7. Permintaan maaf

57 7 0
                                    

Selamat datang kembali!

selamat membaca kembali,makasih udah jadi readers ouk sehat sehat semua!!

🩹🩹🩹


Gavin membawa Zurra kebelakang sekolah dan mulai menatap mata hazel milik Zurra.

"Maafin gue, gue gaada niat buat nyakitin lo sama sekali, maaf, yang semalem itu Alin adek sepupu gue," ucap Gavin dengan suara bergetar, Zurra terus menatap mata hitam legam milik Gavin dalam dia tidak menemukan kebohongan disana.

"Kenapa ga ngabarin gue?" Zurra menatap Gavin lebih dalam lagi.

"Hp gue ketinggalan semalem, jadi ga bisa ngabarin lo, semalem adek sepupu gue minta buru buru." Gavin berusaha membuat Zurra yakin kepada dirinya tapi Gavin sadar siapa orang yang di hadapan nya sekarang, pacarnya tak semudah itu percaya kepada orang sekali pun pacarnya sendiri.

"Oke gue percaya, tapi kalo sekali lagi gue liat lo kaya tadi malem, gue gatau harus apa kak rasa percaya gue ke orang sekarang bener bener tipis."

"Makasih udah kasih kesempatan gue buat ngejelasin," Gavin kini merasa lega ternyata dirinya mampu mengembalikan kepercayaan pacarnya.

"Gapapa kak gue percaya lo ga bakal nyakitin gue," ucap Zurra dengan tenang, Zurra juga tidak mau egois, jika dirinya egois perpisahan adalah pemenang nya, tak lama Gavin menarik Zurra kedalam pelukannya.

"Jangan pergi, gue gamau lo pergi." Kini Zurra hanya bisa diam merasakan pelukan hangat dari Gavin, Zurra pun menginginkan hal yang sama.

"Gue ga akan pergi kak, " Zurra kembali memeluk tubuh Gavin erat, dan tangan Gavin mengusap rambut pendek milik Zurra.

"Kak," Gavin melepaskan pelukannya dan kembali menatap matanya.

"Iya cill?"

"Makasih banyak ya."

"Buat?" tanya Gavin bingung.

"Buat semuanya, lo udah perduli sama gue, lo udah sayang sama gue terus lo ga pernah jahat sama gue, jangan pernah pergi selangkah dari gue kak gue takut lo pergi," Gavin terdiam, lalu Gavin menerbitkan senyum manis nya.

"Makasih juga sayang,"

"Tetep bersinar ya kalo lo redup gue benci diri gue sendiri."

"Iya kak lo juga tetep jadi cahaya gue ya," balas Zurra dengan seulas senyum yang lebar, Gavin tahu bagaimana cara meluluhkan hatinya.

🩹🩹🩹

Tidak ada pelajaran pertama sekarang, karena gurunya sedang sakit, ini adalah kabar gembira untuk siswa.

Anya menghampiri Zurra dan Rania yang duduk bersebelahan, mumpung sedang ada jamkos Anya tidak mau waktu jamkos sia sia tanpa gibah dengan dua temannya.

"Eh Reyhan kemana dah," tanya Anya kepada Zurra, dirinya baru sadar bahwa tidak ada Reyhan.

"Gatau dah kemana telat kali, tanya aja noh dua temennya, Reyhan kan kocak kalo ada pelajaran yang dia kaga suka dia sengaja dateng telat serasa sekolah dia yang punya." Jawab Rania dengan heboh.

"Ogah males amat ntar di kira gue demen lagi, lagi ya emang dia pikir nih gedung bapak nya kali yang buat."

Tiba tiba Reyhan datang drngan menggebrak meja, sudah jadi kebiasaan Reyhan saat datang.

"Allahumma lakasumtu," latah Rania.

"ASTAGFIRULLAH REYHAN LO TUH YA KEBIASAAN BANGET SETAN! SALAM BEGO SALAM ASSALAMUALAIKUM KEK," cerca Zurra yang kesal karena dirinya selalu di buat kaget, Anya sudah tidak kaget lagi, dirinya sudah kebal dengan datangnya Reyhan secara tiba-tiba.

Obat Untuk Luka | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang