42

29 1 0
                                    

Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'

Happy Reading'

1 tahun sudah,ucapan Ellena masih terngiang ditelinga Alastair. Sebelum gadis itu benar benar pergi meninggalkannya. Alastair kembali menjadi sosok dingin dan jarang berinteraksi.

"Udah cukup Air,jangan minum lagi." peringat Tian. Mereka tengah berada di club milik daddy Alastair.

"Gue kecewa sama dia,gue benci ditinggalin". Rancau Alastair.

"Air. Gue juga benci banget sama lo satu tahun belakang ini. Kenapa sikap lo jadi gini! Selalu bolos sekolah,ngerokok,minum minum.". Teriak Tian emosi.

"Gue cinta banget sama dia Tian,gue-". Ucapan Alastair tercekat,sesak sekali rasanya.

"Gue gak tau,gue gak paham sama jalan pikir dia. Gimana kalau nanti dia nemuin cowok lain disana? Cowok yang mau ngebimbing dia? Cowok yang bisa nyempurnain dia?". Alastair tertawa sumbang.

"Lo harus lupain dia". Ucapan Tian menyulut emosi Alastair.

Dia bangkit dari duduknya,mencengkram kerah baju Tian,meninju pipi kanan Tian kuat.

"Bangsat lo,kenapa lo mukul gue anjing!!!!". Tian membalas kembali pukulan Alastair. Mereka sekarang menjadi tontonan banyak orang. Baku hantam yang tak terelakan.

"Woy! Udah". Angkasa yang baru saja tiba di club itu langsung memisahkan teman temannya. Menarik Tian menjauh dari serangan brutal Alastair.

"Kenapa sih lo pada! Apa yang ada dipikiran lo pada!". Ucap Angkasa emosi melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Bocah itu." Tian menunjuk Alastair yang tengah menatapnya tajam dan bersiap meninju kembali Tian tapi dicegah Angkasa.

"Lo harusnya mikir Alastair,lo sama dia jelas gak bakal bersama. Lo tau sendiri gimana keluarga Titayasa,meski mom dan dad nya Ellena seperti itu,bokap sama nyokap nya Zayn beda!!. Ellena tinggal disana gak satu hari dua hari bodoh! Gak menutup kemungkinan buat dia kembali percaya sama Tuhannya! Gak menutup kemungkinan buat dia kembali ke jalan Tuhannya! Toh dia lahir dengan Agama yang dianutnya,kenapa lo repot repot maksa dia buat hidup sama lo?! Jalan lo sama dia beda Alastair! Beda!! Dan lo harus sadar!.". Tian sudah gelap mata. Dia tidak mempedulikan kalimat tajam yang menusuk hati Alastair. Alastair kini mundur selangkah,hatinya bergemuruh mendengar ucapan sahabatnya.

"Apa kesan pertama yang bunda Zayn liat dari lo heh?! Lo cuma anak berandalan,brengsek dan gak punya jalan! Liat diri lo,anak SMA bertato,tukang tawuran,ketua gengster. Apa baiknya heh??!! Lo gak pantes buat keponakannya,lo harus sadar diri. Bukan lagi karena lo beda keyakinan sama dia,tapi lo harus sadar diri Alastair! Nggak bakal keluarga Ellena nerima lo yang bahkan gak berTuhan! Sadar diri lo! Jalan lo gelap,mereka gak bakal terima meski lo sahabat Zayn!!". Angkasa meninju Tian,dia marah dengan ucapan kasar Tian,

"Brengsek lo anjing,tutup mulut lo! Jangan rendahin Alastair. Lo sendiri tau kenapa dia nggak berTuhan,lo sendiri tau alasan kenapa dia nggak percaya Tuhan. Miris sama lo anjing,ngaku berTuhan tapi nggak beradab!". Angkasa melepas paksa cengkraman dikerah Tian.

Angkasa menarik Alastair keluar dari club sialan itu,meninggalkan Tian yang sudah terkapar lemah.

-
-
-
-

Sekarang Alastair dan Angkasa tengah berada diruang tengah markas. Angkasa sedang mengobati luka diwajah Alastair.

Alastair menatap kosong ke depan. Tidak bergeming.

"Jangan pikirin omongan Tian,jangan masukin ke hati Air". Ucap Angkasa,

Alastair diam tak menjawab,

Angkasa menghela nafas panjang,dia menepuk pundak Alastair.

"Gue pulang dulu,udah malem." Angkasa berdiri dan keluar markas.

Setelah mendengar deru motor Angkasa yang meninggalkan pelataran markas. Alastair bangkit dan dia membalik meja kaca sofa. Alastair berteriak emosi,dia terduduk seketika dan menyandarkan punggungnya di kaki sofa,menekuk lututnya dan meremas kuat rambutnya.

-
-
-
-

"Zayn,jangan lupa ya sepulang sekolah mampir ke rumah ibu Ratna.". Kata bunda.

"Iya bundaa". Zayn salim ke bunda dan berangkat sekolah.

Setelah 15 menit perjalanan akhirnya Zayn tiba disekolah. Dia berjalan santai menuju kelas,sempat berpapasan dengan Destha dan dia tersenyum kecil kepada kakak sahabatnya itu. Gio dan Destha masih berpacaran sampai sekarang,bahkan Gio sudah dikenalkan dengan Mom dan Dad Destha,tentu saja diterima karena Gio anak dari keluarga kaya yang termasuk 5 besar di indonesia.

Hubungan Zayn dan Destha sendiri sudah membaik,Zayn sudah melupakan perasaanya untuk Destha begitupun sebaliknya. Hanya saja Zayn kecewa dengan keputusan Zee yang tidak memberitahukan kenapa Zee meninggalkannya. Zayn tidak menyangka,ternyata pulau dewata adalah akhir dari kisah percintaan nya. Muka triplek nan dingin itu sudah kembali.

Zayn memasuki kelas dan disuguhi muka bonyok Tian yang tengah tertidur dengan buku sebagai bantalan.

Angkasa baru saja masuk,dia duduk dibangku Ellena. Malas sebangku dengan Tian.

Zayn menyadari tingkah Angkasa,dia jadi paham alasan muka bonyok Tian. Zayn menghampiri Angkasa.

"Ada apa?". Ujar Zayn.

"Bangsat temen lo itu. Pantes diberi pelajaran.". Ucap Angkasa masih emosi mengingat kejadian semalam.

Alastair memasuki kelas. Muka nya sama bonyoknya dengan Tian,hanya saja Angkasa terbingung dengan perban yang dililitkan di telapak tangan kanan Alastair.

Zayn kembali ke kursi nya. Duduk dan mengambil tangan Alastair.

"Kenapa?". Tanya Zayn. "Lo berantem sama Tian sama Angkasa?". Lanjutnya

Alastair membisu,menarik kasar tangannya.

Zayn benar benar sudah tidak tahan lagi. Selama setahun belakangan dia cukup frustasi dengan perginya Zee tanpa kabar ditambah selalu aja ada masalah dengan ketiga sahabatnya. Dia berdiri dan menendang kasar bangkunya,menyebabkan suara gaduh yang membuat murid terkejut.

Tian terbangun dan menatap datar ke belakang. Berniat untuk pergi dari kelas,namun tangannya dicekal seseorang.

"Mau kemana lo!". Sungut Zayn.

"Lepasin!". Ucap Tian menahan emosi.

Bukannya melapas Zayn malah menarik tangan Tian untuk berdiri dihadapan Alastair.

"Gue bilang lepasin anjing!". Tian menarik kasar tangannya dari cekalan Zayn dan dia menarik kursi yang ada dijangkauannya lalu membanting nya ke tembok,membuat seisi kelas berteriak. Hancur sudah kursi duduk teman sekelasnya.

Zayn mencengkram kerah seragam Tian. Dia menatap tajam Tian.

"Lo apain Alastair?!". Ujar Zayn.

Tian mendengus miring. Dia berdecih. "Bela aja sahabat goblok lo kaya Angkasa!".

Zayn meninju rahang Tian kuat,bibir Tian kembali robek.

"Mau lo apa hah!?". Teriak Zayn didepan wajah Alastair.

Alastair bangkit dari duduknya. Dia berteriak. "Berhenti Anjing!!!!".

"Tian bener,dia ngomong fakta. Berhenti ribut dan bikin gue tambah frustrasi". Ucap Alastair lalu keluar dari kelas. Dia akan membolos hari ini seperti setahun belakangan ini.

"Lo liat? Lo liat Angkasa!!! Lo liat Zayn!!! Hanya karena Ellena sahabat lo jadi gitu! Apa iya salah gue coba sadarin Alastair buat bangkit? Buat sadar diri? Kenapa lo pada malah ngehakimi gue?!!". Raung Tian.

Angkasa mengepalkan tangannya marah. "Karena cara lo salah Tian!!"

Zayn menutup matanya,menahan emosi. "Cukup. Jangan tengkar disekolah". Putus Zayn.

-
-
-
-

ALASTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang