Suara ketukan pintu mengejutkan Krist. Ia yang sedang melamun lantas menoleh dan mendapati Jane tersenyum padanya. Krist membalas senyuman itu dan meminta Jane untuk masuk.
"Kak krist apa kabar?" Tanya Jane. Ia duduk di atas kasur Krist.
"Better. Papa bilang kafe aku dititipin ke kamu ya Jane? Sorry ngerepotin."
"Ah ngga kok, Lagian aku buka kafe sekalian berangkat kuliah, Kalo ada karyawan yang dateng aku tinggal deh hehehe. Kak Krist udah makan?"Krist menggeleng lemah. Wajah tampannya kini terlihat pucat pasi dengan mata bengkak. Padahal kejadiannya baru kemarin, Namun penampilan Krist sudah berubah drastis.
"Kak Jane, Beliin dimsum deh, Siapa tau papa mau makan. Papa suka banget sama dimsum,Iya kan pa?" Fiat bertanya pada papanya yang sudah pasti sia sia.
"Kak Krist mau dimsum ngga? Buat isi isi perut. Aku traktir deh."
"Kamu tau dari mana aku suka dimsum?"
"Dari... Kak Mike."Jane tak mengatakan yang sebenarnya. Ia memang diberi tahu oleh Papa Krist untuk tidak menyebut nama Fiat di hadapan Krist untuk sementara waktu.
"Mike aja ngga tau kalo aku suka dimsum. Boong ya?" Tutur Krist sembari berdiri dan membuka lemari.
"Eh eung... Kak Krist mau ngapain?" Tanya Jane penasaran.
"Mau beli dimsum. Pengen menghirup udara segar juga."
"Tapi Kak Krist kan belum bener bener sehat."
"Jane, Aku ngga lagi sekarat. Untuk sekedar beli dimsum aku masih mampu kok."Jane melirik Fiat yang tersenyum lebar. Anak itu sepertinya merasa lega karena papa yang ia sayangi mulai membaik.
"Tuh kan, Sekalipun bumi diterjang hujan badai, Asal demi dimsum papa pasti rela menerjang."
●●●
"Dulu pas masih kuliah, Aku sering kesini sama temen temen aku. Rasanya masih sama, Dimsum disini tetep jadi dimsum terenak sepanjang masa."
Jane tersenyum tatkala melihat Krist menyuapkan dimsum ke mulutnya. Ada perasaan bangga mampu membujuk bos nya agar bisa mengisi perutnya.
"Kak Jane, Tanyain dong akhir akhir ini papa lagi pengen barang apa. Biar hadiah yang kita beli nanti ngga sia sia."
Dimsum milik Jane yang hampir masuk mulut terpaksa di jatuhkan ke piring kembali setelah Fiat berbicara. Selera makan Jane menghilang. Lagi lagi timbul kegoisan dalam diri Jane. Ia enggan melepas Fiat.
"Kak Krist, Akhir akhir ini... Ada barang yang kakak pengenin ngga?"
"Hah? Kenapa nanya gitu? Ulang tahun aku masih lama kali ngapain nanya nya sekarang hahahaha."Tak mungkin Jane jujur pada Krist kalau pertanyaan itu diajukan oleh Fiat.
"Ya... Ngasih hadiah ngga harus nunggu ulang tahun kan?"
"Aku lagi pengin beli dream catcher tapi belum nemu yang cocok."
"Emang maunya yang kaya gimana kak?"Mata Krist terpejam, Membayangkan dream catcher yang ia inginkan.
"Dream catcher yang bisa bikin aku inget terus sama Fiat. Cuma lewat mimpi aku bisa ketemu Fiat. Aku harap melalui dream catcher aku bisa terus melihat Fiat."Jane mengangguk. Kriteria yang amat sulit. Tak ada toko yang menjual dream catcher seperti itu.
"Aku bikinin mau ngga kak?" Tawar Jane, Krist membulatkan mata mendengarnya."Iya aku bikinin, Kak Krist sebutin aja mau warna apa, Bentuknya gimana, Ukurannya berapa." Krist tersenyum mendengar penuturan Jane.
"Kapan kapan bikin bareng aja. Nanti aku siapin bahan bahannya."
●●●
Malam harinya Jane merebahkan diri di kasur. Disampingnya ada Fiat yang ikut rebahan juga. Mereka menatap langit langit kamar.
"Kalo dream catcher nya udah jadi, Aku mau sekalian ngomong sama papa." Ucap Fiat.
"Abis itu lo hilang? Gue masih belum siap Fi."
Siap tak siap Jane harus siap. Fiat bukan miliknya, Hantu itu hanya meminta tolong untuk diselesaikan urusan dunia nya. Jane tak punya hak untuk menahan Fiat.
"Aku belum tau hadiah yang pas buat Kak Jane. Kak Jane lagi pengen apa?" Fiat bertanya pada Jane.
"Lo hadiah buat gue Fi. Gue ngga pengen apa apa selain lo tetep ada di samping gue selamanya."
"Kalo hadiah kaya gitu yang Kak Jane mau, Maaf aku ngga bisa ngasih kakak hadiah. Aku ngga bisa disini selamanya."Rasanya menyakitkan mendengar jawaban dari Fiat. Namun apapun itu, Yang Fiat lakukan semata mata agar Jane mau belajar melepasnya.
"Kalo gitu gue mati aja gimana? Biar kita bisa bareng."
"Yakin banget kalo kakak mati kita bakalan bareng? Yakin banget kalo nanti kita bareng, Kak Jane bakal bahagia? Gimana kalo ternyata Tuhan kasih kita takdir sebatas dua mahluk yang gak sengaja ketemu? Ngga semua yang dipertemukan harus bersatu. Aku ngga suka cara berpikir Kak Jane yang kaya gini. Secinta apapun kakak sama aku, Jangan pernah berpikir buat mengakhiri hidup.""Gue mau tidur, Cape." Jane membelakangi Fiat. Ia memejamkan mata dengan hati yang berat. Pembicaraannya dengan Fiat selalu saja tentang perpisahan yang memuakkan.
Fiat turun dari kasur dan duduk di bawah. Semuanya menjadi rumit sekarang. Kepergiannya nanti mungkin akan memberi luka untuk orang lain, Terutama untuk Jane.
Jangan lupa vote ya orang orang baik😻
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )
FanfictionSetelah kepergian Fiat, Krist masih harus melanjutkan sisa hidupnya. Mencoba berdamai dengan masa lalu dan menata masa depan, Menghadapi lika liku, Pahit manis dan suka duka kehidupan. Kisah baru mulai Krist tapaki, Hingga akhirnya ia bertemu dengan...