14

6.7K 605 4
                                    

Di perjalanan menuju asrama, renjun benar benar sudah tak kuat dengan rasa dingin yang menusuk nusuk tubuhnya, sudah tak terhitung berapa kali ia bersin karena alerginya itu, hidungnya sudah mampet dan memerah, suhu tubuhnya semakin naik, kepalanya semakin pening, matanya semakin berat dan akhirnya ia ambruk dibahu jeno.
-

-

-
Sesampainya di depan asrama, jeno tak tahu apakah renjun pingsan atau hanya sekedar tidur, ia tak peduli pada hal itu sekarang, yang terpenting ia bisa cepat membawa renjun turun dari bus dan menghangatkan tubuh kekasihnya ini. Jeno menggendong renjun sampai ke kamarnya.

"Kuncii mana kuncii ??"

Panik jeno sambil merogoh saku miliknya dengan renjun yang masih nemplok dipunggungnya dan...

"Brrkk"

Jeno menurunkan renjun di sofa kamarnya, ia mengambil handuk dan melingkarkannya di pinggang renjun, ia melucuti pakaian di tubuh kekasihnya itu satu persatu, kemudian mengambil air hangat dari shower dan mengelap tubuh renjun.

Setelah itu, jeno kemudian mencari pakaian dan hoddie miliknya untuk dipakaikan pada renjun, ukurannya sudah jelas beda, semuanya sangat oversize di tubuh mungil kekasihnya itu, jeno tak peduli, yang terpenting sekarang adalah tubuh renjun harus menghangat.
-

-
Setelah selesai mengganti baju sang kekasih, jeno kemudian menggendong renjun kembali dan meletakkan nya dikasur, menyelimuti seluruh tubuh renjun hingga hanya menyisakan kepalanya saja.

"Ren.. maafin gue, maafin gue yang bener bener gak berguna ini"

Ucap jeno yang menjatuhkan air matanya kembali dengan sisa panik yang masih menguasai dirinya sambil terus membenahi posisi renjun yang masih memejamkan matanya itu. Jeno kemudian menempelkan tangannya di dahi renjun..

"Sial !!"

Jeno makin benci pada dirinya sendiri, suhu tubuh renjun benar benar sepanas ini saat ini, ia mencoba menenangkan diri dan mengompres demam yang sudah menyebar keseluruh tubuh renjun.

"Gue harus telepon dokter, ini gak bisa kalo cuman di kompres"

Ucap jeno dengan air matanya yang sedikit bercucuran.

"Tuuutt...tuttt..tut..."

Panggilan sedang menunggu untuk tersambung..

"Hallo dengan Rumah Sakit ****** ada yang bisa kami bantu?"

"Iya dok saya di *****................."
-

-

-
Telepon sudah ditutup, jeno kini tengah menunggu kedatangan sang dokter, Ia terus memandangi sang kekasih dengan perasaan bersalahnya selama beberapa saat.

"Gue mandi dulu ya ren, sabar, bentar lagi lu sembuh"

Kemudian ia mengecup pucuk kepala renjun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
-

-

-

-
Jeno sudah selesai mandi, ia tengah mengusak ngusak rambutnya dengan handuk tiba tiba...

"Tok...tok..tok"

"Sebentar"

Teriak jeno yang kemudian menyimpan handuknya dan membukakan pintu untuk orang yang barusan mengetuk pintunya.

"Dengan lee jeno?"

Tanya sang dokter

"Iya saya sendiri, ini dokter dari Rumah Sakit *****?"

My Pretty Boy || NOREN 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang