Bankir 💵 19

4.4K 696 104
                                    

"Pak Jaehyun bohong sama saya kan?" Taeyong berkata pelan setelah lelaki itu menutup telepon dan meletakkan ponsel ke meja.

"Bohong tentang apa?" Jaehyun segera berubah waspada.

"Tentang keluarga Pak Jaehyun, bahwa bapak sudah memikirkan tentang mereka ketika mengajak saya untuk menikah."

Kening Jaehyun seketika berkerut, mencoba mengingat kapan dia pernah mengatakan hal itu.

"Apa Pak Jaehyun sudah memikirkan bahwa masalahnya akan jadi seperti ini?"

Sial. Dia akhirnya ingat memang pernah mengatakannya.

Itu sudah cukup lama, dan Taeyong ternyata masih mengingatnya. Lain kali, sepertinya dia harus selalu mempertimbangkan ingatan tajam tunangannya ketika akan mengatakan tentang apapun.

"Mereka memang sudah tahu aku berencana menikah lagi." Kata Jaehyun akhirnya. "Dan aku berani bersumpah, bahkan Minho nggak terlihat terlalu keberatan setiap kali aku membahas itu. Sampai kemudian, kalian bertemu."

Taeyong menatap Jaehyun dengan kening berkerut. Menggeleng. "Inilah yang sedari awal nggak pengin saya hadapi."

"Taeyong... "

"Saya sudah bilang, Pak Jaehyun yang menginginkan semua ini, jadi bapak yang harus mengatasi dan membereskannya."

Jaehyun mengangguk. Balas menatap Taeyong khawatir "Tapi, kamu nggak berpikir untuk berubah pikiran kan?"

Sikap diam Taeyong tak membantu menenangkan keresahan yang mendadak menyerang Jaehyun.

Pemuda cantik itu mendesah lelah. "Bapak bicara dulu deh sama Mbak Gayoung. Tanya baik-baik dia maunya apa... "

"Dia nggak punya hak apa-apa lagi untuk menuntut..."

"Atas nama Minho." Sela Taeyong tajam.

"Kamu nggak percaya aku bisa mengatasi ini?"

"Belum. Sampai saya bisa melihat sendiri bahwa kekacauan ini sudah bisa bapak bereskan."

"Kamu... mau ikut bicara dengan Gayoung?" tawar Jaehyun.

Namun Taeyong menggeleng. "Untuk apa? Kita belum menikah, dan saya belum jadi bagian keluarga. Saya nggak berhak ikut campur dalam urusan keluarga Pak Jaehyun."

Taeyong jelas sekali terlihat kesal, dan itu membuat Jaehyun jadi risau. Jalan pikiran pemuda itu sering tak bisa dia tebak. Bagaimana jika dia berubah pikiran dan membatalkan rencana mereka?

"Saya harus kembali ke kantor, masih ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." Kata Taeyong kemudian. Jaehyun tak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Dia lalu mengantar pemuda cantik itu ke area parkir VVIP menggunakan lift pribadi. Jaehyun mengatakan akan mengantar kembali ke kantor BCI, namun Taeyong menolak karena dia tadi sudah mendengar bahwa Gayoung sedang menunggu lelaki itu untuk bicara. Jaehyun mengatakan bahwa Gayoung bisa menunggu, tapi Taeyong tetap menolak. Jaehyun akhirnya mengatakan bahwa sopirnya yang akan mengantar Taeyong. Pemuda cantik itu hanya mengangguk.

"Taeyong... "

Jaehyun terlihat ragu dan tak pasti ketika mereka telah berdiri di sisi sedan hitam lelaki itu. Taeyong menoleh dan menatapnya dengan ekspresi bertanya, karena Jaehyun tak melanjutkan perkataannya.

"Aku nggak membohongi kamu. Cara yang dulu kugunakan memang salah, tapi please... percayalah dengan apa yang kurasakan kepadamu."

Taeyong tak tahu apakah Jaehyun pernah menunjukkan sisi dirinya yang ini kepada siapapun; rapuh, memiliki kekhawatiran, kehilangan kepercayaan diri khas lelaki berkuasa yang biasanya terkesan angkuh. Lelaki ini kini terlihat seperti manusia lain pada umumnya. Dan itu secara aneh justru membuat perasaan Taeyong jadi menguat ke taraf dirinya sendiri tak akan bisa memercayainya.

BANKIR (jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang