Hilang

370 68 3
                                    

       Sudah 15 menit Jane membuka mata. Tak ada lagi sosok Fiat yang menyapanya setiap pagi. Jane menatap Jendela yang menjadi tempat favorit Fiat. Yang tersisa disana hanyalah bayang bayang Fiat yang duduk membelakanginya.

       "Gue pikir lo bakal balik lagi Fi." Gumam Jane. Tubuhnya terasa panas, Kepalanya pusing. Kemungkinan Jane demam. Semalaman menangis benar benar menguras energi.

       Jane mengecek ponsel, Ada banyak panggilan masuk dari Mike dan Aye. Mereka mengkhawatirkan keadaan Jane setelah kejadian tadi malam. Tak ada sedikitpun tenaga di tubuh Jane. Hari ini dirinya hanya ingin beristirahat.

       Rasa rasanya baru kemarin Fiat berada di sampingnya, Meminta Jane untuk tidak menangis saat Fiat pergi. Belum genap sehari Fiat meninggalkannya, Jane sudah amat merindukan anak itu.

       Jane terus melamun, Ia tak mempedulikan bantalnya yang kembali basah karena air mata. Suara klakson mobil dari arah luar rumah mengejutkan Jane. Namun ia terlalu malas untuk turun dan keluar. Tak lama ponsel Jane berdering. Panggilan masuk dari Mike.

       "Halo, Kenapa kak? Kalo ada apa apa kita omongin besok aja ya. Aku lagi mau sendiri hari ini."
       "Halo Jane, Lo baik baik aja kan? Gue bawain sarapan nih."
       "Aku ngga laper."
       "Gue tunggu sampe lo laper."

      Jane menghela napas usai mengakhiri sesi obrolannya dengan Mike melalui sambungan telepon. Ia benar benar tak ingin bertemu siapapun saat ini, Yang ingin Jane temui hanyalah Fiat.

       Berjam jam Jane melamun di atas kasur, Membayangkan masa masa indahnya bersama Fiat. Hari mulai siang, Matahari sudah naik semakin tinggi. Perut Jane kini terasa lapar. Mau tak mau ia harus keluar untuk membeli makanan atau para tetangga akan menemukan tubuhnya tak bernyawa karena mati kelaparan.

       Saat Jane membuka pintu, Ia melihat Mike yang duduk di teras. Mata mereka beradu pandang, Mike tersenyum melihat Jane akhirnya keluar rumah.

       "Aku kira Kak Mike udah pulang." Ucap Jane. Ia merasa bersalah karena membiarkan Mike menunggunya selama berjam jam.

       "Krist minta gue buat anterin roti bakar ini buat sarapan lo. Dia khawatir sama kondisi lo, Seneng ngga Jane di khawatirin sama orang yang lo suka?"

       Jane menggeleng, Mungkin jika saat ini dirinya tak mengenal Fiat, Jane akan kegirangan mendapat roti bakar dari Krist. Gadis itu mengambil satu roti bakar yang dibawa oleh Mike dan duduk di sampingnya.

       "Fiat beneran udah ngga ada di sini?"
       "Kalo dia masih ada di sini aku ngga bakal segalau ini kak." Jawab Jane sambil menggigit roti bakar pemberian Krist. Roti itu sudah dingin namun masih terasa enak.

       "Ya... Ngga heran sih lo se patah hati ini. Di saat semua orang mengabaikan kehadiran Fiat, Lo jadi satu satunya yang mengulurkan tangan, Bersedia membantu Fiat nyelesain urusan dunia nya. Lo yang selalu ada buat Fiat. Wajar kalo lo down banget abis ditinggal dia. Sekarang gue tau kenapa Krist butuh waktu lama buat kembali seperti semula waktu Fiat meninggal."
       "Kenapa?" Jane bertanya pada Mike.

       "Buat lo yang baru ketemu beberapa minggu aja sedihnya kaya gini, Apalagi Krist yang hidup bareng Fiat selama bertahun tahun. Ditambah lagi Fiat jadi orang yang menemani Krist di saat saat tersulitnya. Fiat berarti banget di hidup Krist."

       Memang benar, Fiat memiliki tempat tersendiri di hati Krist. Selama apapun mereka berpisah, Sesulit apapun Krist percaya, Pada akhirnya ia bersedia dapat merasakan kehangatan hati Fiat. Krist baru tahu kalau ketidak ikhlasannya membuat Fiat sulit untuk pergi. Sebagai seorang papa, Yang bisa Krist lakukan hanyalah memaksa hatinya untuk rela, Mengikhlaskan Fiat menghilang dari kehidupannya.

        Meski harus kehilangan Fiat yang kedua kalinya, Krist lega karena kali ini Fiat benar benar pergi, Jane bersumpah untuk itu.

●●●

       Di sisi lain, Krist mengemasi barang barang di kamar Fiat. Angsa kertas dan berbagai macam barang peninggalan Fiat yang tersimpan rapi ia bawa keluar untuk segera dibakar. Seorang paranormal mengatakan kalau lebih baik tidak menyimpan barang peninggalan seseorang yang telah meninggal. Selain untuk mempercepat proses pengikhlasan, Konon katanya jika benda milik almarhum di bakar, Benda tersebut akan kembali pada pemiliknya.

       Benda pertama yang Krist bakar adalah syal yang diberi oleh Singto.
       "Semoga syal ini nyampe ke kamu ya nak, Siapa tau disana dingin." Ujar Krist dengan senyum tipis.

        Satu persatu benda milik Fiat dibakar, Hingga tersisa banyak lipatan angsa kertas. Sejujurnya Krist tak tega membakarnya, Apalagi ia sendiri tahu bagaimana perjuangan Fiat membuat angsa angsa tersebut. Banyak air mata dan rasa sakit yang sudah tercurahkan. Ada cerita kelam dibalik cantiknya warna warni angsa kertas tersebut.

        Namun bagaimanapun Krist tak mau terus menerus larut dalam ketidak ikhlasan. Krist membakar hampir semua angsa kertas milik Fiat hingga tersisa satu angsa kertas berwarna biru. Krist tersenyum, Ia meninggalkan halaman dengan api yang masih menyala membakar angsa kertas penuh kenangan milik almarhum putranya, Fiat.

       




Jangan lupa vote, Dikit lagi selesai🤩

NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang