Siksaan shoyo masih saja berjalan tiada henti, bukan hanya di rumah, tapi juga di sekolah, dia di bully oleh teman teman nya, di pukul, di injak dan lain sebagainya
Shoyo tak pernah berani untuk melawan, dia terlalu takut, dia takut akan di hukum ayah nya lagi karena mencari masalah di sekolah
"Rasain tuh sialan!" Dan disinilah shoyo sekarang berada di belakang sekolah sedang di pukul oleh beberapa siswa laki laki dan perempuan
"Aku sedang kesal nih dengan ayah ku, makanya aku memukul mu, makanya lain kali kalo di suruh kerjain tugas kita tuh ya kerjain aja tolol!"
"Gamau kena pukul kan? Makanya nurut aja, anjing aja nurut masa lo gk nurut"
'Kalian yang bodoh, tidak bisa kerjakan tugas sendiri, dan aku tidak ingin menjadi seperti anjing penurut' batin shoyo
"Udah ah, ayo kita tinggalin aja, udah gak seru, dia udah lemes"
"Sho-chan"
"Shoyo!"
"Sho kau di mana!!!!""SHO-CHAN!"
Maruiko richi, satu satu nya sahabat shoyo yang menemani nya dari sd, richi sendiri memliki tinggi badan sedikit lebih tinggi dari shoyo
"Sho apa yang terjadi? Kamu di bully oleh mereka lagi?" Tanya richi
Shoyo hanya diam, karena jika dia berbicara, darah yang ada di mulut nya akan tumpah dan mengenai seragam richi
Hup
Richi menggendong shoyo di punggung nya dan berlari keluar sekolah setelah menelfon supir nya untuk menjemputnya
Richi terus berlari sampai ke gerbang sekolah, saat berlari richi merasakan ada sesuatu yang menetes, ternyata shoyo sudah kehilangan kesadaran nya, sedikit demi sedikit darah itu menetes dari ujung bibir shoyo dan mengenai seragam putih milik richi, richi tidak peduli, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah
'Selamat kan shoyo'
'Shoyo harus tetap hidup'
'Shoyo'
'Shoyo'
'Shoyo'"Dokter tolong teman ku hiks.....di....a......hiks....dia"
"Tenanglah nak, kita akan berusaha menyelamatkan temanmu" dokter itu langsung saja berlari masuk ke ruangan ugd
"Astaga, apa yang terjadi dengan anak ini?" Tanya dokter kepada perawat
"Aku tidak tau dok, tapi keadaannya sangat parah"
"Astaga, dia benar benar hancur"
Ceklek
"DOKTEK, BAGAIMANA DENGAN KEADAAN SHO-CHAN!?" Richi yang tadi nya sedang berdiri panik di depan ruang ugd kini berlari ke arah dokter yang baru saja keluar dan berteriak tambah panik
"Tenanglah nak, teman mu baik baik saja, dan apakah teman mu sering mendapat kekerasan? Tubuh nya sangat hancur, dia seperti tidak punya semangat hidup" ucap dokter itu sendu
"Tidak mungkin! Sho selama ini selalu baik baik saja, dia memang pernah beberapa kali di bully, tapi itu hanya beberapa kali saat aku sedang tidak ada, dan kali ini lah bully yang paling parah!" Teriak richi tidak santai, karena setahu nya shoyo adalah anak baik, orangtua nya sangat sayang shoyo, tapi itu semua hanya di lakukan di depan orang orang saja, jika di belakang? Shoyo di perlakukan layak nya hewan
"aku ingin melihat shoyo!" Lanjut nya sambil berlari ke dalam ruangan
Dokter itu hanya pasrah, si surai coklat itu pasti sangat menyayangi anak jeruk itu
"Anak itu sungguh hancur, dia bisa mati kapan saja" gumam dokter itu sedih
Bagaimana bisa? Anak manis titisan malaikat ini justru malah memiliki banyak sekali luka di tubuh nya, entah luka lama ataupun luka baru, dan bahkan dia mengonsumsi banyak obat obatan
Shoyo telah sadar dari pingsan nya beberapa menit lalu, dokter sudah mengatakan jika shoyo sudah baik baik saja, tapi tatapan itu kosong, tatapan itu benar benar tidak ada semangat seperti biasanya, tidak ada tanda tanda kehidupan, shoyo hanya diam menatap langit langit, tidak berbicara, mulut nya seakan akan diam membisu, otak nya berhenti bekerja, mata nya menandakan jika dia memang sangat lah lelah
"Sho-chan....." Ucap lirih richi saat melihat teman terbaik nya kini seperti bukan dirinya
Shoyo tersadar seketika, dia beralih menatap richi yang menatap nya sendu, ya dia tidak punya siapa siapa lagi selain richi, shoyo sangat menyayangi richi, dia sudah menganggap richi sebagai kakak nya sendiri, hanya richi yang mengerti keadaan nya, hanya richi yang selalu ada untuk nya dan hanya richi yang peduli padanya
"Maaf kan aku ric-chan, karena ku kau jadi kerepotan, dan baju mu terkena darah ku, aku berjanji akan mengganti nya, aku sungguh sungguh berjanji akan mengganti semua nya, biaya rumah sakit, seragam mu, dan yang lain nya" ucap shoyo khawatir
"Tidak perlu sho-chan hiksss...aku hanya ingin kau hiks....selamat, aku hiks.....khawatir, aku bisa membeli banyak hiksss....seragam lagi hiksss....kumohon sho hikssss...chan, jangan seperti ini huwaaaaaaaaaaa......" Richi menangis histeris, dia benar benar khawatir dengan keadaan teman manis nya ini
Tok
Tok
Tok
Richi menghentikan nangis nya, kini beralih ke arah pintu dan saat di buka
"Ahh paman, bibi" ya, itu adalah ayah dan ibu tiri shoyo, saat shoyo di larikan ke rumah sakit, richi sempat menghubungi keluarga shoyo agar mereka mengetahui keadaan shoyo, mereka terdengar khawatir tapi itu hanya tipuan belaka, mereka sama sekali tidak peduli akan shoyo, mau dia mati ketabrak ke, atau jatuh ke jurang sekalipun mereka tidak peduli, toh anak ini hanya beban saja, menyusahkan
"Richi, bagaimana keadaan shoyo?" Tanya khawatir ibu shoyo yang di katahui bernama 'sawamura eita' dia bertanya seolah sangat khawatir pada shoyo
"Iya bagaimana keadaan anak ku" tanya daichi sok khawatir, padahal dia kesal dengan anak sialan ini, bisa bisa nya dia malah menyusahkan teman nya dan membuat malu saja, akan kuhukum dia
'Akting yang bagus' batin shoyo saat melihat kedatangan kedua orang tua biadap nya, shoyo tahu pasti saat pulang dia akan di pukul oleh orang tua nya karna sudah merepotkan richi
"Sho-chan sudah membaik kata dokter" ucap richi, saat ia hendak menceritakan kejadian bagaimana shoyo bisa masuk rumah sakit, segera ucapan itu di potong oleh daichi
"Bolehkah jika langsung membawa shoyo pulang, mungkin dia akan melakukan rawat jalan saja" ucap daichi meyakinkan richi
Richi menatap sejenak tanpa curiga lalu tersenyum "paman tanyakan saja kepada dokter, ayo biar aku temani" ucap richi sambil mengarahkan daichi ke ruangan dokter
'Jangan ric-chan, jangan tinggali aku bersama ibu tiri ku, jangan' batin shoyo menjerit saat kedua nya meninggali shoyo dan eita di dalam ruangan
"Anak sialan kau, menyusahkan saja, aku jadi tidak bisa menghabiskan waktu ku bersama anak ku tadashi, sial" ucap eita mengumpat
"Gara gara kau, anak ku tadashi jadi patah tulang" lanjutnya kasar sambil menatap tajam kearah shoyo
'Tidak! Bukan aku, dia menjatuhkan dirinya sendiri, bukan aku yang melakukan nya, ku mohon percayalah' shoyo benar benar kecewa dengan ibu tirinya, padahal dulu ibu nya sangat menyayangin dirinya, tapi semenjak kejadian itu, ibu nya membenci dirinya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Boy ||Hinata shoyo
Fanfictionterlahir dari keluarga yang buruk, selalu di benci keluarga nya sendiri,di pukul, di caci maki, di tendang, bahkan di anggap anak pembawa sial hanya karena nilai ulangan, ya nilai yang hanya sebuah angka, angka yang bahkan tidak menentukan masa depa...