"Janhae, Coba tebak gue tadi pulang dianterin sama siapa?"
"Sama siapa? Pacar lo? Apa sama suami orang?"
"Sama Kak Krist!!! Lo inget kan cowok yang dulu gue taksir pas SMA. Kita ketemu lagi woyyyyy!!!!! OMG dan kece nya lagi, Gue kerja di kafenya dia!!!"Jane terus berteriak, Membiarkan Janhae menikmati kebisingannya melalui sambungan telepon. Ia terus menceritakan bagaimana hebatnya takdir mempertemukan mereka kembali.
"Jadi... Lo CLBK nih sama kakel itu? Tapi emang keren sih udah bertahun tahun ngga ada kabar tiba tiba kalian ketemu lagi. Kesempatan lo tuh buat deketin dia lagi."
"Tapi kayanya dia udah punya istri deh Jan. Soalnya Kak Krist sempet ngomongin anaknya yang udah meninggal."
"Yah... Penonton kecewa. Lo udah pernah liat istrinya? Kak Namtan bukan?"Jane terdiam. Dulu, Namtan lah satu satunya perempuan yang membuatnya iri setengah mati. Namtan yang selalu dikelilingi teman teman tampannya, Terutama Krist.
"Duh bahas Namtan ngerusak mood gue. Gue mau tidur aja deh Jan. Kalo lo penasaran dateng aja nanti gue shareloc." Ucap Jane sembari memutuskan sambungan telepon. Ia tak memberi Janhae kesempatan untuk berbicara lagi.
"Apa bener Kak Krist nikah sama si Namtan? Sopan ngga ya kalo besok gue tanya ke Kak Krist, Apa gue tanya aja ke Kak Mike? Ngomong ngomong Kak Mike pernah cepuin gue ke Kak Krist ngga ya, Ah kalo dicepuin pasti kita udah canggung pas ketemu, Tapi kan bisa aja cepuinnya dulu terus sekarang Kak Krist udah lupa. Lah kenapa gue jadi overthinking gini dah." Ucap Jane pada dirinya sendiri. Ia lantas memejamkan mata, Bersiap untuk menyambut hari esok.
●●●
Sudah 30 menit Jane berdiri di depan cermin. Menyisir rambut pendeknya yang di cat ungu. Ia memoleskan sedikit make up untuk memberikan kesan segar. Dari arloji yang melingkar di pergelangan tangannya Jane dapat melihat jam masih menunjukan pukul 13.15.
Meskipun belum memasuki jam kerjanya, Jane sudah siap meluncur ke kafe Krist.
"Gue udah cantik belum ya. Harus cantik sih biar ngga norak norak banget didepan Kak Krist."Setelah memastikan semuanya sempurna, Jane pergi ke kafe Krist menggunakan ojek. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum, Dibanding berangkat kerja, Jane lebih mirip seorang remaja yang hendak kencan buta.
"Astaga Jane, Sift kamu masih lama, Semangat banget kerjanya hahaha." Ujar Krist saat melihat Jane memasuki kafe miliknya.
"Hehehe ya ngga papa daripada telat. Lagian aku udah bilang kan kalo aku bakal dateng cepet."
"Ya ngga secepet ini juga Jane. Kamu udah makan siang?" Jane menggeleng.
"Yaudah yuk ikut ke warung bakmie depan. Enak loh."Untuk kedua kalinya Krist merangkul Jane. Mereka berjalan menyusuri trotoar dan menyebrangi jalan raya menuju warung bakmie yang dimaksud.
"Kenapa ngga makan di kafe aja kak?" Tanya Jane.
"Biasanya aku makan di kafe, Cuma kali ini tiba tiba pengen makan bakmie aja. Kamu ngga suka makan bakmie?"
"Eh suka kok."Bagi Jane, Apapun makanannya jika itu dimakan bersama Krist, Ia akan melahap habis dengan senang hati.
"Kak Krist, Kak Mike sekarang dimana?"
"Disini kok. Kadang main juga cuma kita abis berantem jadi kayanya buat beberapa waktu kedepan dia ngga bakal main ke kafe."
"Berantem? Berantem kenapa?"Belum sempat Krist menjawab, Bakmie pesanan mereka datang. Mereka berdua lalu menikmati masing masing seporsi bakmie.
●●●
Krist dan Jane terus mengobrol sepanjang perjalanan pulang menuju kafe. Sesekali mereka tertawa.
"Krist, Saya pikir kamu ngga ke kafe hari ini." Seseorang menyambut mereka.
