Buatlah Dirimu Bersalah

184 13 0
                                    

Clara tak berkedip, tangan David masih mencengkeram kedua sisi tubuhnya. Sebenarnya ia mulai terbiasa dengan perlakuan arogan David terhadapnya. Akan tetapi, kesepakatan itu membuat lidahnya kelu.

Ia harus memutuskan antara masuk penjara atau tidak, bukankah itu bagus kalau David yang berada di penjara? Hidupnya akan baik-baik saja, bukankah itu keberuntungan baginya?

"Apa yang kau pikirkan Clara? Kalau kau tak mau, baiklah, aku akan mengambil bayi itu setelah dia lahir. Aku akan merawatnya dengan baik," katanya lagi.

Clara menelan salivanya. "Apa kau bersungguh-sungguh, David. Benarkah kau mau dipenjara?"

"Clara, kenapa kau menjadi manusia jahat? Kau hanya tahu manusia dari sisi jahat, tidak bisakah keu berfikir bahwa orang lain juga berhak untuk bahagia? Kenapa Clara? Kenapa kau mencelakai Lyn?"

Clara menundukkan kepalanya, David memang tidak setampan Lewis, dia juga arogan, melecehkan dan memperkosanya, tapi lihatlah bagaimana dia berbicara. Ia berbicara tentang kebahagiaan orang lain kepadanya? Lalu pria ini tiba-tiba mengaduk-aduk seluruh hidupnya.

"Kau juga memperkosaku, kenapa?"

"Karena kau mengganggu Lewis yang berbulan madu, aku terganggu karenanya. Lyn adalah mantan kekasihku, dia wanita baik dan aku sayangi. Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau mencelakai Lyn? Kau pasti mengharapkan Lewis melihatmu."

Clara terdiam, ia memang tak mau Lewis berbahagia bersama Lyn. Ia ingin menyingkirkan Lyn.

"Kalau aku mau, aku bisa meninggalkanmu sekarang. Aku akan mengambil bayi itu nanti. Tapi aku tak mau anakku menderita tanpa ayah dan ibunya, anak ini berhak untuk bahagia," gumamnya tentu saja Clara harus mendengar ungkapan tulus seorang David.

Clara masih bimbang, ia tahu apa yang dikatakan David tak bisa diremehkan. Pria ini selalu punya cara yang cerdik untuk membuatnya menyerah.

David berdiri, ia memang baru akan bersiap pergi ke kampung halamannya. Sudah sebulan ia menganggur dan makan dari pemberian Clara waktu itu. Tapi ia berpikir untuk pulang ke desa dan bercocok tanam kembali.

"Ka-Kau akan pergi?" tanya Clara kepadanya.

"Hmm, begitulah. Aku menganggur karena pengurangan karyawan di perusahaan. Aku bersyukur kau memberiku uang waktu itu. Tapi aku akan kembali ke desa dan bertani di sana. Hanya itu yang bisa aku lakukan."

David sangat jujur, ia tak menutupi bahwa dirinya hanyalah petani desa. Clara semakin terkejut.

"Putuskan saja, kalau kau mau aku yang dipenjara aku siap, tapi kau harus mau jadi istriku. Tapi kalau kau tak mau, aku tetap mengambil bayi itu dan membawanya ke desa. Mungkin saja aku akan menikahi gadis desa untuk menjadi ibunya," terang David. "Bagaimana?"

Lama Clara berpikir. "Baiklah, aku menerimanya," lirihnya.

David tersenyum. Ia sebenarnya tahu Clara tak akan mau dipenjarakan.

Lalu ia mendekati Clara. "Kau sudah pertimbangan dengan baik?"

"Tentu saja, aku tak mau tinggal di penjara. Aku harus melakukan perawatan wajah, spa, senam hamil, shoping, dan ... " ia memberengut.

"Dan...?"

"Dan apapun kebebasan hidup. Apa kau bodoh memberi tawaran dan mengorbankan dirimu?" kesalnya.

"Ah, kau benar. Aku menyesal sekarang. Kau terlalu bersenang-senang dalam hidupmu. Betapa bodohnya aku." David merubah ekspresi wajahnya sehingga tampak bersedih, hal itu menarik perhatian Clara.

"Jadi... jadi kamu menyesal?" tanya Clara lirih.

"Ya, aku menyesal Clara. Seharusnya aku memintamu menikahiku sekarang. Kurasa itu lebih membuatku senang."

"Apa katamu? Apa itu masuk akal? Mana bisa hal itu terjadi? Pernikahan kami terdaftar, aku tak bisa menikahimu."
Clara menang.

"Sial, kau masih istri Lewis rupanya. Baiklah, setelah aku keluar penjara, aku akan mencarimu. Kalau kau lari, aku akan menyebar semua rekaman itu di internet."

"Internet?"

"Iya. Bisa medsos, chating atau apapun itu. Kebetulan wajahmu sangat jelas disitu."

Clara tak bisa berkata-kata. Mengingat itu ia masih mau muntah rasanya.

"Jadi, kapan kau akan ke pengadilan bersamaku?"

"Ayo secepatnya, katakan bahwa aku yang telah membuat semua itu terjadi," kata David kemudian.

Mereka berdiskusi mengenai kejadian tersebut dan membuat perjanjian di atas secarik kertas.  Sebenarnya Clara tak bisa berhenti mengagumi David yang menolong dirinya, sayangnya pria itu sangat miskin.

"Clara, apa kau tahu, bahwa apa yang kau lakukan membuat semua orang mengorbankan dirinya?" David menasehati Clara.
"Kau tak akan bisa menyamai Lyn dari segi apapun, karena aku sangat mengenalinya. Lewis menderita karena kehilangan gadis itu, aku bisa merasakannya."

"Hentikan! Apa kau membuatku selalu merasa bersalah?"

"Ya Clara, selagi aku di hukum karena perbuatanmu, bisakah kau menghukum dirimu sendiri? Bisakah kau menghukum dirimu dengan rasa bersalah? Kau harus melakukannya Clara, aku peringatkan kepadamu, katakan bahwa penderitaan semua orang di sekitarmu adalah karena apa yang telah kau lakukan," ujarnya sembari menatap serius gadis yang berwajah cemberut itu.

"Untuk apa begitu David? Seharusnya Lewis membalas cintaku, maka semua akan baik-baik saja," katanya.


Tiket Bulan Madu dari MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang