Rahasia

607 104 13
                                    

       Siang ini Singto benar benar tak makan siang di kafe milik Krist. Sebagai gantinya, Krist menemani sang papa menikmati makan siang. Disana juga ada Mike yang ikut bergabung.

       "Orang itu udah ngga ganggu kamu lagi kan Krist?" Tanya Papa krist. Orang yang dimaksud tak lain adalah Singto.

       Krist menelan ludah dengan susah payah. Dirinya mencoba menutupi kepanikan yang menjalar di hadapan Mike dan papanya.

       "Udah ngga kok pa. Dia udah ngga pernah kesini."
       "Krist, Kamu tau kan papa ngga suka pembohong? Dan papa yakin anak papa bukan seorang pembohong. Jadi jangan patahkan harapan papa ke kamu. Papa lakukan ini demi kebaikan kamu juga, Supaya kamu ngga disakiti dia lagi."

       Timbul perasaan bersalah di benak Krist mendengar ucapan laki laki di depannya. Matanya melirik Mike, Sementara Mike menatap Krist dengan tatapan tajam. Mike sendiri tahu kalau temannya itu masih berhubungan dengan sang mantan suami. Namun karena Krist terus memohon agar dirinya tidak memberi tahu kebenaran tersebut pada siapapun, Mike setuju untuk menyembunyikan rahasia milik Krist.

       "Kamu ngga berniat cari pasangan? Kamu masih terlalu muda untuk menjadi duda loh Krist, Kamu juga Mike. Coba deh kalian kencan buta atau pake aplikasi pencari jodoh."

       "Wait what?! Papa tau aplikasi pencari jodoh? Atau... Papa install aplikasi itu ya?"
       "Kamu pikir papa manusia zaman batu? Dikit dikit tau lah teknologi."

       Mike terlihat menahan tawa menyaksikan obrolan papa dan anak itu.
       "Mike! Lo ajarin bokap gue macem macem ya? Papa jangan keseringan gaul sama Mike, Nanti papa salah pergaulan."
       "Apa sih, Mike baik loh, Kita duo sekarang."
      
       Tawa Mike pecah seketika. Ia lalu menunjukkan sebuah video yang menampilkan dirinya dengan Papa Krist sedang mengcover sebuah lagu. Mata Krist terbelalak. Ia syok melihat sang papa bernyanyi diiringi petikan gitar milik Mike.

       "Gue baru tau kalian satu circle sekarang." Tutur Krist setengah tak percaya.

●●●

       Setengah jam yang lalu Mike mengantarkan Papa Krist pulang ke rumah. Jam menunjukkan pukul 16.15, Kafe mulai ramai didatangi muda mudi untuk menikmati senja dengan secangkir kopi.

       Karena kafe lumayan ramai jika hari mulai petang, Krist dan para pekerja kafe sedikit kewalahan.
       "Bos, Ngga ada salahnya deh buka lowongan kerja. Nambah satu atau dua pekerja mungkin bisa meringankan pekerjaan. Kalo kaya gini bos juga kan yang repot." Seorang pekerja memberikan saran pada Krist.

       Nampaknya Krist menyetujui usulan tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tertempelnya selembar kertas pengumuman di pintu masuk kafe keesokan harinya.

       "Kamu nyari pekerja baru, Krist?" Tanya Singto saat ia memasuki kafe Krist.
       "Iya mas, Repot juga kalo pekerjanya cuma segini."
       "Saya mau dong kerja di sini."

       Krist mengerutkan dahi. Ia lantas menatap Singto cukup lama.
       "Mana mungkin sih seorang bos besar mau kerja jadi pegawai di kafe kecil?"
       "Mau, Asal itu kafe punya kamu." Krist dan Singto tertawa.

       "Geli amat dengernya, Merinding." Sebuah suara muncul dari arah pintu masuk. Rupanya suara Mike. Ia mendekati Krist dan merangkul teman baiknya itu.

       "Jangan mau kemakan omongan setan ya Krist, Nanti lo masuk neraka."
       "Loh anda siapa ya? Dateng dateng ngerusak suasana."
       "Saya orang yang dipercaya Papa Krist untuk menjaga anaknya. Anda sendiri siapa? Oh saya tau. Anda orang yang masih punya muka berkeliaran di dekat Krist padahal anda orang yang menyebabkan banyak masalah di hidup teman saya. Gara gara anda, Krist meninggalkan rumah, Gara gara anda Krist dan ayahnya perang dingin, Dan gara gara anda juga Krist sekarang berani berbohong pada ayahnya. Bener bener pembawa pengaruh buruk."

       Sadar akan terjadi perkelahian, Krist berdiri dan mengajak Mike duduk di kursi yang agak jauh dari tempat duduk Singto.

       "Mike, Gue tau lo peduli sama gue tapi gue baik baik aja sekarang. Please let me happy with him. Kita bisa mulai semuanya dari awal lagi."

       "Hah?Buka mata lo lebar lebar Krist. Berhenti ngelawak didepan gue. Lo liat dong Krist orang kaya apa dia, Gimana sikap dia ke lo. Sejak kapan temen gue jadi sebego ini, Dia bukan orang baik Krist."
       "Dan kita juga bukan orang baik. Apa salahnya ngasih dia kesempatan?"

       Mike sebisa mungkin menahan emosinya. Menjaga agar ruas ruas jarinya tak mengenai pelipis Krist.

       "Oke terserah. Lo bebas ngasih dia kesempatan kedua, Ketiga atau kesekian ratus, Terserah. Gue angkat tangan, Jangan minta gue buat jaga rahasia atau apapun itu. Terserah." Mike meninggalkan kafe Krist dengan penuh rasa kecewa.

       Hal itu wajar terjadi karena selama Krist terpuruk, Mike merupakan salah satu teman yang membantunya bangkit. Namun setelah lukanya sembuh, Krist justru dengan suka rela menyerahkan dirinya kembali ke hadapan Singto, Sebilah pisau yang mampu mencincang halus hatinya di masa lalu.

       "Krist, Saya minta maaf gara gara saya kamu dan Mike jadi berantem." Ucap Singto. Ia menghampiri Krist yang masih mematung. Untuk pertama kalinya Mike semarah ini padanya.


     Sejujurnya Krist merasa bersalah, Namun ia juga berpikiran kalau Mike terlalu ikut campur dalam kehidupannya. Semuanya menjadi abu abu sekarang. Entah langkah apa yang akan Krist pilih selanjutnya.





Don't forget to vote guys!!! Anw today I'm 17 y.o xixixixi

NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang