MLWG ~ 29

51 7 1
                                    

Old Story

~~~~

DORRR ...

Sekujur tubuh Alya melemas. Matanya memanas saat melihat bercak darah pada jaket Nadza. Bercak darah itu semakin terpampang jelas kala peluru makin dalam bersarang pada tubuhnya. Aliran merah keluar deras sampai menetes ke tanah.

Alya berusaha melepaskan diri dari Kennand. Ia gunakan tangannya untuk menyikut perut Kennand. Lalu melepaskan diri dari kungkungannya dan berlari menghampiri Nadza.

Nadza tak kuasa menopang tubuhnya. Rasa nyeri dan darah yang terus mengalir membuat tubuhnya semakin lemas. Akhirnya dia menjatuhkan diri ke tanah dengan tangan memegangi luka dari balik jaketnya.

Alya duduk bersimpuh di sebelah Nadza. Membawa kepala Nadza untuk menjadikan pahanya sebagai bantalan. Alya mengambil sebelah tangannya yang dingin dan menggenggamnya erat, " Nadd ... " lirihnya memandangi kondisi tubuh Nadza. Tak terasa sebulir air mata jatuh dari sudut matanya. Alya sudah tidak kuat membendungnya.

Nadza balik menggengam tangan Alya tak kalah kuatnya. Dia tersenyum sembari menganggukan kepala. " demi kebaikan lo, Ay " Nadza meyakinkan, dengan seulas senyuman di bibir. Senyuman itu membuat air mata Alya semakin deras mengalir.

Keduanya mendongak melihat bayangan seseorang yang menghalangi mereka. Sang pemilik bayangan menatap ketiga orang disana dengan penuh tanda tanya.

Dia hanya bisa bungkam melihat kondisi perempuan di depannya. Tak lekas mendapatkan jawaban dari ketiganya, dia pun berjongkok di sebelah Nadza. Menggendong tubuhnya secara perhalan.

Kedua tangannya bergetar saat melihat darah yang terus keluar dari luka peluru di tubuh Nadza. Jujur saja dia sangat lemah ketika melihat perempuan dalam gendongannya ini terluka.

" Reyfal " panggil Nadza pelan

" diem Nad, jangan banyak gerak " titahnya dengan ekspresi dingin

Baru saja selangkah Reyfal berjalan, Nadza memintanya untuk berhenti. " stop, Rey " suruh Nadza.

Dari balik tubuh Reyfal, Nadza mengubah sedikit posisi kepalanya agar bisa melihat Kennand. Walau hanya bayangannya saja yang bisa tertangkap oleh mata sayunya. " Ken, lo denger gue kan ? " tanya Nadza dengan sedikit berteriak

" gue denger, Dza " sahutnya agak bergetar.

Tanpa membalikkan tubuhnya Reyfal tetap menggendong Nadza dan terus memandang ke arah wajahnya. Wajah Nadza semakin memucat, bibirnya pun sudah berubah warna menjadi biru.

Perlahan dirinya memberikan kode lewat rengkuhan agar Nadza segera berbicara pada Kennand.

Peka dengan keadaan Nadza mengeluarkan suaranya, " cepet bawa dia pergi dari sini "

Namun tak ada balasan dari Kennand.

Nadza tau apa yang sedang ada dalam pikiran Kennand, dia haru bisa meyakinkannya, " inget Ken, lo nggak salah " katanya parau

" gue ikhlas bantuin lo. Demi Alya "

Melihat kondisi Nadza yang semakin memburuk. Reyfal bergegas lari tanpa memikirkan hal lain disekitarnya. Reyfal segera meminta Galang untuk menelfon ambulans. Namun Nadza menolaknya. Ia menyarankan untuk memesan taksi online saja.

Dirinya tau apa yang akan terjadi nanti jika dia dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Dia tidak mau membuat keadaan ini semakin rumit.

Sambil menunggu ambulans tiba. Reyfal terus mengusap rambut Nadza penuh rasa khawatir. Dekapannya tak pernah ia lepas dari tubuh kekasihnya. " kenapa bisa kayak gini sih, Nad " sesal Reyfal.

My Love With Gangster { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang