"Tentu, aku akan menjemput Naeun ke Sekolah. Gwencana, fokuslah pada pekerjaanmu Sehuna"Irene mengakhiri percakapannya di telepon
Sebenarnya hari ini adalah jadwalnya Sehun untuk menjemput Naeun di sekolah. Namun karena Sehun ada meeting mendadak akhirnya dia meminta bantuan Irene, dan tentu saja Irene akan selalu bersedia membantunya apalagi jika berkaitan dengan putri tercintanya.
Pernah suatu hari, Irene membatalkan perjalanan Fashion nya ke Paris karena mendapat kabar bahwa Naeun sakit dan tak ingin makan jika bukan Irene yang menyuapinyaAh, jika dipikir-pikir Irene sudah seperti ibu kandung Naeun
●●●●
"Eommaaaaa" teriak gadis kecil sambil berlari memeluk Irene, dengan sigap Irene pun langsung berjongkok dan memeluk anak kesayangannya tersebut
"Aigooo anak eomma"
"Kenapa appa tidak ikut menjemputku? Bukankah tadi appa sudah berjanji akan datang?"
"Wae? Naeun tidak senang kalau eoma yang menjemputmu?" Jawab Irene dengan menekuk bibirnya
"Tentu saja Naeun senang, sangat senang! Tapi, Naeun sedih karena appa tidak menepati perkataannya" Jelas gadis kecil sambil memandang sayu netra Irene
"Appa sedang ada meeting penting di kantor. Jika meetingnya sudah selesai, appa akan langsung meluncur untuk menjemputmu gadis manis" Gemas Irene sambil mencubit pipi anaknya, dan akhirnya Naeun mengerti.Bukankah usia Naeun butuh diberi pengertian?
●●●●
"ahjusii ini lihatlah"
"Daebakk, ternyata tuan putri ini sangat pintar" Ujar Chanyeol sambil mengelitik perut Naeun, mereka pun tak henti-hentinya tertawa. Irene yang melihat itu, hanya menggelengkan kepalanya. Dia bingung, mengapa Chanyeol bisa dengan mudahnya mengambil hati Naeun, padahal putrinya adalah tipe anak yang tidak mudah didekati. Bahkan Baekhyun pun sampai angkat tangan jika sudah berhadapan dengan Naeun"Waktunya makann" Ujar Irene membawa cemilan kesukaan Chanyeol dan Naeun
"Horeee" Girang NaeunTanpa basa-basi Chanyeol dan Yunjin pun langsung melahap makanan itu
"Pelan-pelan Naeun-ya, nanti kau bisa tersedak"
"Kau juga" Ucap Irene sambil mengusap pipi Chanyeol dan Yunjin bergantian. Ya mereka sudah seperti keluarga bahagia saja. Tanpa disadari, sepasang netra mengawasi kegiatan merek dari tadi"Ehemm" Ujar sang pria dewasa yang sudah berdiri di dekat pintu, dan itu cukup mengalihkan perhatian 3 orang tersebut yang sedang menonton di apartemen Irene.
"Kau sudah datang?" Sehun hanya mengangguk dengan memasang wajah dinginnya.
"Appa" Sambut Naeun
"Gadis kecil appa"Sambut Sehun dengan merentangkan kedua tangannya, tentu Naeun pun langsung berlari memeluk sang appa.
"Kau sudah makan?"
"Ne"
"Sudah mandi?"
"Ne, Naeun sudah mandi appa, bahkan Naeun sudah mengerjakan tugas sekolah."
"Wah benarkah?" Tanya Sehun antusias
"Ne, Naeun dibantu oleh Chanyeol samchon. Dia sangat pintar dalam segala hal appa. Terutama dalam bermain musik" Cerita Naeun panjang lebar sambil menampilkan deretan gigi putihnya.Berbeda dengan ekspresi Sehun; jika anaknya sangat bahagia karena telah dibantu Chanyeol, maka Sehun sangat kesal. Entah apa yang membuat Sehun kesal, dia hanya tak suka jika Chanyeol mengambil alih perhatian Naeun. Cukup Irene saja, dan itupun Sehun belum sepenuhnya terima.
"Sehuna, kau mau ku buatkan kopi?" Tanya Irene yang mulai bangkit dari duduknya
"Tidak perlu, aku dan Naeun akan langsung pulang"
"Wae?" Tanya Irene keget, pasalnya ini masih sore dan biasanya jika Sehun pulang lebih awal, dia akan bermain dulu bersama Naeun di apartemennya sampai jam 8 malam
"Aku hanya lelah"
"Ah baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan"
Naeun pun menghampiri Irene dan bergegas memeluknya, berbeda dengan Sehun yang langsung pergi begitu saja. Rasanya mood Sehun hilang ketika melihat Chanyeol. Irene yang tak tahu apa-apa mencoba mengabaikan ekspresi Sehun
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
Acak"Ku kira kau bukanlah orangnya, namun saat kau pergi dari kehidupanku, saat itu pula aku tersadar kaulah takdirku" Sehun "Semakin aku berusaha menjauh, semakin kita mendekat, seolah-olah ada magnet di antara kita, dan magnet itu adalah Naeun" Irene...