Shoyo melirik kesana kemari mencari keberadaan richi 'Richi kemana?'
Ringgg
Handphone shoyo berbunyi, tanda pesan masuk, segera ia membuka pesan tersebut
'Huh? Tumben?'
"Baiklah, aku makan sendiri saja" shoyo menghampiri meja milik richi, mengambil bakpao dan susu coklat yang tadi richi belikan untuk nya, tak lupa ia juga mengeluarkan bento buatan mamah nya'Itadakimasu [いただきます]'
Memakan makan siang nya dengan tenang seperti biasanya, beda nya kali ini tidak ditemani oleh richi
"Hem?" Saat shoyo memasuki telur ke dalam mulutnya, ia mendengar ponsel nya kembali berdering
Shoyo sedikit terkekeh saat membaca pesan dari kakak serta orang tua nya
Shoyo menaruh kembali ponsel nya dan lanjut makan siang sampai habis
'Hmmmm sho bosan' shoyo membaringkan sebelah wajah nya di lipatan tangan nya, membuat pipi nya semakin terlihat gembul
Para guru sedang ada rapat, kelas pun dibebaskan, shoyo tak tahu ingin ngapain dan memutuskan ke perpustakaan saja
Di lorong sangat ramai, karena kelas di bebaskan, anak anak banyak yang berjalan jalan sesuka hati mereka
Shoyo membuka pelan pintu perpustakaan, sedikit menyembulkan kepala nya, dilihatnya perpustakaan itu sangat sepi, hanya ada penjaga perpustakaan yang duduk di tempat nya
Penjaga itu tersenyum tipis kepada shoyo, shoyo pun ikut tersenyum lalu masuk ke dalam perpustakaan itu, dia mencari tempat yang terkena pancaran sinar matahari, tempat yang cocok untuk membaca buku
Mengambil beberapa buku pelajaran, dan mulai belajar, entah karena trauma nya terhadap kelurga nya, atau apapun itu, shoyo selalu berambisi untuk mendapat nilai yang besar, jika dia mendapatkan nilai yang kecil, yang selalu ada di pikirannya adalah menerima cambukan dari orang tua nya
Shoyo benar benar tak menginginkan kejadian seperti itu lagi, sudah cukup luka luka yang ada di tubuh nya, sudah cukup untuk rasa sakit yang selalu ia terima, ia hanya ingin hidup damai, tanpa siksaan, dan menjadi pemain volly professional
Saat shoyo sedang fokus menulis, tiba tiba saja ada yang menepuk pundak nya, shoyo menoleh dan ternyata itu penjaga perpustakaan
Dia menaruh sekotak susu pisang untuk shoyo lalu duduk di sebelahnya
"Kau sangat rajin ya, di saat murid yang lain asik bermain dan kau sibuk belajar"
"Terimakasih" jawab shoyo sambil tersenyum ramah
"Boleh aku bertanya?"
"Tentu, apa itu?"
"Kenapa kau memakai baju lengan panjang?"
"Ahh....a-aku mempunyai banyak luka di tubuh ku, aku malu jika luka itu terlihat oleh orang" ucap shoyo pelan, penjaga perpustakaan itu jadi tak enak hati bertanya seperti itu
"Ehh...maafkan aku bertanya sepertu itu"
"Tidak apa apa"
"Semangat belajar nya ya" penjaga perpustkaan itu kembali menepuk pundak shoyo dan berlalu meninggalkan shoyo
~🏐~
Jam belajar sudah selesai, semua murid sudah di perbolehkan pulang, begitupun dengan shoyo, dia berjalan lambat menuju ruang ganti baju, seperti biasa
Mengganti baju dengan lengan panjang, lalu mendouble nya dengan baju latihan milik nya, begitupun dengan celana nya
Selesai mengganti baju nya, shoyo berjalan keluar menuju gymnasium tempat biasa mereka latihan, saat membuka pintu tersebut, tiba tiba saja terdapat suara terompet dan suara orang berteriak 'SELAMAT ULANG TAHUN'
Tubuh shoyo hanya bisa diam membeku saat kedua orang tua angkat nya mendekap dirinya dengan hangat dan lembut, dekapan yang dia rindukan, sekarang dia dapatkan kembali
Tanpa sadar, mata shoyo ikut mengeluarkan air mata, mulut nya masih tak bisa mengeluarkan suara, nafas nya menjadi memburu, pandangan nya yang mulai sedikit kabur karena terdapat genangan air mata
"Ehhh kenapa shoyo menangis sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Boy ||Hinata shoyo
Fanfictionterlahir dari keluarga yang buruk, selalu di benci keluarga nya sendiri,di pukul, di caci maki, di tendang, bahkan di anggap anak pembawa sial hanya karena nilai ulangan, ya nilai yang hanya sebuah angka, angka yang bahkan tidak menentukan masa depa...