11

43 4 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

Setelah melalui beberapa lorong dan menaiki tangga,sampai lah bu Hera dan Ellena di pintu kelas yang tertutup. Dengan tulisan '11 IPS 2' di papan kecil yang digantung diatas pintu itu.

Bu Hera terlebih dahulu masuk,diikuti Ellena yang sebelum itu menghembuskan nafas dan mengubah raut wajahnya menjadi dingin. Itulah jatinya. Dia memang pindah ke Indonesia tapi tidak dengan jatinya. Ellena akan bersikap seperti saat dia di New York,terserah mau mendapat teman atau tidak. Dia bahkan bisa hidup sendiri tanpa teman pun bantuan orang lain. Sedikit congkak memang,tapi itulah Ellena.

Dibangku belakang,laki laki dengan mata yang terus menatap gadis ber hody abu all size itu sedikit mengerutkan keningnya. Tidak terlihat tapi masih bisa dirasakan empunya. Tidak asing. Kalimat pertama saat melihat gadis berwajah eropa dengan raut dingin itu.

"Sebelum pelajaran dimulai,ibu akan memberi tau kalian. Bahwa ada murid baru yang akan menjadi teman kalian. Dia pindahan dari New York,ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya. Nak silahkan perkenalkan dirimu." ucap bu Hera sang wali kelas.

"Perkenalkan,nama gue Ellena Adrianne Zhoey". Singkat. Ellena malas berkata kata. Tidak penting dan buang buang tenaga.

Ada yang bingung kenapa Ellena tidak memakai nama belakang Daddy nya?.  Memang sedari di New York,dari TK sampai Sekolah menengah atas dia tidak pernah memakai embel embel Johnson di belakangnya. Hanya saja di rapot masih terpampang apik nama belakang sang Daddy.

"Wooaahhhh singkat sekali perkenalanmu nona,apa kau hanya belajar sedikit bahasa indonesia?" siapa lagi kalau bukan si cerewet Angkasa?

Krik krikk...  Tidak ada jawaban.

"Hahahaha kacang kacang,hey nona namaku Tian. Kau bisa memanggilku si ganteng atau sayang" ucap Tian jumawa.

Kriiikk kriiiik. Senyap.

Iyap betul sekali,Ellena ditempatkan di kelas 11 IPS 2 bersama Alastair cs dan Bianca cs.

"Boleh saya duduk bu?". Dengan datar Ellena meminta izin kepada sang wali kelas.

"Duduklah di bangku belakang pojok kanan dekat jendela,hanya itu yang tersisa nak Elle." sambil menahan tawa karena tidak biasanya sang Most Wonted SMA Wismagana diacuhkan. Ellena hanya menganggukan kepalanya tanda paham.

Tidak disadari olehnya,selain para siswa siswi murid di kelas ini,yang biasanya acuh terhadap sekitar mulai menatap gadis bermata hijau jernih itu.

"Zhoey?" bisik Alastair pelan kepada dirinya sendiri yang masih didengar Zayn sebab ia duduk disampingnya.

Pelajaran pun dimulai. Awal perjalanan masa masa sekolah. Di negara yang baru ia kenal. Semoga ia bisa melakukan apa apa sendiri. Semoga.

-
-
-
-

Bel berbunyi nyaring sebanyak 3 kali tanda istirahat. Semua bergegas ke kantin dan beberapa masih ada di kelas. Ellena membereskan buku dan melipat tangannya diatas meja membaringkan wajahnya menghadap ke tembok lalu memejamkan mata. Mencoba tidur dia.

Dengan kurang ajarnya. Bianca menggebrak meja Elle sehingga mengagetkan Elle yang sedang asik menjemput mimpinya. Dia terbangun dan mengangkat wajahnya spontan. Masih dengan wajah yang datar,Elle berkedip satu kali lalu membawa arah pandangnya ke Bianca secara langsung.

"Hehh lo cewek pindahan! Jangan sok cantik ye. Sok sok an lo. Ceritanya mau tebar pesona ya ke Most wonted disini!" sambil bersedekap dada Bianca berbicara angkuh dengan dagu yang ia angkat. Tidak lupa ke 3 anteknya juga melakukan hal yang sama.

Tipe tipe pembully dan penindas disekolah.  Ellena jamin itu.

"Suara lo nyaring. Gak bagus bicara,mendingan diem." sambil mengatakan itu Ellena memakai hody abu all size nya lalu melenggang keluar kelas untuk ke kantin atau kemana lah. Dia sedang tidak ingin menanggapi orang tidak berguna macam Bianca.

"Heh kurang ajar ya lo. Awas aja lo mampus ditangan kita!" teriak cewek rambut pendek dengan pony dan jangan lupakan logat yang kemayu kemayu menjijikan yang pernah Ellena dengar.

Dengan beraninya,tanpa rasa takut sekalipun Ellena mengangkat tangan kanannya dan mengacungkan jari tengah kepada para penindas yang diyakini Ellena itu.

Semua yang menyaksikan bersorak riuh termasuk Tian dan dan Angkasa,mereka bertepuk tangan girang dan teriak gak jelas. Sedangkan Alastair,dia hanya mengangkat satu alisnya. Dan Zayn yang masih melihat ke arah pintu menggeleng gelengkan kepalanya dan berkata....

"Sepupu gila".

-
-
-
-

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang