21. Last day.

76 3 0
                                    

***

Pov di kelas Zurra

Di kelas hanya tersisa Anya, Rania, Reyhan Raja dan Zidan mereka belum mau pulang dan ingin menjenguk Zurra mereka sudah pulang sejak jam sebelas tadi, karena guru ada rapat untuk ujian dan kelulusan kelas akhir.

"Kita jenguk Zurra sekarang aja ya? Gue udah kangen banget sama Zurra." Ucap Anya memecahkan keheningan.

"Emang Zurra sakit apasih Rey kok tiba tiba banget?" Tanya Rania penasaran, "lagi dia keliatan sehat sehat aja selama ini." Tambahnya.

"Yang keliatan sehat sehat aja belum tentu dalem nya sehat, mungkin aja emang ada yang dia tutupin, orang yang banyak masalah biasanya selalu pinter nutupin rasa sakit nya, lagian lo kan berdua sahabat nya masa gaada yang merhatiin Zurra?" Ucapan Raja yang terakhir bikin menusuk hati, Anya dan Rania merasa bersalah karena tidak pernah memperhatikan Zurra, yang ada malah Zurra yang memperhatikan mereka.

"Tau lo berdua parah banget, emang lo berdua ga pernah nanyain Zurra kenapa gitu? Mungkin aja lo berdua lupa kalo hari ini ulang tahunnya Zurra." Kini giliran Zidan yang menanya kepada mereka berdua, yang di tanya hanya diam kaku tidak bisa menjawab.

"Udah udah yang ada berantem ntar lo pada, sekarang jadi ga kita berangkat?" Lerai Reyhan dan mengalihkan topik, mereka menangguk setuju.

"Yaudah ayo jalan." Mereka beranjak bangun dari duduk nya lalu segera berjalan menuju parkiran.

Tak lama mereka sampai di rumah sakit dan segera berlari kecil ke ruangan Azzurra, mereka sangat terkejut saat sampai di sana melihat bunda dan abang Zurra sedang terduduk lemas ternyata ada Awan juga di sana yang terlihat pucat.

Mereka yang baru sampai jelas bingung dengan kondisi ini, mau bertanya juga tidak enak akhir nya mereka memutuskan untuk ikut menunggu juga.

Tiba tiba terdengar suara pintu terbuka, Andra sontak langsung berdiri dan menghampiri Nicho temannya yang menangani Azzurra.

"Azzurra udah tenang, Ndra." Mereka yang mendengar itu mendadak menjadi lemas dan tidak percaya, Anya pun menangis sejadi jadinya diri nya tidak percaya bahwa ini akan terjadi.

"CHO LO GA BECUS BANGET SIH JADI DOKTER! SUMPAH YA LO TUH ARGHHH LO BOHONG KAN????!!!" Andra sangat terlihat prustasi dengan cepat dia menarik kerah jazz Nicho lalu menonjok tembok dengan kuat hingga tangannya mengeluarkan darah.

"Kak tenang dulu kak tenang, udah jalannya kak udah ya kak udah jangan salahin Nicho." Ucap Adinda sambil mengusap tangan Andra yang berdarah, Andra pun langsung memeluk bunda nya tak lama Andra pun berlari ke dalam kamar tersebut dan berlari untuk menemui Azzurra.

"Sayang, kakak ga nyangka kamu pergi ninggalin kaka duluan, kaka gatau nanti kedepannya gimana, kenapa Ra? Kenapa Zurra gamau dengerin kata kaka?" Ucapannya terpotong karena dirinya tidak sanggup untuk berbicara, rasanya sangat sakit jika di lanjutkan.

"Terus Gavin gimana Ra? Kaka harus ngomong apa sama dia Ra? Zurra tega ninggalin Gavin? Zurra tega ninggalin kaka? Ra, sakit banget rasanya Ra di tinggalin kamu pergi kaya gini, kalo sakit bilang Ra jangan ditahan, harus nya tadi kaka ga izinin Zurra pergi." Adinda yang baru masuk pun sangat lemas melihat putri nya kaku dan mulai membiru seluruh badannya.

"Kak, Zurra udah ga sakit lagi sekarang dia udah sembuh dia udah ga perlu minum obat lagi sekarang ginjal nya udah sepenuhnya sembuh, Zurra udah ga perlu berobat lagi kak." Ucap Adinda lembut seraya mengelus punggung Andra dengan penuh kasih sayang.

Obat Untuk Luka | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang