Jane berjalan perlahan menuju kafe tempatnya bekerja. Setibanya ia disana, Terlihat Krist sedang mengelap meja. Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Krist turun langsung merapikan kafe miliknya.
"Selamat sore kak." Sapa Jane. Ia tersenyum ramah.
"Selamat sore Jane." Krist membalas sapaan Jane.Mata Jane menangkap sesuatu yang berbeda dengan bosnya itu. Mata Krist terlihat bengkak.
'Kak Krist kenapa ya? Apa dia disakitin sama mantan suaminya lagi?' Batin Jane. Ia lantas menanyakan keadaan Krist.
"Kak Krist ngga papa?" Tanya Jane. Krist mengangguk.
"Beneran ngga papa? Kak Krist bisa loh cerita ke aku."
"I miss my son." Krist pada akhirnya berterus terang. Seiringan dengan kalimat itu, Air mata Krist kembali mengalir. Cepat cepat ia menyeka air matanya.
Jane dapat merasakan kerinduan yang teramat besar dari Krist untuk putranya. Dari sorot matanya saja sudah memperlihatkan bagaimana Krist amat menginginkan kehadiran sang anak di sisinya kembali.Perlahan Jane mendekati Krist dan memeluk laki laki itu. Mereka berpelukan untuk beberapa saat. Dengan lembut Jane mengelus punggung Krist.
Belum ada satu perempuan pun yang berani memeluk Krist sejauh ini. Jane menjadi perempuan pertama yang memberi Krist pelukan hangat, Dan Krist tak menolaknya.
Jika saja suasananya tidak sedang sedih, Jane pasti sudah kegirangan. Namun pelukan yang ia berikan kali ini bukan untuk memenuhi obsesinya pada Krist, Melainkan memberi dukungan moral pada bosnya yang nampak sedang down.
"Kalo butuh apa apa bilang ke aku aja kak. Kalo bisa pasti aku bantu." Tutur Jane setelah melepas pelukan. Krist tersenyum lalu mengangguk.
"Denger ucapan kamu ngingetin aku sama Mas Singto. Dia juga suka ngomong kaya gitu kalo aku lagi sedih."
Mendengar nama Singto, Jane tiba tiba merasa kesal. Namun ia tak mau kekesalannya semakin merusak suasana hati Krist."Yaudah kak, Aku pamit ke belakang dulu buat siap siap."
●●●
Malam hari setelah pengunjung kafe mulai sepi, Jane memutuskan untuk menikmati semangkuk mie rebus di rooftop. Dengan view jalanan kota yang penuh sesak dan kelap kelip lampu rumah warga, Jane duduk sembari perlahan menyeruput kuah mie.
"Makasih ya kak." Suara seseorang mengejutkan Jane. Gadis itu mencari darimana asal suara tersebut hingga matanya menemukan sesosok remaja duduk tak jauh dari tempatnya duduk.
"Sama sama." Jawab Jane ramah. Ia masih berpikir kalau anak tersebut merupakan pengunjung kafe yang mengikutinya hingga ke rooftop. Selama beberapa hari kerja di sini, Jane memang sering mendapat pesan singkat. Beberapa pengunjung juga menanyakan nomor ponselnya atau akun sosial medianya.
"Papa aku emang love language nya physical touch kak. Jadi kalo kakak mau deketin papa aku, Ya sering sering aja peluk dia hehehe."
Jane yang masih sibuk menyeruput mie rebus tak terlalu menggubrisnya hingga beberapa saat kemudian ia baru menyadari sesuatu.
Mie di mulutnya belum sempat terkunyah, Bulu kuduk Jane tiba tiba berdiri. Terlebih setelah ia tahu sosok remaja laki laki yang mengajaknya bicara sudah hilang.
Selera makan Jane tiba tiba hilang. Meskipun tak menyeramkan, Tetap saja Jane takut. Apalagi anak itu menyebut kata 'papa' yang pastinya mengarah pada Krist.
Dengan perasaan takut, Jane buru buru turun. Ia tak mempedulikan semangkuk mie rebusnya yang tergeletak begitu saja. Ini pertama kalinya Jane melihat wajah sosok itu hingga ia belum begitu yakin apakah orang yang mengajaknya merupakan putra Krist atau bukan.
"Kenapa lo Jane? Pucet bener muka lo." Tanya Aye pada temannya itu.
"Gue barusan liat hantu. Takut banget suwer."
"Yailah lagian lo bertingkah banget sih timbang makan mie doang segala ke atap atap. Didatengin setan kan lo, Mampus."Masih teringat jelas di kepala Jane saat matanya menatap remaja bertubuh pendek itu. Untuk memastikan, Jane berniat pergi menemui Krist namun kata karyawan disana, Krist sudah pulang satu jam yang lalu.
●●●
"Makasih sih makasih tapi ngga usah dateng juga kali, Takut banget gue." Jane bermonolog. Langkahnya terseret seret. Ia sedang berada dalam perjalanan menuju pangkalan ojek.
Sesekali Jane menoleh ke belakang, Memeriksa barangkali remaja itu muncul kembali. Sejujurnya orang yang ia lihat tadi terlihat seperti manusia biasa, Tidak seperti hantu hantu yang muncul di film horor. Jika saja Jane tahu orang itu bukan manusia, Pasti ia sudah pergi lari terbirit birit alih alih menyahuti ucapan terima kasih sosok tersebut.
Tibalah Jane di pangkalan ojek, Salah satu pengojek disana mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan pulang Jane terus melamun, Memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya.
"Makasih ya pak." Ucap Jane setelah tiba di depan rumahnya. Mengingat kata 'Makasih' membuatnya merinding. Didukung oleh suasana sekitar rumahnya yang sudah sepi. Secepat mungkin Jane membuka kunci pintu dan masuk ke dalam.
Usai membersihkan diri, Jane bersiap untuk tidur. Namun ia masih diselimuti rasa takut sekaligus penasaran. Jane pun memutuskan untuk menstalk akun sosial media milik Krist. Cukup lama Jane mencari hingga tibalah ia di postingan Krist beberapa tahun lalu. Krist memposting foto bersama seorang remaja laki laki berkepala botak. Saat itu Krist juga tampil dengan kepala botak.
Jane menelan ludah. Rasa penasarannya terjawab sudah setelah ia melihat foto sebelumnya, Foto saat Fiat masih memiliki rambut dan foto bersama sang papa.
Setelah rasa penasarannya terobati, Bukannya menyudahi stalknya, Jane justru terus menyelami akun sosial media Krist. Banyak foto Krist bersama Singto dan Fiat. Senyum Krist saat itu sangat lepas, Berbeda dengan senyum yang sering Jane liat.
Lelah dan kantuk perlahan menyerang. Jane mengakhiri sesi stalknya dan bersiap tidur. Setengah sadar, Jane mendengar suara bisikan dari arah depan wajahnya. Meskipun sayup sayup, Jane masih bisa mendengar kalimat yang diucapkan.
"Kak Jane, Jagain papa aku ya."
Kinda creepy,tp gpp lah ya wkwkw jgn lupa vote👍
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )
FanfictionSetelah kepergian Fiat, Krist masih harus melanjutkan sisa hidupnya. Mencoba berdamai dengan masa lalu dan menata masa depan, Menghadapi lika liku, Pahit manis dan suka duka kehidupan. Kisah baru mulai Krist tapaki, Hingga akhirnya ia bertemu dengan...