Bankir 💵 BONUS#2

991 151 17
                                    

"Byun Baekhyun."

"Park Chanyeol."

'Shit? Ini beneran? Serius? Nggak boong?'

Seperti apa wajah Baekhyun sekarang? Pucat pasi tentu saja.

'Hidup gue kenapa lawak banget dah?'

Tapi, ini benar-benar nyata, bukan lagi halusinasinya semata. Ini memang dia. Lelaki yang selama ini dia cari-cari, yang malam itu dia gerayangi di club malam, dan akhirnya dia seret ke hotel untuk memuaskan nafsunya.

Sementara lelaki itu, Park Chanyeol ternyata namanya, hanya memberinya seulas senyum tipis ketika mereka berjabat tangan. Sesaat, lelaki itu sempat menatapnya bingung. Namun setelahnya, tak memberi atensi apapun padanya dan kembali asik berbincang dengan Jeno.

Yah.

Mereka memang tak saling mengenal kan?
Baekhyun saja yang tolol karena terbawa perasaan dan terus-terusan memikirkan lelaki yang bahkan namanya saja dia tidak tahu.

"Lho, kak, mau ke mana?"

"Ke kamar dulu. Tolong bilangin kalau Taeyong nyariin."

"Bentar deh," sela Jeno. "Kakak sakit? Pucat begini. Perlu aku panggilin dokter?" tanya si sulung Jung dengan raut khawatir yang sangat kentara.

Baekhyun seketika ingin menangis. Kapan terakhir kali ada lelaki yang sebegini perhatian kepadanya?

Ah, jadi jomblo memang menyedihkan. Sedikit dapat perhatian dari anak remaja tanggung saja sudah membuatnya baperan. Padahal, Jeno itu memang anak lelaki yang terdidik sangat baik. Dia pasti hanya sedang bersikap sopan.

"It's oke. Kakak cuma capek aja, mau istirahat. Bye, Jeno."

Baekhyun langsung berbalik dan pergi. Bahkan tak sekalipun melirik kepada Park Chanyeol.



***************




Ketika terdengar ketukan di pintu, Baekhyun sebenarnya merasa sangat malas untuk membukanya. Dia sedang asik duduk bergelung dalam selimut di sofa yang ada di balkon kamar. Menatap laut malam yang gelap, meresapi embusan angin laut yang membawa hawa dingin.

"Jeno bilang, Mas Baek sakit ya?"

Ternyata itu Taeyong. Baekhyun menggeleng, lalu mundur dan memberi jalan masuk kepada juniornya. Dia sendiri lalu berbaring meringkuk di atas ranjang.

"Aku beneran minta maaf deh, baru ngelihat ke sini sekarang."

"Alah kenapa sih, Yong, nggak apa-apa gue mah."

Taeyong pun mendekat, lalu meraba kening Baekhyun. "Agak hangat. Mas Baek demam kayaknya."

"Cuma kecapean." Elak Baekhyun.

"Perasaan tadi sore nggak kenapa-kenapa."

"Ya angin lautnya kan kenceng. Mana badan gue udah rada jompo begini. Dari Jakarta ke sini kan jauuuh. Gimana sih?"

"Yaudah... Mas Baek udah makan malam?"

Yang ditanya menggeleng.

"Makan. Biar dianter ke sini."

"Nggak usah. Nggak napsu gue."

"Dih. Tambah sakit tar kalau nggak mau makan. Aku suapin deh." Bujuk Taeyong.

Biar bagaimana, Baekhyun datang ke mari karena undangannya, dan lelaki ini datang sendirian. Jadi Taeyong merasa dirinya harus bertanggung jawab dan mengurus temannya ini dengan baik..

"Nggak perlu. Malam kan elu masih ada acara sama orang-orang. Laki lu heboh nyariin tar."

"Telat dikit nggak apa-apa. Nanti aku bilang sama Mas Jaehyun. Yang penting Mas Baek harus makan dulu, terus minum obat."

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang