Bankir 💵 9

4.9K 725 75
                                    

"Mas Baek kenapa dah?"

"Kenapa apanya?"

"Hari-hari ini kelihatan kusut begitu."

Baekhyun mengerucutkan mulut mendengar pertanyaan Taeyong. "Patah hati gue."

Seketika Taeyong beralih dari layar komputernya.

"Apa?! Nggak usah kepo, gue lagi males cerita!" Sentak Baekhyun cemberut.

"Kok bisa sih, Mas? Kalian udah lama pacaran kan? Selama ini juga kelihatan baik-baik aja?"

"Yong, please ya... " Baekhyun makin cemberut. Matanya mulai terlihat berkaca-kaca.

"Mas Baek kalau butuh cerita, sini sama aku aja." Tawar Taeyong.

Baekhyun menggeleng, tak lagi menghadap layar komputernya sendiri, dan sudah terlihat seperti akan menangis. Dan Taeyongpun seketika panik.

"Yong, please... gue nggak mau kalau sampe nangis di kantor... " lirih Baekhyun.

Taeyong lalu melihat ke sekeliling. Untungnya kantor sedang terbilang sepi. Pemuda itu melirik jam di pergelangan tangan.

"Keluar aja yuk, Mas. Cerita-cerita sambil lunch."

Baekhyun menggeleng. "Gue nggak mau cerita... "

"Mas Baek mau," sela Taeyong. "Aku traktir pana cotta strawberry sampe kenyang deh." Rayunya.

Baekhyun melirik juniornya cemberut. Namun akhirnya menurut.

"Kalau aja gue bisa punya anak, Yong... padahal dia dulu selalu bilang, nggak apa-apa nanti kita adopsi aja. Taunya, bulan depan dia malah mau nikah sama cewek. Huweeeee.... "

Taeyong melirik ke sekeliling, untuk melihat apa ada yang memperhatikan meja mereka.

Baekhyun mulai menangis. "Kayak yang sia-sia aja gue habisin waktu, emosi, duit sama dia. Tau gini mendingan gue cari cowok lain, yang nggak bacot, yang mau nerima gue apa adanya dan nggak mempermasalahkan rahim yang gue nggak punya."

Taeyong menyimak dengan hati ikut terasa pedih.

"Padahal... padahal... emak bapaknya dia aja nggak masalahin gue. Dia masih punya abang. Abangnya juga nikah sama cewek. Nggak ada tuntutan buat kasih cucu. Dia bisa aja kawin sama gue. Tapi dasarnya nggak mau miskin aja, bangsat! Lu tahu dia mau nikahin siapa? Cewek, yang mukanya jelek tapi tajir... " Baekhyun sesenggukan.

"Gue udah bilang," lanjutnya, masih sesenggukan. "Tabungan gue bertahun-tahun kerja jadi MR udah lumayan. Kalau kita berdua masih punya kerjaan, dia bisa hedon kok pakai duit gue... "

Taeyong menggeleng. "Duh, Mas. Lakik kalau menjurus mokondo begitu, udahlah nggak perlu ditangisin banget-banget."

"Tapi dia konti-nya emang gedeee Yong. Gue sukaa... "

Taeyong seketika speechless. Cerita seniornya sedih, tapi dia juga jadi tak bisa menahan tawa. Dan sesaat dia jadi teringat...

Taeyong menggeleng. Lalu menoleh, dan tersenyum pada pelayan yang datang membawa lima porsi pana cotta, dan meminta supaya pelayan itu membersihkan meja. Sebelumnya Baekhyun sudah menghabiskan sepuluh porsi, omong-omong. Dan Taeyong hapal, jika sedang sedih, tertekan, atau banyak pikiran, seniornya itu tak akan mau makan. Tapi menjejalkan makanan manis banyak-banyak ke dalam mulutnya.

Taeyong lalu membiarkan Baekhyun melahap puding-puding lembut itu, sementara dirinya melanjutkan menyantap makan siangnya. Sambil sesekali mengawasi Baekhyun yang perlahan mulai lebih tenang.

Baekhyun yang sudah tak sesenggukan, lalu terlihat menyeka air mata di wajah dan kembali memasang ekspresi riang sebelum melambai pada seseorang. Ternyata salah satu rekan MR mereka yang berjarak beberapa meja dari tempat mereka duduk sekarang.

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang