Taeyong hanya menurut ketika Gayoung mengajak pergi makan siang bersama setelah pembicaraan itu. Namun selama berada di restoran, dia hanya diam, tak berminat bergabung dalam percakapan yang kebanyakan tak dia pahami, karena berputar di sekitaran masalah keluarga dan anak-anak mereka. Meski Jaehyun maupun Gayoung terus berusaha untuk membuatnya ikut serta dalam perbincangan mereka.
Ketika akhirnya mereka berpisah, Gayoung memeluknya erat seperti sahabat lama.
"Saya tunggu undangan pernikahan kalian ya?"
Taeyong hanya tersenyum tipis. Tak memberi tanggapan apapun.
Ketika Jaehyun bertanya, ke mana setelah ini mereka pergi, Taeyong mengatakan sebaiknya mereka kembali saja ke rumah papanya. Dan Jaehyun menurut.
"Kamu dan Gayoung tadi ngomongin apa saja?" tanya Jaehyun ketika mobilnya tengah terjebak kemacetan yang cukup padat.
"Ngomongin Pak Jaehyun. Apa lagi memangnya?"
Jaehyun tersenyum mendengar balasan ketus Taeyong. "Jadi, bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Mau menikah dengan saya kan?" balas Jaehyun sabar.
Taeyong memutar badan, dan menyandarkan punggung ke pintu. Mengamati sosok yang duduk di belakang kemudi.
"Saya boleh bertanya?"
"Sure. Go on."
"Bapak benar-benar yakin, ingin menikah dengan seseorang yang NGGAK MAU menjadi istri bapak?"
Tidak ada lagi amarah, ataupun kesan jengkel maupun kesal di wajahnya. Taeyong justru terlihat... lelah.
Dan sesaat itu membuat Jaehyun termenung. Lelaki itu lalu balas menatap pemuda cantik di sebelahnya. "Kenapa, Taeyong?"
Taeyong tak segera menjawab. Hanya balas menatap wajah menawan itu lekat-lekat.
"Pak Jaehyun ini sebenarnya ingin menikahi saya, Lee Taeyong, atau bapak inginnya menikahi Lee Taeyong private banking officer bapak di BCI?'
Dahi Jaehyun segera mengerut bingung. "Bukankah itu... sama saja?"
Taeyong menatap Jaehyun dalam. "Pak Jaehyun ingin menikahi yang mana?" kejarnya.
Jaehyun kembali menatap Taeyong, sementara benaknya berusaha mencerna apa yang sebenarnya ingin diungkapkan pemuda cantik di sebelahnya dengan melempar pertanyaan retoris semacam itu. Dan kalimat macam apa yang mungkin ingin didengar Taeyong sebagai jawaban darinya.
"Saya mengenal kamu ketika kamu sedang bertugas sebagai private banking officer yang melayani saya. Namun yang ingin saya nikahi tentu saja keseluruhan yang ada dalam diri kamu. Kamu sebagai officer Lee, dan kamu sebagai... kamu. Lee Taeyong."
Sebelah alis Taeyong terangkat skeptis. "Apa Pak Jaehyun sadar kalau mereka adalah dua sosok yang berbeda?"
Jaehyun tersenyum bingung. "Bisa dijelaskan saja, apa yang sebenarnya ingin kamu katakan pada saya?"
Taeyong memberi Jaehyun tatapan datar.
"It's a common knowledge that... as your private officer, bapak bisa memerintah saya untuk melakukan banyak hal di luar jobdesc resmi kami. Sepanjang tidak melanggar aturan maupun hukum. Itu memang privilege bapak sebagai nasabah prioritas. Namun di luar gedung BCI, saya, BUKAN private officer yang HARUS mengikuti APAPUN keinginan bapak."
"Menikah dengan saya bukan perintah, Taeyong. Itu permintaan." Sahut Jaehyun.
"Begitukah? Tapi sependek pemahaman saya, sebuah permintaan, akan selalu memberi ruang untuk penolakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BANKIR (jaeyong)
Fanfiction[shortfic] [office AU] [semibaku] Taeyong adalah private banking officer, dan Jaehyun nasabah prioritas