"Tadi aku ke warung bakmie sama Jane. Dia karyawan baru, Adek kelas aku dulu. Jane, Langsung ke belakang aja. Siap siap buat kerja."Jane mengangguk dan pergi ke belakang sesuai perintah bosnya. Meskipun timbul banyak pertanyaan di benak Jane, Ia lebih memilih diam dan pergi begitu saja.
Dari arah dapur Jane bisa melihat bagaimana Krist dan laki laki itu bercengkrama, Saling melempar tawa.
"Orang itu namanya Pak Singto, Mantan suami Bos Krist." Seorang pekerja sadar Jane terus memperhatikan Krist dan Singto.
"Hah? Mantan suami? Maksudnya mereka pernah nikah gitu? Tapi kan... Jadi maksud kamu Kak Krist itu... Gay?"
"Iya, Mereka berdua pisah tahun lalu. Tapi entah karena apa akhir akhir ini mereka deket lagi. Walaupun papanya Bos Krist keliatan ngga suka sama Pak Singto, Mereka masih nekat deket."
Penuturan pekerja itu bak petir di siang bolong yang menyambar Jane. Ia tak menyangka seorang Krist pernah menikah dengan seorang laki laki.
"Terus anaknya? Kak Krist punya anak kan?"
"Anak angkat itu mah. Namanya Fiat. Di tahun yang sama dengan perceraiannya, Fiat meninggal karena kanker. Sedih deh pokoknya."Jane masih terkejut dengan fakta bahwa Krist seorang gay. Memang dari segi penampilan, Krist terlihat cantik dan tampan dalam satu waktu.
Namun meskipun begitu, Tak terlintas sedikitpun perasaan jijik atau ilfil di diri Jane. Entah karena ia masih tidak percaya dengan penuturan rekan kerjanya itu, Atau karena ia sudah terlalu jatuh hati pada Krist.
"Tapi mereka berdua udah cerai kan?"
"Udah. Cuma siapapun yang liat pasti tahu kalo mereka berdua lagi CLBK. Damai karena Fiat cuma jadi alesan. Aslinya mah masih saling sayang tuh mereka."
"Emang mereka berdua bucin banget ya?"
"Ini gue kasih tau lo tapi lo jangan bilang ke siapa siapa ya. Gue rasa Pak Singto pake pelet deh. Abis buang Bos Krist gitu aja demi seorang cewek, Sekarang malah balikan lagi. Udah gitu Bos Krist sama sekali ngga nolak, Heran banget ngga sih? Orang mah udah disakitin sedemikian rupa harusnya trauma, Ini malah CLBK."
Jane mengerutkan dahi. Sepertinya obrolan mereka sudah melenceng. Namun obrolan ini cukup seru untuk diabaikan. Mau tak mau Jane dan pekerja itu mulai bergosip, Membicarakan bos mereka sendiri."Tadi kata lo Pak Singto ninggalin Kak Krist demi cewek? Itu berarti dia ngga gay dong."
"Yeu mana gue tau. Lo tanya aja sana sendiri."
"Eh btw ceweknya cantik ngga? Cantikan mana sama Kak Krist."
"Sebenernya kata gue cantikan Bos Krist sih. Yang lebih gila lagi cewek itu temennya Bos Krist cuyyyy." Gosip mereka semakin memanas.Mendengar kata 'teman', Jane langsung teringat Namtan.
"Namanya Namtan bukan?" Jane bertanya.
"Hah? Kok lo tau? Kan gue belum ngasih tau."
"Namtan mah gue tau. Orang mereka dulu kakak kelas gue di SMA. Jadi maksud lo Kak Krist sama Pak Singto rebutan Namtan gitu?""Kok rebutan? Lo paham ngga sih sama obrolan kita dari tadi? Jadi si Namtan tuh pacaran sama Pak Singto. Terus Pak Singto ninggalin Bos Krist buat nikah sama Namtan."
"Hah serius?! Anjir kok gitu. Gue kira mereka berdua tuh bestie banget soalnya pas SMA mereka deket bang-"
"Udah woi! Gosip mulu lo anak baru kerja yang bener, Jangan ikutan sesat kaya Aye." Tegur salah satu pekerja yang memergoki mereka berdua.Jane dan pekerja itu saling lirik, Seolah memberi isyarat kalau mereka berdua harus melanjutkan pembicaraan dengan topik panas ini lain kali.
Hai, Jangan lupa vote ya
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )
FanfictionSetelah kepergian Fiat, Krist masih harus melanjutkan sisa hidupnya. Mencoba berdamai dengan masa lalu dan menata masa depan, Menghadapi lika liku, Pahit manis dan suka duka kehidupan. Kisah baru mulai Krist tapaki, Hingga akhirnya ia bertemu dengan...