2 bulan sudah berlalu, tidak ada yang berubah, penyakit yang di derita shoyo bertambah parah, orang tua nya masih sering memukuli nya, kadang dia juga di bully, berlatih voli bersama richi, tidak ada hari yang special
"SHOOOOO-CHANNNNNNN!!!" Shoyo menoleh ke arah suara itu berteriak, rupanya richi kini berlari ke arah nya
"Ada apa richi?"
"Ne sho-chan, apakah kita akan berlatih voli lagi?" Tanya nya semangat
"Ya, tentu!" Jawab shoyo tak kalah semangat
"Yosshaaa aku akan membelikan mu es krim setelah pulang sekolah"
"Janji ya!" Richi hanya mengangguk kan kepala nya cepat, shoyo tersenyum kala richi berjanji membelikannya es krim
"Ne sho-chan" panggil richi du sela sela latihannya
"Ya?"
"Apakau benar benar ingin menjadi atlet voli jepang?"
"Tentu, itu cita cita ku"
"Kalau begitu aku akan menjadi fans mu sebelum kau terkenal nanti"
"Tentu, dan kau akan menjadi fans Vvip ku, dan tetap menjadi sahabat terbaikku"
"Waaa aku sangat senang mendengar nya, ayo pulang sho chan, hari sudah mulai senja, tapi sebelum itu kita mampir ke minimarket dulu" shoyo mengangguk kan kepala nya
"Ja mata ne sho-chan, bye bye" richi melambai kan tangan nya sebelum dia berlari ke arah mobil yang menjemputnya, begitupula dengan shoyo, melambaikan tangan nya ke arah richi yang sudah memasuki mobil nya
Shoyo lalu berjalan pulang kala mobil sang teman sudah pergi
"Huhhhh....harus bagaimana lagi caraku mendapatkan uang, obat ku habis" shoyo berjalan lesu ke rumah nya, hari ini dia tidak bekerja, tubuh nya terlalu lelah, dia memutuskan untuk izin hari ini
"Tadaima"
Seperti biasa, tidak ada yang peduli dan tak ada sambutan selamat datang
"Mana kertas ulangan mu?" Daichi dan semi yang sedang duduk di sofa berbicara kepada shoyo yang baru saja memasuki rumah nya, shoyo berjalan ke arah mereka, menyerahkan lembar ulangan yang tertera nilai 80
"Apa apaan, otak mu itu di pake untuk apasih! Percuma kau di biayai sekolah tapi otak mu masih saja bodoh!" Daichi menyeret shoyo keluar dari rumah, dan melempar nya ke aspal
"Malam ini kau tidur di luar! Jika kau masuk maka ku bunuh kau!" Daichi berteriak marah, shoyo memandang nya dengan takut, dia ingin membela diri nya namun apa daya? Mulut nya tak mengeluarkan suara seakan akan dia bisu
'Memang nya kenapa kalau nilai ku 80? Bukankah itu sudah cukup bagus?'
'Kenapa tou-san tak pernah puas akan hasil ku'
Daichi membanting pintu nya kencang tepat di depan wajah shoyo, shoyo meringis sakit saat melihat paha nya terluka, mata nya menatap sendu
"Ka-chan..." Shoyo berjongkok, melipas tangan nya di atas dengkul nya, menyembunyikan wajah nya di sana, mengeluarkan isak tangis yang dia tahan saat di depan ayah nya
Disisi daichi
"Akhh yang benar saja, kenapa tiba tiba keuanga nya menurun!" Daichi mengerang marah, tiba tiba saja perusahaan nya mengalami keuangan yang menurun secara drastis, membuat nya mengalami banyak kerugian
"Ada apa anata" semi berjalan menghampiri daichi yang terlihat stres dengan tumpukan kertas di hadapan nya
"Hah, perusahaan tiba tiba saja mengalami kerugian besar, pendapatan kita menurun drastis, aku membutuhkan banyak uang sekarang" daichi mengacak acak surai hitam nya, semi mengusap usap punggung bidang daichi sambil memikirkan sesuatu
"Kau sudah mencoba meminjam uang atau menjual barang yang tak kau gunakan lagi?" Tanya semi
"Ya, aku sudah menjual barang barang ku, dan meminjam banyak uang, tapi itu tak menutupi kerugian ku sama sekali"
"Kenapa tak kita jual saja anak sialan mu?" Usul nya, daichi mendongak menatap semi
Disisi shoyo
Fyi: pas shoyo di dorong keluar rumah, shoyo memutuskan untuk pergi ke taman
"Apa ku coba saja ya?, seperti nya bisa melepaskan stres ku"
"Lagi pula aku sudah lelah dengan kehidupan ku"
Dah ah segini aj dulu, agak gk nyambung tapi bodo amat lah, oh iya aku kemaren coba bikin book baru, tapi cerita angst
Mau aku up sekarang atau nunggu book ini tamat dulu baru aku up?Btw cerita nya juga udah ada 3 draf, tinggal up doang kalau kalian mau aku up sekarang
Aku sih terserah kalian
また ね
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Boy ||Hinata shoyo
Fanfictionterlahir dari keluarga yang buruk, selalu di benci keluarga nya sendiri,di pukul, di caci maki, di tendang, bahkan di anggap anak pembawa sial hanya karena nilai ulangan, ya nilai yang hanya sebuah angka, angka yang bahkan tidak menentukan masa depa...