. Mereka menjebak,menaruh obat yang membuat kesadaran hilang. Gio memeluk Caca karena takut kehilangan keseimbangan. Tapi dia malah semakin dijebak.

Alastair menendang wajah Gio keras sampai Gio terpelanting. Gio sekarat. Dia akan meninggal jika Zayn tidak menarik Alastair dan meninju memberi peringatan kepada Alastair.

"Goblok lo!  Dia bisa aja meninggal." sarkas Zayn. Dia tidak pernah bicara kasar sebelumnya. Tapi kali ini Zayn dibuat marah oleh Alastair. Bisa aja Alastair memberi peringatan tidak perlu membunuh.

"Cih,lo jangan bela bajingan tengik itu!". Alastair melepas kasar cengkraman Zayn dikerah bajunya.

Alastair berjalan keluar ruang bawah tanah. Meninggalkan Zayn dan Gio disana.

"Gue minta lo putusin Destha,karena lo utang nyawa sama gue." Ucap Zayn lalu berbalik meninggalkan Gio yang sekarat.

Angkasa dan Tian datang ke markas dengan tergesa. Mereka langsung menghampiri Alastair yang tengah duduk mendunduk, menyatukan tangannya,menyanggah kepalanya.

"Air lo gak papa?" tanya Angkasa lalu duduk disamping Alastair. Sedangkan Tian menuju ruang bawah tanah dan mendapati Zayn baru saja keluar.

"Bawa ke rumah sakit dan tanggung biayanya dengan ini". Ujar Zayn dan memberikan kartu kreditnya kepada Tian. Dijawab oke oleh Tian.

Zayn menuju ke ruang tengah,duduk di sofa single lalu menyandarkan kepalanya ke belakang. Menghela nafas dan memejamkan mata. Alastair tidak bisa dikendalikan saat itu.

"Destha nangis khawatir lo ngebunuh Gio, untung gue tepat waktu. Kalau nggak,lo bakal dibenci kakak lo". Ujar Zayn.

"Bajingan macam dia gak boleh hidup". Jawab Alastair.

"Tapi lo gak tau kebenarannya hanya lewat foto Air". Ucap Angkasa yang membuat Alastair membisu.

Untung saja Zayn meninju perut Alastair bukan wajahnya,jika iya kegiatan besok disekolah bisa gagal.

Mereka hening sampai Tian datang memapah Gio untuk dibawa ke rumah sakit.

"Gue pinjem mobil markas". Ujar Tian dijawab oke oleh Angkasa.

"Gue mau kembali ke sekolah,karena gue ketua panitia kelas,gak bisa se enaknya". Angkasa berdiri lalu berlalu dari markas.

"Lo mau ikut ke sekolah?" tanya Zayn menurunkan nada bicaranya.

"Lo duluan". Singkat Alastair lalu naik ke lantai 2 dan Zayn meninggalkan markas menyusul Angkasa.

-
-
-
-

"Sialan lo Zee!" Sarkas Ellena mendapati Zee yang mencolek wajahnya dengan bubuk kopi yang akan dijadikan minuman hari ke dua.

"Ahhahaha cemong tu muka". Zee tertawa mendapati hidung Ellena cemong akibat ulahnya.

"Awas lo ya!" sambil mengambil segenggam bubuk kopi dan tersenyum smirk,berlari mengejar Zee yang kocar kacir menghindari serangan Ellena.

Zee berlari sampai ke lapangan dan Ellena berhasil mengejarnya. Tinggal beberapa Cm lagi,Ellena menghamburkan bubuk kopi tapi Zee malah sembunyi dibalik tubuh tegap Alastair. Jadilah wajah tampan Alastair dipenuhi bubuk kopi.

Zee menegang mendapati dirinya malah berlindung pada seorang most wonted. Banyak pasang mata yang melihat. Ellena ditatap tajam Alastair. Yang ditatap hanya menatap datar laki laki didepannya. Lalu menepuk nepuk telapak tangannya,membersihkan bubuk kopi yang masih menempel lalu berbalik meninggalkan lapangan.

Baru beberapa langkah tangannya ditarik kuat oleh Alastair sehingga dia menghadap spontan ke arah Alastair dan menubruk dada bidang laki laki itu. Alastair malah memeluknya,sorakan siswa siswi menggema seluruh lapangan. Ellena membulatkan matanya,merasakan debaran Alastair saat memeluk dirinya.

Alastair melepas pelukannya,lalu dia menatap Ellena.

"Ikut gue! ".

-
-
-
-

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang