Bankir 💵 BONUS

1.4K 220 30
                                    

"Aura old money emang beda, ya. Asli. Napas mereka aja udah kecium bau dollar."

Baekhyun bergumam, mengamati sekeliling sambil menyesap pelan gelas berisi anggur putih di tangan. Taeyong dan Wendy hanya geleng-geleng.

"Masih lama di Indonesia, Mbak Wen?" Taeyong bertanya.

"Dua mingguan lagi, mungkin. Mamaku mau ngadain tujuh bulanan di sini. Nanti kan lama nggak balik lagi kalau sehabis lahiran."

"Nggak lahiran di sini saja?" tanya Taeyong lagi.

Wendy menggeleng. "Enggak. Masalahnya aku udah planning mau pindah citizenship juga."

"Loh, nggak main-main ke sini lagi nanti?" tanya Baekhyun.

"Ya nanti kapan-kapan aku pasti juga pulang lah. Tapi aku sudah janji sama Justin, setelah resign ikut dia ke sana seterusnya."

Taeyong mengangguk-angguk. Tangannya lalu terulur dan mengelus perut mantan seniornya yang telah membuncit. Wendy tertawa kecil melihat perlakuan Taeyong, lalu menoleh pada sesosok lelaki jangkung berambut pirang yang tengah ngobrol dengan Park Jungsoo di sudut lain area itu.

Si lelaki melambai dan tersenyum hangat pada Wendy yang seketika merona dan salah tingkah.

"Dih, perut udah bengkak juga masih aja salting malu-malu kambing." Cibir Baekhyun.

"Mas Baek nggak boleh gitu ah!" Tegur Taeyong geli. Yang ditegur seketika cemberut.

"Kalian mah enak. Udah ketemu bucin masing-masing. Udah happy. Udah nggak galau-galau lagi. Nah gue?"

Wendy dan Taeyong seketika saling pandang.

"Belum ketemu aja kali, Baek... sabar." Hibur Wendy.

"Belum ketemu? Mana? Manaaaa? Nggak ada. Gue mah kalau nggak ditinggalin, ya di-ghosting. Gini amat nasib yaelah."

Lagi-lagi Taeyong dan Wendy hanya bisa saling bertukar pandang.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu resort paling mewah di Labuan Bajo. Merayakan resepsi pernikahan Taeyong bersama Jaehyun, sebulan setelah pemberkatan di Chianti.

Rencana awalnya, resepsi akan digelar di Jakarta saja. Namun Jeno justru memberi usulan lain. Dia rasa menggelar acara di Jakarta sudah terlalu mainstream dan membosankan. Begitu pula Bali. Jadi dia mengatakan, tanggung, kenapa tidak sekalian di Labuan Bajo saja?

Jeno raja kecil di kediaman Jung, niatannya pun baik, tentu saja tak perlu susah payah meyakinkan seisi rumah. Taeyong maupun Jaehyun sendiri tak punya keinginan yang rumit selain acara yang berlangsung sukses dan berkesan, menyetujui dan menyerahkan segala urusan detailnya kepada Nyonya besar Jung dan juga Nyonya Lee, mama Taeyong.

Jika acara di Chianti hanya dihadiri keluarga inti, acara di sini mengundang jauh lebih banyak orang disesuaikan kapasitas maksimal resort yang mereka booking secara penuh untuk acara selama dua hari dua malam.

Keluarga besar Jung dan juga Lee. Kolega bisnis juga relasi penting kedua keluarga. Kepala negara, beberapa menteri juga pejabat lain. Diatur dalam beberapa sesi berbeda agar kesan private dan intimate tetap terasa.

"Makanya jangan kebangetan juga pilih-pilihnya, Mas Baek." Timpal Taeyong.

"Pilih-pilih pale lu! Ngaca ya, kalau nggak karena gue yang pantang menyerah kasih pencerahan ke otak eluuuuuu yang bebal itu, mana ada sekarang elu bisa resepsi private dan mewah di sini?!" Cibir Baekhyun jengkel.

Taeyong menghela napas lelah. "Iya deh, iyaaa." Mengalah sajalah sudah. Tak ada gunanya mendebat uke galau dan patah hati semacam ini.

"Sayang, are you okay?"

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang