'Bodohnya! Hanya tinggal mengatakan, Tuan Lewis kau punya anak dari pernikahan kita yang seumur jagung itu, apa susahnya?' batin Lyn merutuki dirinya sendiri.
Ia sangat kesal karena tiba-tiba tubuhnya lemas dan lidahnya kelu. Itulah sebabnya perdebatan lebih dari sekedar melupakan kegugupannya.
Benar kata orang, mantan suami lebih tidak mungkin menjadi teman biasa. Terlebih Lyn memang masih sangat mencintainya. Ya, meskipun Lewis menikahi Clara sekalipun, ia memang masih sangat naif bertahan mencintai Lewis.
"Sial!" rutuknya.
Lyn menuju klinik Bernard, ia akan memberitahu tentang jadwal pertemuan perdana untuk perintisan yayasan tersebut, hanya saja ia harus menjemput kedua putri kecilnya di tempat penitipan anak terlebih dahulu.
*
Charlotte yang baru selesai bekerja, berjalan cepat menuju klinik dokter Bernard. Meskipun rasa malu dan kesal belum hilang, Charlotte harus mengambil ponselnya. Ia sengaja datang di waktu paling akhir sehingga tidak banyak pasien lain, terlebih lagi tujuannya memang bukan untuk memeriksakan dirinya.
"Selamat sore dokter," sapa Charlotte sedangkan Bernard sedang membenahi alat medisnya.
"Hmm, Nona Charlotte?"
"Benar, Dokter."
"Ada yang bisa saya bantu untuk Anda Nona Charlotte?" tanya Bernard pura-pura tak tahu apa tujuan Charlotte datang.
"Ehmm, begini dok, kemarin ketika saya tertidur...,"
"Ah ya benar, kamu gadis penidur itu kan? Terus?"
"Saya lupa dengan ponsel saya," lirihnya.
"Ahh, ternyata kamu juga pelupa. Terus?"
Charlotte mengangkat kepalanya, dokter itu pasti sedang iseng dan mentertawakan dirinya karena penidur dan pelupa.
"Dokter pasti tahu tujuanku untuk mengambil ponsel tersebut. Jangan bilang Anda sudah menjual ponselku itu, hmm?"
Bernard terkekeh. Sekarang ia kena tuduh menjual ponselnya, apa apaan gadis aneh ini.
"Jadi kau sengaja meninggalkan ponselmu untuk membuatku jadi tersangka? Hei, aku bisa menuntutmu merusak nama baikku kalau begini," Bernard kesal dan mengeluarkan ponsel tersebut dari tasnya dan meletakkannya di atas meja.
Charlotte sangat senang sehingga ia tangannya bergerak untuk mengambilnya.
"Eits, tak ada yang gratis di dunia ini."Charlotte yang masih terkejut membulatkan matanya.
"Maksudnya?""Ini tidak cuma-cuma. Kau harus mentraktirku dulu baru aku akan memberikan, setuju?"
"..."
"Ingat, kau banyak menuduhku yang aneh-aneh. Cabul, membius, melecehkan dan sekarang menjual ponsel jelek ini."
Charlotte tentu saja kesal, ia mengeluarkan hampir 3000$ untuk membeli ponsel tersebut dan dokter tersebut mengatakannya ponsel jelek?
"Baik, kemana aku harus mentraktirmu?" Charlotte terpaksa mengalah.
"Untuk harga ponsel ini, aku pasti tidak suka makanan kaki lima, jadi mana yang paling cocok?" Bernard balik bertanya.
"Boucherie?"
"Tidak."
"Queen's?"
"Tidak."
Charlotte tak mengerti, padahal restoran itu sudah cukup mahal.
"Jadi?"
"Per Se, nanti malam."
"Apa? Tapi, itu tak sesuai dengan harga ponselku," protesnya.
"Aku akan menunggumu, jam delapan malam." Bernard menyimpan ponsel Charlotte di lacinya. Ingin rasanya Charlotte memaki dokter tersebut, tapi ia takut mendapatkan konsekuensi yang lebih parah lagi. Itulah sebabnya ia pergi dengan memutar bola matanya .
"Jangan lupa nanti malam, baby shark," Bernard memperingati.
"Dasar tak tahu diri, apa katanya? Dia menyebutku baby shark?" Ia mengingat mengapa dokter itu memanggilnya baby shark.
"Astaga!" Charlotte memukul kepalanya. Ponsel itu baru saja dimainkan sepupu kecilnya dan mengutak-atik nada seringnya dengan nada baby shark. Charlotte belum sempat menggantinya.
"Uuuhhhuu, kenapa aku begitu sial?"
Charlotte menghentikan taksi dan pergi dari tempat itu.Tak berselang lama, Lyn datang bersama putrinya.
"Kau sudah selesai?"
"Hai, kenapa tak menelponku saja? Aku baru saja selesai."
"Tak apa, aku baru mengambil anakku dari tempat penitipan, jadi sekalian mampir."
"Baik, apa kita akan bertemu di tempat berdirinya yayasan tersebut?" tanya Bernard.
"Ya, besok pukul tujuh malam."
"Baiklah, aku setuju."
Lyn senang, sepertinya rencana akan berjalan dengan baik. Mereka sudah mengundang orang-orang terpandang yang mendukung program tersebut.
Lyn melihat Bernard berkemas dan melihatnya memasukkan ponsel ke dalam tas.
"Apa gadis baby shark itu belum mengambil ponselnya?"
Bernard hanya tersenyum lucu. Gadis itu sebenarnya telah menarik banyak sekali perhatiannya, itulah sebabnya ia jadi penasaran.
"Bernard? Kau sedikit mencurigakan," selidik Lyn.
"Apa maksudmu mencurigakan? Aku cuma mau ngerjain aja, gadis aneh ini. Siang ini dia sudah menuduh aku menjual ponselnya, dia pikir aku dokter atau pencuri? Hah?"
Lyn jadi tertawa geli mendengarnya, ia juga jadi penasaran gadis seperti apa yang begitu absurd dan membuat Bernard pria kalem ini sampai emosi.
"Jadi?"
"Aku minta bayaran saja darinya."
"Bayaran?"
"Ya, aku minta dia mentraktirku di Per Se, bukankah itu sesuai dengan pencemaran nama baikku?"
"Ahh Bernard, kau benar-benar... apa kau tahu berapa uang yang harus disiapkan untuk masuk ke sana?" Lyn makin tak mengerti.
Bernard tak menjawab, ia hanya memasang senyum yang sulit diartikan.
"Ayo kita pulang," katanya mengajak Lyn dan putrinya kembali.