"Naeun-yaa mari kita sarapan"
Ajak Sehun sambil mengecup dahi putri semata wayangnya. Naeunpun tersenyum lebar sambil berlari mengejar appanya yang sudah pergi deluan menuju dapur."Appa.."
"Hm, ada apa?"
"Em, apa Eomma dan Chanyeol ahjussi akan menikah?" Tanya Naeun dengan raut wajah yang serius. Sehun yang mendengar itu pun langsung tersedak, pasalnya pertanyaan anaknya membuat Sehun sangat terkejut.
"Benarkah? Apa eomma yang mengatakannya padamu sayang?" Tanya Sehun berusaha semaksimal mungkin mengontrol ekpresinya
"Kemarin, Naeun tidak sengaja mendengar percakapan antara Wendy imo dan Eomma di telepon"
Sehun pun hanya tersenyum tipis mendengar putrinya tersebut, dia bingung harus menjawab apa.
"Baiklah, sekarang Naeun habiskan terlebih dahulu sarapanmu, karena hari ini appa dan eoma akan mengantar Naeun ke sekolah" Ujar Sehun mengalihkan topik pembahasan
"Benarkah? Horeee, eomma dan appa mengantarkanku ke sekolah. Naeun sangat senang appa" Saut Naeun dengan mata berbinarDi sisi lain, apa yang dibicarakan oleh Naeun sangat mengganggu pikiran dan hati Sehun
(Ah sial, mengapa ini terasa sakit)
Ujar Sehun sambil menyentuh dadanya."Eomaaaaa" teriak Naeun memecahkan lamunan Sehun
"Hei, anak eomma sudah selesai sarapan?" Ujar Irene yang baru datang dengan tersenyum lebar sambil mengusap rambut anak kesayangannya. Naeun pun hanya mengangguk dengan bahagia. Sehun yang melihat interaksi tersebut hanya diam begitu saja, tak seperti biasanya yang selalu tersenyum."Aigo, Sehun kenapa wajahmu murung begitu? Apa kau sedang sakit hoh?" Tanya Irene sambil mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu badan Sehun, tapi belum juga disentuh oleh Irene. Sehun sudah menepis tangan tersebut dengan kasar.
"Aku baik-baik saja. Berhentilah bersikap perhatian seperti itu!" Sarkas Sehun dengan nada tinggi. Sedangkan Irene hanya membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang baru dia dengar, Sehun membentaknya!
Mau tidak mau Irene pun memilih diam, mengingat ada Naeun di antara mereka..●●●●●
Setelah selesai mengantarkan Naeun Sekolah, Sehun pun melajukan mobilnya ke arah butik Orivi, milik Irene. Tak ada pembicaraan apapun antara mereka, semua hening. Dan itu membuat Sehun merasa bersalah karena telah membentak Irene tanpa alasan yang jelas.
"Rene..." Gugup Sehun
"Kau bisa menurunkanku di halte depan, aku akan naik bus saja menuju butiku" pinta Irene tanpa menatap dua netra yang sedang menatapnya.
"Mianhe, aku tadi tidak sengaja membentakmu. Pikiranku dari kemarin sedang kalut"
Ujar Sehun penuh penyesalan
"Gwencana, aku mengerti" lagi-lagi jawab Irene tanpa memandang lawan bicaranyaSehun yang melihat Irene-pun semakin merasa bersalah, pasalnya dia tahu, jika Irene sudah mode mendiamkan dirinya maka akan sulit untuk membujuknya. Akhirnya tak ada pilihan lain, Sehun memberhentikan mobilnya tepat di depan halte, bukan tak ingin mengantar Irene sampai butik tapi dia tahu bahwa Irene sangat keras kepala.
"Gumawo, atas tumpangannya tuan Oh"
Ya, Irene menggunakan nama tuan Oh, sebagai bentuk penekanan bahwa dia sedang tidak merasa nyaman dengan Sehun, dan Sehun tahu itu! Walaupun begitu, Irene tetap mengucapkan terimakasih karena itu sudah menjadi kebiasaannya.●●●●●
"Sebenarnya ada apa dengan Sehun? Mengapa aku yang menjadi pelampiasannya ketika pikirannya sedang kalut? Dasar kekanak-kanakan" Celoteh Irene sambil berjalan memasuki ruang kerjanya
"Irenene-yaa" Teriak Seulgi sambil berlari
"Aishh, kau mengagetkanku saja, Wae??"
"Anii, hehe aku hanya ingin menyapamu. Ngomong-ngomong kenapa wajahmu ditekuk begitu?"
"gwencana, sudahlah ayok kita mulai bekerja" Jawab Irene sambil meninggalkan Seulgi begitu saja. Seulgi hanya menggelengkan kepalanya mengetahui bahwa sahabatnya sedang dalam mood kurang baik.●●●●
Berbeda dengan Irene yang dalam keadaan mood kurang baik, Sehun malah sedang bergelut dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Tiba-tiba seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu, hingga membuat perhatiannya teralihkan
"Kau tidak makan siang?"
Sehunpun hanya menjawab dengan dengan volume kecil, namun masih dapat didengar oleh sahabatnya, Kai.
"Ayolah, mari kita makan siang, aku dengar restoran baru itu sangat enak."
Rajuk Kai, dan Sehunpun akhirnya mengalah karena jika tidak dituruti, sahabatnya tersebut hanya akan berceloteh seharian, dan Sehun memilih untuk hidup tenang.
"Baiklah"
"Kajja" Senyum kai penuh kemenangan.Sesampainya di restoran, mereka bertemu dengan seseorang yang membuat suasana menjadi sedikit canggung
"Wah sedang apa kalian di sini? Tak disangka, kita bertemu di tempat ini" Sapa seorang wanita yang melihat keberadaan Sehun dan Kai.
"Li, Lisa kapan kau pulang ke Korea? Aigooo aku tak percaya ini, kau semakin cantik saja" Sapa Kai yang sangat terkejut dengan keberadaan teman kuliahnya tersebut yang sudah lama tak ia jumpai. Berbeda dengan Sehun, dia hanya tersenyum tipis kepada mantan kekasihnya dulu.
"Aku baru sampai 2 hari yang lalu, oh iya apa aku boleh bergabung?"
"Mengapa tidak, mari duduklah." Ajak Kai antusias, padahal Sehun sudah akan menolaknya. Akhirnya mereka bertiga pun berbincang banyak hal. Hingga ketika sedang berbincang, fokus mereka teralihkan pada 4 orang baru masuk dalam restoran dengan penuh keceriaan. Ya, dan itu cukup membuat mood Sehun menjadi buruk kembali.
Bagaimana tidak? Dia melihat Irene dan Chanyeol bergandengan tangan sambil tertawa bahagia bersama kedua teman mereka yaitu Seulgi dan Baekhun."Bukankah itu Irene? Wah ternyata dia sudah mempunyai kekasih" Tanya Lisa terus terang
"Chanyeol bukan kekasihnya tapi baru akan menjadi kekasih Irene" Ujar Kai datar
Sehun yang mendengar percakapan Lisa pun hanya terdiam"Ayo kita pergi, aku sudah kenyang" Ujar Sehun sambil akan berlalu begitu saja. Saat Lisa beranjak mengikuti Sehun dan Kai, tak sengaja Lisa terpeleset dan dengan refleks Sehun membantu Lisa dengan memeluk punggung belakangnya
Tanpa disadari, Irene pun melihat kejadian tersebut lalu memalingkan wajahnya."Kau baik-baik saja?"
"Ya, gumawo telah menolongku" Ujar Lisa sambil menahan pelukan Sehun. Dengan spontan Sehun langsung melepas pelukan tersebut.
"Ah, mian" Kata Sehun langsung pergi meninggalkan restoran tersebut kemudian diikuti oleh Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Diversos"Ku kira kau bukanlah orangnya, namun saat kau pergi dari kehidupanku, saat itu pula aku tersadar kaulah takdirku" Sehun "Semakin aku berusaha menjauh, semakin kita mendekat, seolah-olah ada magnet di antara kita, dan magnet itu adalah Naeun" Irene...