Mutiara dan Zurra sudah selesai mmasak lalu menata makanan di meja makan, terlihat simpel namun membuat Zurra sedikit iri.
"Papaaaa," teriak Jasmine dari ruang tengah, haha memang anak kecil yang satu ini sangat berisik tapi lucu.
"Pah, Gavin sini makan," panggil Mutiara dari ruang makan, mereka segera menghampiri Mutiara yang berada di ruang makan.
"Eh ada calon mantu papa yang paling cantik," ledek Daniel kepada Zurra lalu menurunkan Jasmine ke tempat duduk, Zurra hanya tersenyum malu.
"Jelek dia pah jangan di bilang cantik," sahut Gavin yang menuju meja makan. "Loh kenapa?" Tanya sang papa.
"Nanti dia jadi rebutan cowo cowo, soalnya ada yang ngincer dia," jawab Gavin lalu melirik Zurra yang di sebelahnya, Zurra hanya memukul Gavin pelan.
"Sok tauuu," sahut Zurra sinis. "Emang bener kan," jawab Gavin lagi.
"Toppp anan belantem donnn," lerai Jasmine yang sedikit kesal.
Mereka tertawa mendengar Jasmine, lalu mereka mulai makan, setelah selesai makan Zurra ingin mencuci piring namun di tahan oleh Mutiara, katanya dia sudah membantu masak masa iya cuci piring juga, Zurra kekeuh tetap ingin mencuci piring lalu di tahan juga oleh Daniel, yang membuat Zurra pasrah.
"Yaudah kamu main sama Jasmine aja ya sayang," ucap Mutiara lalu tersenyum ke arah Zurra, Zurra hanya mengangguk sambil cemberut, Mutiara tertawa kecil melihat Zurra lalu mengelus rambut nya halus.
"Bang ajak Zurra ke tempat main Jasmine ya, main bareng di sana sama Jasmine," titahnya, Gavin mengangguk dan menghabiskan sisa makanannya, lalu mengajak Zurra ke tempat main Jasmine.
"Cill lo tuh kesayangan nya mama tau ga si, lo aja cuci piring ga boleh sama mama," ucap Gavin yang sibuk memandangi wajah Zurra.
"Tapi kan-"
"Sstt udah lo main aja sama Jasmine sama gue ya." Kali ini Zurra benar benar pasrah, tapi ada senang nya juga dia berada di sini.
"Gue harap lo bakal sama gue terus ya cill, gue gamau lo pergi gue gatau harus gimana kalo lo pergi ninggalin gue," ucap Gavin sambil menyelipkan rambut Zurra kebelakang telinga.
"Iya kak, gue juga ga mau pergi dari lo kak, maafin gue tadi sore sedikit aneh," Jawab Zurra lalu tersenyum ke arah Gavin, Gavin sangat senang jika Zurra tersenyum baginya senyum Zurra adalah obat penenang untuknya.
"Kak amin antuk," rengek Jasmine kepada Zurra, lalu Zurra mengangkat Jasmine dan menepuk nepuk punggungnya pelan.
"Dikit lagi gue lulus cill, gue bingung harus lanjut kuliah atau nerusin perusahaan papah."
"Ambil keputusan yang bener ya kak, karena gue gamau nantinya lo nyesel karena salah milih, gue yakin lo bisa milih kak," Zurra berusaha meyakinkan Gavin agar tidak salah pilih nantinya, karena jika salah milih tidak akan bisa di ulang. Gavin diam berusaha mencerna omongan Zurra.
"Iya cill, pasti gue bakal milih yang terbaik buat diri gue sendiri,"ucap Gavin meyakinkan Zurra, Jasmine sudah tertidur lelap di atas bahu, lalu Zurra menidurkan Jasmine di atas sofa.
"Biarin aja di situ cill nanti gue pindahin." Zurra hanya mengangguk dan menciumi pipi Jasmine yang terlihat bulat.
"Oh iya cill gue punya popcorn, rasa caramel kesukaan lo, gue ambilin ya sekalian naro Jasmine di kamarnya."
"Tau aja lo kesukaan gue." Dirinya senang Gavin diam diam merhatiin apa yang Zurra suka.
Bundahara💝
Hallo bunda
Zurra tauu bunda ga bakal bales chat
Zurra izin sedikit malem pulang nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Obat Untuk Luka | End
Romantizm"Ra sakit banget rasanya." Gavin nyaris gila di tinggal Zurra, tubuhnya seperti tidak ke urus rambutnya sangat berantakan, mukanya sembab tak karuan, hidup Gavin benar benar kacau. 🩹🩹🩹 Tentang gadis yan...