Bankir 💵 23

3.7K 588 44
                                    

"Baby, nggak ada masalah besar yang perlu kamu khawatirkan. Jadi kenapa aku tetap kamu kasih muka cemberut begini?"

"I hate you!" Balas Taeyong. Jaehyun mengerjap seketika.

"But... why?"

"Cari tau sendiri! Bisa mikir kan?!" ketus Taeyong.

Mama Taeyong, yang muncul dari dalam dan terlihat sudah berdandan rapi, berjalan mendekati mereka berdua yang duduk di ruang tamu. Menggeleng tak habis pikir pada ekspresi putra bungsu kesayangannya.

"Kamu ngambek kenapa lagi sama nak Jaehyun?"

Jaehyun hanya bisa tersenyum pasrah pada pertanyaan calon ibu mertuanya.

"Mama mau ke mana?" tanya Taeyong. Mengabaikan pertanyaan Inna.

Sang mama mengenyakkan diri di seberang sofa yang diduduki Taeyong bersama Jaehyun. "Mama dan papa diundang ke acara syukuran anniversary mertuanya Hanbin."

Taeyong yang juga memiliki hubungan cukup baik dengan keluarga dari istri kakaknya, segera memprotes. "Kok aku nggak diajak?"

"Kamu kan masih ada tamu?" Inna mengerling pada Jaehyun.

"Dia udah mau pulang kok," Sahut Taeyong tanpa melihat pada Jaehyun. Meletakkan piring berisi bolu ke meja, lalu bangkit. "Tungguin, Ma. Aku siap-siap dulu... "

"Lho, nak Jaehyun masih di sini itu, Taeyong... "

"Biar, Ma. Pokoknya aku mau ikut kalian."

"Taeyong.... "

Sang papa yang baru saja muncul dari dalam dan terlihat sama rapi seperti istrinya, terdengar menyela.

"Aku kan biasanya juga ikut, Pa?" protes Taeyong.

Namun sang papa menggeleng tak setuju pada sikap kekanakan anak bungsunya. "Di mana sopan santun kamu, masih ada tamu kenapa ngomong seperti itu?" tegurnya.

Jaehyun, diam-diam tersenyum senang karena calon mertuanya terlihat berpihak kepadanya. Taeyong, kembali duduk mengunyah bolu dengan kesal.

"Dia itu memang sudah mau pulang." Gumamnya. Lalu melirik Jaehyun tajam. "Iya, kan?"

Namun dengan polosnya, Jaehyun menggeleng.

"Nah. Itu, orangnya sendiri masih mau di sini," sahut Inna. "Lagian kan malah bagus kalau nak Jaehyun di sini, jadi kamu ada temannya di rumah. Mbak Eunji ikut sama mama."

"Kan masih ada Mbak Sojin, Ma?" Taeyong menanyakan asisten rumah tangga mereka yang satunya. Namun sang mama menggeleng.

"Kamu lupa kalau dia sudah pamit pulang kampung dari semalam? Baru balik Senin malam."

"Aku biasanya juga di rumah sendirian." Gerutu Taeyong.

Inna menatap sang anak, dan Jaehyun berganti-ganti. "Kalian sedang berantem?" celetuknya enteng.

Jaehyun seketika meringis. "Hanya sedikit salah paham, Tante."

"Oh." Inna mengangguk-angguk. "Ya sudah. Bicarakan baik-baik dulu. Sekalian jaga rumah."

"Maaa.... "

Tak menghiraukan protesan sang anak, Inna pun bangkit dari sofa. "Ayo, Pa. Kita berangkat sekarang. Nanti keburu macet di jalan."

Dongwook mengangguk, dan berbasa-basi untuk berpamitan dengan Jaehyun.

Setelah terdengar pintu pagar yang ditutup oleh sopir  keluarga Lee, dan deru mesin mobil yang menjauh, Taeyong bangkit masih dengan wajah cemberut, membawa piring bolunya meninggalkan Jaehyun sendirian di ruang tamu.

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang