Bankir 💵 18

4.6K 690 197
                                    

"Love him?" ulang Jaehyun pelan.

"Yes."

Minho lalu menjelaskan bahwa kemarin bukanlah pertemuan pertama mereka. Dengan jengkel mengatakan tak memahami kenapa Taeyong bersikap seakan sama sekali tidak mengenalnya, padahal mereka telah pernah bertemu bahkan cukup sering mengobrol lewat pesan sebelumnya.

Minho ingin ayahnya berpikir bahwa Taeyong selalu menanggapi dengan manis setiap ajakannya untuk mengobrol. Berharap ceritanya akan mengubah sesuatu.

Hanya saja, kalaupun Jaehyun merasa terkejut dengan pengakuan sang anak, dia bereaksi dengan ketenangan terkendali yang mengesankan, khas pembawaan lelaki dewasa penuh pengalaman yang biasanya selalu dikagumi dan sangat ingin ditiru Minho. Meski kali ini, hal itu justru membuat remaja itu merasa sangat kesal.

"No one can resist his charm, I knew it," Jaehyun mengedikkan bahu. "Tapi, apa boleh daddy tahu apa ada hubungan antara pengakuan tentang perasaan kamu dengan rencana pernikahan daddy?"

Minho melotot tak percaya mendengar jawaban sang ayah. "Daddy MAU tetap menikah dengan seseorang yang juga aku sukai?"

"Bukankah bagus jika kamu menyukai calon pasangan daddy?"

"Dad, I told you, I'm in love with him!" Balas Minho frustrasi.

"So? Where's the problem in that?" balas Jaehyun, masih terlihat sangat tenang.

Minho mengerutkan kening dengan kesal, tak bisa memercayai apa yang dia dengar.

"Jika Taeyong sendiri sudah setuju untuk menikah dengan daddy," Jaehyun terdiam sesaat, benaknya sekilas mengingat kembali segala usaha yang harus dia lalukan untuk bisa mendapatkan satu kata 'ya' dari pemuda cantik itu.

"Tidak ada lagi yang perlu daddy khawatirkan. Termasuk, perasaan lelaki lain kepadanya."

Ucapan itu membuat Minho menatap sang ayah sengit. "Bahkan andai itu aku, anak daddy sendiri?"

Jaehyun balas menatap sang anak dengan kesabaran yang berangsur menipis seperti lembaran kertas, namun berusaha menjaga nada bicaranya tetap terkendali.

"Daddy sungguh tidak paham kenapa kamu bersikap seperti ini. Kamu nggak bisa ya, berpikir sedikit lebih logis, dan dewasa? Apa kamu nggak bisa membiarkan daddy kamu sekali ini saja untuk bahagia? Sementara semenjak kamu lahir sampai sekarang, daddy selalu berusaha memastikan hidup kamu dan Jeno nyaman, selalu bahagia, dan tidak pernah kekurangan apapun."

Kalimat menusuk yang jarang sekali, hampir tak pernah diucapkan Jaehyun kepada anak-anaknya, membuat Minho seketika terdiam. Namun tak lama, remaja itu kembali terlihat tak puas dengan perkataan sang ayah.

"Kalau daddy memang memikirkan kebahagiaanku, daddy nggak akan bercerai dengan mom."

Jaehyun menarik napas dalam, berusaha makin keras untuk menahan emosinya agar tak meledak seketika itu juga.

"Kita sudah terlalu sering membahas tentang hal itu. And the case, has been closed. Dan setelah daddy dan mommy kamu bercerai, sepanjang ingatan daddy tidak pernah ada masalah serius yang terjadi. Selain, KAMU, yang tidak kunjung mau menerima kenyataan bahwa kami memang sudah berpisah. Secara. Baik. Baik."

"I'm totally unhappy with that."

"Unhappy, tapi daddy lihat sampai sekarang hidup kamu baik-baik saja."

Minho kembali terdiam.

"Kamu belum menjawab pertanyaan daddy. Apa hubungan pengakuan kamu dengan rencana pernikahan daddy dengan Taeyong?"

Minho masih tak menjawab.

"Jika kamu berpikir, pengakuan kamu akan membuat daddy mundur, atau membatalkan rencana ini, kamu salah."

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang