"Kamu kenapa pakai acara resign segala? Bikin repot saya aja." Jaehyun menggerutu begitu duduk di salah satu private lounge Bank Central Indonesia alias BCI bersama Wendy.
Wendy, banking officer BCI yang bersama Jaehyun tertawa pelan. "Cewek kalau sudah nikah ya kalau bisa ikut suami, Pak." Katanya sambil menuangkan Evian ke gelas sebelum menyodorkannya pada Jaehyun.
"Bonus tahunan dari saya masih kurang? Kamu pengin apa, bilang. Gucci? Liburan? Tiffany's? Saya kasih, asal kamu nggak jadi resign dan tetap ngurus dana saya di sini."
Wendy menggeleng. "Suami saya udah terlalu lama saya janjiin kalau saya bakalan segera nyusul dia, Pak. Lagian, bonus dari bapak buat saya udah banyak banget."
"Kalau gitu, saya tarik aja dana saya dari sini?"
"Aih, nggak perlu. Bapak bakalan dapat pengganti yang nggak kalah canggih dibanding saya."
"Serius? Saya nggak mau dana yang saya taruh di sini cuman tidur dan nggak berkembang kalau pengganti kamu nggak becus ngelolanya."
Terlahir dari keluarga old money, Jaehyun memang paling anti jika aset maupun simpanan yang dia miliki tidak bisa berkembang karena tidak ditangani dengan baik. Jajaran konsultan keuangan yang dimiliki perusahaannya adalah yang terbaik di seluruh negeri, tak heran langkah bisnis yang diambilnya jarang sekali gagal. Dia juga ingin melakukan hal sama untuk aset pribadinya. Alasan dia cukup betah menjadi nasabah private BCI adalah karena pelayanan yang diberikan Wendy sebagai dedicated relationship manager alias RM.
"Justru itu, Pak. Banking officer yang akan menggantikan saya tuh salah satu investment analyst terbaik yang dimiliki BCI. Saya sering diskusi dulu sama dia sebelum menawarkan opsi investasi sama bapak. Bapak bisa lihat sendiri kan hasilnya selama ini?"
Jaehyun menatap Wendy skeptis. "Kamu nggak sedang bohong kan, biar saya nggak narik dana dari sini?"
"Bapak ini suudzon aja bawaannya. Ya enggak lah. Nggak ada gunanya juga saya bohong, cepat atau lambat bapak juga bakalan bisa menilai officer yang ini qualified sesuai ekspektasi bapak atau enggak."
Jaehyun tak membalas, sejauh ini memang Wendy tak pernah berusaha mengambil keuntungan darinya.
"Yakin deh, Pak Jaehyun bisa pegang omongan saya."
"Saya penginnya officer yang sopan dan nggak genit, kayak kamu."
Wendy tertawa mendengarnya. "Makanya itu, Pak. Anaknya baik, nggak macem-macem. Percaya deh. Saya jamin."
"Yaudah. Bisa kita ketemu dia?"
"Oke. Saya panggilkan dulu, sekalian kita bahas pengelolaan aset dan dana bapak bareng-bareng. Pak Jaehyun sedang buru-buru nggak hari ini?"
Jaehyun menggeleng. Wendy tersenyum lalu pamit dan meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu, di ruangan lain di lantai yang sama, dua officer manis sedang sibuk berdiskusi.
"Aku agak heran juga. Tumben lho, Mas Baek, Pak Jungsoo kasih aku nasabah om-om."
Baekhyun tertawa seketika. "Biasanya lu kan dikasihnya nasabah nenek-nenek ya?"
Taeyong, tersenyum geli namun mengangguk. Selama ini Taeyong memang officer yang ditugasi menjadi MR untuk nasabah prioritas, yaitu nasabah yang memiliki dana simpanan senilai satu hingga lima miliar. Dan sebagian besar nasabah prioritas yang ditangani Taeyong pada umumnya memang ibu-ibu atau lelaki tua kaya yang cocok menjadi paman atau bibinya. Bukannya Taeyong mengeluhkan itu, namun hal itu sudah menjadi semacam bahan ledekan di kalangan RM BCI: Lee Taeyong si banking officer spesialis nasabah nenek-nenek dan kakek-kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANKIR (jaeyong)
Fanfiction[shortfic] [office AU] [semibaku] Taeyong adalah private banking officer, dan Jaehyun nasabah prioritas