Zurra terbangun dari tidurnya dia baru saja mendingan dan sudah pulang ke rumah, dia belum bisa masuk sekolah karena sedang masa pemulihan.
Saat di rumah sakit jantung dia berdebar tak karuan, dia khawatir bahwa Nicho akan memberitahukan penyakit Zurra pada keluarga nya.
Saat sedang diam memikirkan segalanya, hp dia berdering dan terpampang nama Andra dengan jelas, dengan perasaan yang ragu Zurra pun mengangkat telpon nya.
"Halo kak Andra?"
"Ra, kamu baik baik aja kan?" Zurra terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban yang tidak membuat Andra curiga.
"Baik baik aja kok kak, gue emang sempet di rawat sih kemarin mungkin karena gue kecapekan aja." Jelasnya dengan bohong.
"Istirahat yang cukup Ra, kakak gamau di tinggal adek buat kedua kalinya, kalo ada apa apa bilang sama kakak ya? Sebisa mungkin kakak bantu kamu, tolong jaga kesehatan ya Ra.." Zurra terdiam dan menyeka air mata yang hampir jatuh dan menerbitkan seulas senyum.
"Iya kak, gue pasti jaga diri tenang aja, anw kak gue tutup call nya ya, gue mau istirahat." Akhirnya obrolan pun berkahir di Zurra.
Tak lama menutup telpon, hp Zurra berdering kembali kali ini dari Gavin, Zurra sengaja mengabaikannya mungkin sudah ada puluhan telpon dari Gavin yang Zurra abaikan.
Lama kelamaan Zurra muka dengan suara ponsel nya, dia pun segera mengangkat telpon dari Gavin.
"Kita putus aja ya kak?" Tanpa aba aba Zurra sudah mengeluarkan kalimat yang bahkan tidak Gavin sangka.
"Ra? Bercanda lo ga lucu, lo kenapa sih? Terus juga kenapa tiga hari ini gamasuk? Gue chat ga di bales, gue tunggu di depan rumah lo juga ga ada."
"Lo tanya gue kenapa? Tanya sama cewek yang kemarin tuh. Ga usah tau lo kemarin gue kemana, ga usah nunggu gue lagi kak mulai saat ini, udah ya kak gue mau istirahat capek." Tanpa mendengar penjelasan dari Gavin Zurra memutuskan telpon sepihak.
Zurra mematikan total ponsel miliknya lalu dia lempar ke sembarang arah.
"Tuhan kali ini saja biarkan aku tenang." Gumam nya dengan lirih, dia menangis tanpa henti dan mulai menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi.
***Untuk kesekian kalinya Gavin datang menghampiri Zurra dan bertanya kenapa, Zurra yang di tanya sangat muak, Zurra benar benar tak tahan akhirnya menarik tangan Gavin dan membawa ke sudut tempat lalu menatap nya dengan emosi, Gavin hanya diam berusaha tenang.
"Denger ya kak gue ga mau liat lo lagi, setelah lo tidur bareng cewek jalang itu, gue udah bener bener muak gue capek, gue gatau lagi harus gimana apa yang harus gue lakuin lagi gue gatau, dunia emang ga adil buat gue. Terserah mau lo mikir gue paling tersakiti terserah lo, intinya jangan pernah sekalipun lo nampak di depan gue lagi, paham lo?! Lo egois tau ga?" Zurra segera pergi namun langkahnya tertahan karena di tarik oleh Gavin.
"Cill dengerin gue dulu," pinta Gavin "Ngga kak cukup, udah. Ga perlu ada yang di jelasin lagi hati gue udah terlanjur sakit banget." Zurra benar benar melangkah pergi untuk meninggalkan Gavin.
Saat berjalan beberapa langkah, kaki Zurra terhenti sejenak dan membalikkan badan lalu menatap mata teduh Gavin dengan nanar.
"Maaf kak kalo selama ini gue selalu ngerepotin lo dan buat lo susah, semoga dengan putus nya kita lo ga akan kerepotan lagi." Zurra memberikan Gavin seulas senyum yang manis dan memberikan pelukan terakhir.
Gavin hanya terdiam dan menahan nangis, dia berharap bahwa ini mimpi, mimpi yang ga akan mau dia ulangi.
Akhirnya Zurra benar baner meninggalkan Gavin sendiri di sana.
"Sialan kenapa jadi gini sih bangsat." Gavin mengacak rambutnya frustasi, mukanya merah menahan nangis.
"Ra, lo sama Gavin baik baik aja kan?" Tanya Anya sedikit ragu.
"Lo kalo gue ceritain juga pasti ga bakal percaya," tiba tiba saja seseorang menarik rambut Zurra dengan sangat kuat, Zurra tak mengerti mengapa dia menjambak rambutnya, oke Zurra jadi sorotan semua siswa di kantin.
"Lo itu pembunuh ga pantes sekolah di sini, sekolah ini ga butuh pembunuh kaya lo," bisiknya di telinga Zurra, meski di jambak muka Zurra terlihat tenang dan santai, dia tak mau kalah dia segera menjambak rambut Syahnaz.
"Eh lo denger ya anak BARU sekolah ini juga ga butuh jalang kaya lo, hahaha lo pikir gue gatau lo sering keluar masuk hotel bareng om om sama Nita, oh lo bilang apa tadi? Pembunuh ya? Kalo iya kenapa? Lo mau jadi korban gue?" Zurra melepaskan jambakan nya karena Syahnaz sudah ke sakitan, Syahnaz diam dan melepaskan jambakan nya lalu dia mengambil gelas yang ber isi air lalu menyiram Zurra, jelas itu membuat Zurra sangat emosi.
"Ancaman lo ga bikin gua takut." Zurra pun menggebrak meja dengan kuat lalu menatap Syahnaz tajam Anya ingin menahan Zurra tetapi di tahan oleh Rania, Anya melihat Rania bingung bisa bisa nya Rania tersenyum.
"Bangsat, lo ga usah main main sama gue ya anak anjing, gue ga takut sama siapapun sekali pun gue di bully satu sekolah, asal lo tau ya anjing Nita cuma anak pungut, mau aja lo di jadiin babu dia." Zurra yang sudah geram pun mengambil kuah bakso dengan kuah yang sangat merah lalu menyiram Syahnaz dengan kuah bakso itu, jelas Rania dan Anya terkejut saat Azzurra melakukan hal itu karena Zurra belum pernah se marah itu sebelumnya.
Merasa puas dengan yang dia lakukan, Zurra pun segera meninggalkan kantin dengan sorotan mata dari siswa siswi yang tak mengenakan, dia pun berlari ke kelas dan megambil tas lalu meminta izin ke guru piket untuk pulang lebih awal
Setelah mendapatkan izin untuk pulang lebih awal dengan alasan ingin menjenguk nenek yang sedang sekarat, akhirnya Zurra berjalan ke arah parkiran lalu menaiki motor nya dan menancap gas dengan cepat, hari ini pertama kali ia uzin untuk pulang lebih awal padah dia ingin bolos karena hatinya yang sedang kacau.
Hari ini Zurra tidak membawa ponsel karena ponsel nya rusak akibat dia lempar kemarin.
***
Di sini Gavin terkapar lemas tubuhnya terasa remuk rasanya sangat sakit, Zurra Gavin butuh Zurra di sini, dia ragu apakah Zurra mau untuk bertemu dengan nya lagi?
"Gimana Jass?" Tanya Awan dengan panik kepada Jasson.
"Belum sadar juga Wan." Jawab Jasson dengan lemas, jujur saja saat melihat Gavin terkapar di jalanan tubuhnya serasa membeku tak tahu apa yang harus di lakukan saat itu juga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Obat Untuk Luka | End
Romance"Ra sakit banget rasanya." Gavin nyaris gila di tinggal Zurra, tubuhnya seperti tidak ke urus rambutnya sangat berantakan, mukanya sembab tak karuan, hidup Gavin benar benar kacau. 🩹🩹🩹 Tentang gadis yan...