8.

1.7K 193 9
                                    

"Aku pergi" Shoyo berangkat ke sekolah setelah menyelesaikan pekerjaannya, seperti biasa, memasak di pagi hari sebelum keluarga nya bangun, membersihkan rumah dan masih banyak lagi

Dirinya berlari sambil memakan 1 potong roti polos (jangan di contoh ya teman teman, lebih baik makan sambil duduk :>)

Flashback

"Hah? Dijual?"

"Yap" semi tampak bersemangat saat mengatakan lebih baik menjual shoyo

"Memang nya ada yang ingin membeli anak bodoh seperti nya?"

"Coba saja dulu"

"Ya akan ku coba, nanti saat sudah ada yang ingin membeli nya kau bius dia"

"Baiklah sayang"

"Lagipula aku juga muak dengan anak itu yang selalu di lindungin kei"

Flashback of

'Hah..huh...hah...huh...' Nafas shoyo memburu tidak beratur akibat dirinya berlari dari rumah menuju sekolah nya

"Ohh sho-chan ohayou" itu dia, richi, sahabat terbaik shoyo melambaikan tangan ke arah dirinya

"Ohhh richi, ohayou"

"Kau habis berlari ya?"

"Eumm"

"Sudah sarapan?"

"Sudah"

"Benarkah?"

"Umm...ya"

"Sarapan apa?"

"Akhh yang penting sudah sarapan"

"Hei tidak bisa seperti itu, kau sarapan apa dulu"

"Roti...." Ucapnya berbisik

"Berapa roti?" Shoyo hanya membalasnya dengan acungan jari 1

"Hahhh kau ini, mereka tidak memberi mu sarapan?" Shoyo mengangguk

"Yasudah ayo ke kantin" tanpa menunggu jawaban dari shoyo, richi langsung saja menarik tangan si mungil, membawa nya ke kantin hanya untuk sekedar membeli beberapa meets bun dan susu coklat

"Kau itu harus makan yang banyak sho-chan" richi terus menyumpali mulut shoyo dengan roti daging tersebut, shoyo hanya menerima saja

"Richi"

"Kenapa?"

"Akwu pwunya fwiraswat bwuruk" (aku punya firasat buruk)

"Apa itu?"

"Entwah, mwungkin hwanya perawsaan kwu sajwa" (entah, mungkin hanya peasaan ku saja)

"Benarkah? Kalo terjadi sesuatu bilang padaku saja, kalau orang tua mu memukul lagi kabur saja dari rumah mu, larilah ke rumah ku" shoyo hanya menjawabnya dengan anggukan patuh bak anak anjing

"Volly"

"Iya nanti pulang sekolah kita latihan volly, tapi kau harus makan terlebih dahulu anak kecil yang nakal"

"Akwu twidak nwakal" (aku tidak nakal) ucapnya kesal sambil mengunyah roti tersebut

"Iya iya sho-chan anak baik, nih minum susu nya, abis itu kita ke kelas" richi memberikan susu coklat yang sudah dia tusuk menggunakan sedotan untuk shoyo, di minum nya oleh shoyo hingga habis

"Ayo ke kelas" mereka berdua jalan beriringan di koridor sekolah, hanya berjalan santai sambil bergandengan tangan menuju kelas, terkadang shoyo berceloteh tak jelas tapi masih di tanggapi oleh richi

Like mother like son

"Nanti saat sma kita bersama lagi ya richi"

"Tentu, aku akan selalu bersama mu"

"Terimakasih richi, kau selalu ada untuk ku"

"Kau seperti ke siapa saja sho-chan"

Richi dan shoyo bagaikan ibu dan anak, richi yang selalu bawel jika shoyo belum sarapan atau bawel saat shoyo melakukan sesuatu yang berbahaya tanpa pengawasan dirinya, dan shoyo yang selalu bertingkah layak nya anak kecil, ya shoyo memang tak bisa di sebut dewasa, masuk usia remaja pun belum, tapi keadaan yang memaksanya untuk bersikap dewasa, mengingat dirinya yang harus bekerja demi mendapatkan uang untuk membeli kebutuhannya sendiri, dia tak boleh lemah, orang tua nya tak suka orang lemah, shoyo hanya bersikap seperti anak kecil jika bersama richi saja, richi sudah bagaikan keluarga nya, berbeda dengan keluarga aslinya yang lebih suka memukul dirinya di banding menyayangi atau melindungi nya










Hello ges, maap baru up, dari kemaren aku sakit, maap juga kalo cerita mulai agak gk nyambung, di tunggu kelanjutannya ya, nanti kalo aku bener bener dah sembuh aku perbaiki cerita nya biar nyambung lagi okey😺

Golden Boy ||Hinata shoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang