44

31 2 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

Seorang pemuda dengan baju hitam all size dan celana jins yang sobek sobek sedang duduk merokok di warung kecil. Terlihat banyak luka karena adanya perban dimana mana dan wajah tampan yang sudah dipenuhi lebam.

Wanita paruh baya tergesa karena waktu maghrib sudah tiba,dia harus cepat kembali ke rumah. Namun kejadian naas menimpanya. Dua laki laki bertubuh kekar dengan dandanan layaknya preman menghadang wanita itu. Seketika tubuh wanita itu menggigil dan gemetar karena takut dengan ke dua orang yang mengarahkan benda tajam ke dirinya.

"Serahin barang berharga lo!" . Teriak satu preman itu.

Kebetulan jalanan sepi karena waktu maghrib. Wanita itu benar benar pasrah,berdoa kepada Tuhan dan berdzikir meminta pertolongan Tuhan.

"Jauh jauh lo dari dia anjing!!!". Teriak pemuda yang kini masih mengenakan helm tergesa menghampiri ke dua preman itu. Baku hantam tak terelakan,luka yang ada pada laki laki itu kembali mengalirkan darah,ditambah beberapa luka akibat senjata tajam yang ke dua preman itu gunakan.

Wanita paruh baya itu menelpon bantuan,polisi tepatnya. Namun sebelum dia mendial nomor,dia mendengar suara 'gedebuk'.  Betapa terkejutnya dia,mendapati pemuda yang tadi menolongnya tergeletak di jalan. Dan entah kemana perginya ke dua preman itu. Tentu saja sang wanita paruh baya itu khawatir bukan main.

Dia menghampiri pemuda yang tengah tengkurap itu,dibalikkan badan pemuda itu dan membuka helm yang dikenakannya.

"Nak Alastaiirrr?!!!". Dia terkejut karena mendapati teman anak sulungnya yang ternyata membantunya tadi.

Alastair tersenyum kecil,sebelum kesadarannya benar benar hilang dia memanggil wanita paruh baya itu.

"Bunda Arumi". Ucapnya pelan dan kesadaran nya hilang.

"Allahu,ddd-darah". Ucap bunda Arumi terbata karena shock. Niat awal ingin menelpon polisi kini dia meminta bantuan ambulan. Dia bersyukur tidak lebih dari 5 menit ambulan sampai di tempat kejadian perkara.

-
-
-
-

Alastair membuka matanya. Kali pertama yang dia lihat adalah ruangan nuansa putih. Tangannya nyeri saat digerakkan,ternyata selain luka yang sudah diperban ada selang infus yang melekat di punggung tangan kirinya.

Alastair mengedarkan pandangannya. Dia menemukan sosok wanita yang tengah melakukan gerakan seperti saat dia melihat sahabatnya beribadah.

'Bunda Arumi?'. Dalam batin nya dia berseru.

Setelah 5 menit,bunda menyelesaikan dzikirnya dan melepas mukenahnya. Untung saja waktu maghrib masih ada,jadi dia tenang.

Bunda Arumi menghampiri brankar yang tengah ditiduri Alastair.

Dia mengelus rambut laki laki itu,

"Kamu sudah bangun nak? Ada yang di rasa? Mau bunda panggilin dokter?". Alastair menitikkan air mata. Sekujur tubuhnya sakit,luka saat dihajar Tian,saat dirinya mengamuk,saat penghapusan tatto dan saat dihajar habis kedua preman tadi benar benar nyeri.

Ditambah rasa terharu akibat elusan lembut dari tangan bunda sahabatnya itu,ucapan yang terlihat khawatir. Alastair menginginkan itu adalah Mommy nya. Namun mustahil.

Bunda Arumi tersenyum hangat dan menghapus air mata disudut mata Alastair.

"Sakit ya?". Tanya bunda Arumi. Selain karena luka,Alastair benar benar dibuat sakit hatinya. Tentang kejadian yang menimpanya,luka bathin dan segalanya yang menyangkut perasaanya. Alastair ingin mati saja rasanya.

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang