9. Cewek centil

57 4 0
                                    

Hayii selamat datang kembali.

selamat membaca

yu tudep yu.

🩹🩹🩹


"Hai kak," sapa Nana, Gavin hanya diam dan mengangguk lalu memandangi wajah Zurra.

"ADUHHH ADUHHH AWAN GUE MAU CAPER DONG KE LO," sindir Anya dia memang sudah paham kalau ada cewek centil seperti Nana, Nana tidak berasa bahwa sindiran itu buat dirinya.

"Sorry gue ilfil sama cewe caper," balas Awan akhirnya Awan bisa di ajak kerja sama untuk kali ini.

"Kak Awan ya, salken kak Syahnaz panggil aja Nana nanti juga nengok di panggil sayang juga boleh." Awan segera bangkit dari duduknya, "mau kemana lo?" tanya Gavin.

"Sumpek di kantin udah kebanyakan orang, apalagi ada orang caper mending ngikut Kevin sama Jason ae," jawab Awan dan menekan kata caper lalu meninggalkan kantin.

"Kan bener tobat sehari doang, ga sehari si berapa menit doang tepatnya," sindir Rania "Bodo amat, liat aje balik gue cipok lo," balas Awan dari jauh.

"Rabies di cipok lo Wan." Sahut Rania.

"Kak gue Rania sama Anya kekelas duluan ya udah mau bell, nanti kalo ada apa apa chat gue aja," Zurra segera menarik tangan Rania dan Anya, dia tidak peduli dengan Syahnaz di sana belum sempat Gavin membalas omongan Zurra sudah di tinggal duluan.

"Ra apaan dah," Anya mulai bersuara dan berhenti di dekat pintu kantin.

"Stt udah diem gue mau liat Gavin ngadepin Nana pas gaada gue."

"Kak lo kenapa cakep banget si gue kan jadi suka sama lo," perlahan Nana mengelus punggung Gavin dan duduk di sampingnya, Gavin hanya mengangkat bahu, dia sibuk dengan makanannya.

"Na udah ayo balik ke kelas, asli ya lo anak baru jangan buat masalah Na." Zella selaku teman Nana pun yang sedikit muak memaksa Nana untuk kembali ke kelas, namun apa daya Nana tidak mau mendengar kan ucapan nya.

"Pasti tu cewe bukan pacar lo kan kak, ya jelas si soalnya lo cakep ga mungkin sama si nenek lampir," oceh Nana tanpa henti, Zurra menahan Rania agar tidak menghampiri mereka, sebenarnya Zurra sangat kesal sangat.

"Bisa diem ga lo? mending lo pergi deh," usir Gavin.

"Yae-" belum sempat melanjutkan omongan nya Gavin menggebrak meja dengan kencang.

"gue bilang pergi pergi, gue ga suka sama lo malah gue ilfil lo tau gak?!! Lo itu orang baru yang aneh tiba tiba bilang suka sama gue, ga waras lo." jawabnya degan suara yang sedikit meninggi cuma karena wanita di depannya ini.

"Kak.." Nana menunduk, Zurra yang melihat itu melebarkan matanya sempurna.

"Basi lo nangis, inget ya gue paling ga suka cewe cengeng selain cewe gue, satu lagi! Jangan pernah lo sentuh gue kaya tadi, geli." Gavin segera meninggalkan kantin, Zurra dan kawan kawan langsung pergi ke kelas, kini Nana menjadi sorotan siswa di kantin, banyak yang melontarkan kata kata tak enak, Nana hanya meremas roknya kuat.

"Tuh kan, lo batu si di bilangin juga, udah ayo ke kelas." Zella pun menarik tangan Syahnnaz untuk ke kelas Syahnnz pun hanya diam dan menangis.

"Ngapain ya gue nangis, liat aja gue bakal bales dendam." Ucap Syahnnaz samar samar.

🩹🩹🩹

"Oke anak anak buka buku halaman 97-98 di baca saja soalnya di jadikan pr saja, ibu ada rapat sebentar, ingat jangan berisik, ibu pamit assalamu'alaikum." Jelas guru bahasa Inggris, lalu pergi meninggalkan kelas Zurra.

Obat Untuk Luka | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang