3. Ibu

99 11 0
                                    

🩹🩹🩹

Mereka pun sudah sampai di tempat bubur langganan mereka hingga abang nya hafal dengan pesanan mereka.

"Bang dua, kaya biasa ya lengkap semua nya."

"Woke mas siap, mohon di tunggu nggeh."

Akhirnya mereka duduk dan menunggu pesanan datang, Gavin sangat gemas melihat Zurra rasanya ingin dia makan bulat bulat.

"Lo kenapasi jadi manusia gemes banget pengen banget di ngap rasanya." Gavin pun menangkup pipi Zurra lalu sedikit di tekan membuat Zurra kesakitan dan merah tangan Zurra segera melepaskan tangan Gavin dari pipi nya.

"Kakk sakit loh anjir." Gavin pun melepaskan tangkupan nya dan tertawa puas saat melihat pipi Zurra memerah karena dirinya.

"Ketawa lagi, dasar manusia aneh gue gigit ya!!" Ancam Zurra dengan muka galak, namun Gavin malah tambah gemas.

Akhir nya yang mereka tunggu pun datang lalu mereka segera santap bubur Ayam itu.

"Makan yang banyak biar ga sakit, kalo lo sakit nanti gue sedih." Zurra mengangguk mengiyakan dia sedang menikmati bubur favoritnya itu.

Setelah 30 menit mereka pun selesai makan, mereka lama karena kebanyakan ngobrol.

"Oh iya kak, ini kotak bekel nya udah gue cuci tadi di sekolah pas selesai istirahat."

"Ga usah buat lo aja kata mamah, udah bawa pulang aja."

"Yaudah makasih banyak ya kak, bilang makasih ke Mamah juga, gue pulang naik ojek aja ya?? Lo nanti malah bulak balik."

"Ngga Zurra, lo harus sama gue pulang nya ga peduli gue bulak balik juga." Jika Gavin sudah memanggil namanya berarti dia sedang serius, Zurra hanya bisa pasrah percuma kalau melawan pacarnya karena dia keras kepala.

***

"Gue langsung balik ya cill, nanti sampe rumah langsung gue kabarin lo, oke pretty?" Ucap Gavin sambil mengelus rambut Zurra.

"Iya kak hati hati jangan ngebut ngebut."

"Siap bos." Gavin tersenyum dan mulai menyalakan motornya.

"Langsung kabarin ya kak nanti."

"Iyaaa cill iya." Jawab Gavin.

"Jangan capek capek ya kak, biar lo selalu bisa jadi Batman hahaha." Ucap Zurra di susuli tawa dari keduanya

"Gue setiap ngeliat lo rasa capek ilang cill."

"Gombal bang?"

"Engga neng lagi ngerayu hahaha, yaudah gue balik ya, bye bocil premium." Zurra sempat tertawa karena kata kata bocil premium, tak lama Gavin melajukan motornya.

Zurra melihat Gavin pergi di telan jarak dan Zurra segera masuk kedalam karena langit sudah mulai gelap.

Saat memasuki ruang tengah seseorang meneriaki dirinya.

"Sialan." Batin nya.

"Kenapa manggil? Maaf Zurra gaada waktu buat debatin hal itu lagi, karena sampai kapanpun papah gak akan pernah percaya sama Zurra, sekalipun Zurra mati.." Jawab nya lirih.

"Ya! Memang saya tidak akan pernah percaya kepada kamu sampai kapanpun."

"Ya udah kan? Apalagi yang mau papah omongin lagi sekarang? Suruh Zurra jujur lagi? Ga akan Zurra ga akan pernah bisa jujur lagi pun pelakunya itu bukan Zurra." Nada bicara Zurra sedikit meninggi dan berhasil membuat Aldo marah.

Obat Untuk Luka | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang