Pelukan terakhir

384 75 5
                                    

       Jane menghela napas berat setelah Fiat mengajukan permintaan padanya. Permintaan yang sebenarnya mudah namun menjadi sulit untuk dikabulkan. Beberapa meter dari posisi Jane berdiri, Ada June dengan kekasihnya yang sedang duduk menikmati makanan.

       "Lo beneran mau ngomong sama June? Hati lo aman kan?"
       "Aman kak, Aman."

       Dengan berat hati Jane merelakan tubuhnya dipinjam oleh Fiat untuk berbicara dengan June. Fiat yang sudah ada di tubuh Jane mendekati sepasang remaja tersebut.

       "Permisi, June boleh ngomong bentar ngga? Berdua aja di rooftop."
       "Eh kenapa ya kak? Kenapa ngga di sini aja?" Tanya June.
       "Ngga bisa, Aku tunggu di rooftop ya."

       June kebingungan melihat tindakan salah satu karyawan kafe milil Krist. Belum ada yang seperti ini sebelumnya. Namun karena penasaran June memenuhi panggilan Fiat yang sudah terlebih dahulu pergi ke rooftop.

       "Maaf kak, Mau ngomong apa ya?" June bertanya pada Fiat yang sedang menatap langit biru. Sepertinya June belum tahu kalau sosok di tubuh Jane adalah Fiat.

       "June, Gue Fiat. Lo masih inget gue kan?"

       June menatap Fiat dengan tatapan tak percaya.
      "Apaan sih? Ini prank ya? Lagi bikin konten apa gimana kak?"

      "June, Gue Fiat. Gue cuma mau minta maaf karena gue ngga pernah punya keberanian buat nyatain cinta gue ke lo semasa hidup. Gue bersyukur lo akhirnya punya pacar yang bisa jagain lo. Gue minta maaf karena gue ngga nepatin janji buat bareng lo terus, Gue-"

       "Ngga, Stop! Ini maksudnya gimana sih? Aku ngga paham." Potong June. Ia benar benar tak mengerti apa yang sudah terjadi.

       "Gue ngga bisa pergi ke surga karena beberapa alasan. Mungkin lo salah satu alasan itu. Jane, Gue kangen."

       June mundur beberapa langkah saat Fiat mendekati dan mencoba memeluknya.

       "Sorry tapi ini annoying banget. Kalo ini bercanda serius deh aku ngga menikmati candaannya, Maaf kak." Tutur June. Gadis itu bergegas pergi meninggalkan Fiat yang masih ada di tubuh Jane.

       "Gue bisa buktiin kalo gue beneran Fiat!" Fiat berteriak. Teriakannya menghentikan langkah June.

       "Kalo gitu silahkan buktiin." Tantang June.
       "Kita pertama kali ketemu di rumah sakit waktu Jake lagi nunggu lo. Dia ngajarin gue bikin angsa kertas yang masih disimpen sama papa sampe sekarang. Abis itu kita jadi deket, Tapi kondisi gue makin memburuk dan gue belum sempet bilang kalo gue sayang sama lo. Gue ngga minta apa apa, Gue juga ngga minta lo buat percaya semua yang gue omongin. Tapi izinin gue meluk lo buat yang terakhir kalinya, Abis ini lo boleh pergi kemanapun lo mau. Anggep aja pelukan ini jadi tanda perpisahan kita."

       Hening, June masih tetap diam di tempat. Sementara Fiat sudah mulai putus asa. Usahanya menjelaskan panjang lebar mungkin tak berarti apa apa. Fiat menundukkan kepala, Ia hampir menyerah ketika June tiba tiba berlari dan memeluknya erat erat.

      June memeluk tubuh Jane. Namun ia masih bisa merasakan keberadaan Fiat disana. Mereka berdua menangis bersama, Melepas rasa rindu yang sudah lama terbendung.

       "Lo jahat banget. Tega lo ninggalin gue pas gue lagi rapuh rapuhnya."
       "June sorry..."

       Mereka berdua melepas pelukan. June menatap Fiat, Sayang yang dilihat oleh mata June hanyalah wajah seorang gadis, Bukan wajah Fiat.

       "Papa lo udah tau soal ini?" Tanya June, Fiat mengangguk.
       "Tapi akhir akhir ini papa lagi down banget jadi gue ngga nyoba buat ngomong ke dia. Waktu itu Kak Jane sempet ngasih tau papa tapi papa ngga percaya. Sekali lagi maaf June karena gue ninggalin lo."
       "Gue yang ninggalin lo, Gue milih buat bareng cowok lain padahal lo masih ada di sini."

        Pada kenyataannya mereka berdua saling meninggalkan. Fiat terpaksa meninggalkan June karena garis takdirnya untuk meninggal di usia muda, Sementara June meninggalkan Fiat karena ia harus keluar dari lingkaran masa lalunya yang menyakitkan.

      Tubuh Jane tiba tiba melemas. Gadis itu jatuh terduduk di lantai. June segera membantu Jane untuk berdiri. Dengan keadaan mata yang sama sama basah, Mereka berdua saling tatap. Tak ada lagi pandangan teduh yang tadi June lihat.

       Usai berdiri, Jane mengelap air mata yang masih terus mengalir. Bukan air mata yang dikeluarkan oleh Fiat, Air mata ini keluar karena Jane sendiri. Di hadapannya ada seseorang yang pernah Fiat cintai.

       "Fiat mana kak?" Tanya June. Fiat yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum tipis.
       "Ada di samping kamu."

       June mencari cari keberadaan Fiat namun tentu saja itu sia sia. Fiat tak akan terlihat oleh netra June. Sedekat apapun, Mereka akan terasa jauh.

       "June, Makasih ya udah bersedia buat diajak ngomong sama Fiat."
       "Aku mau ngomong lagi sama dia. Please panggil dia masuk lagi."

       Fiat menggeleng, Menandakan ia tak mau berbicara lagi dengan June.
       "Fiat nya ngga mau ngomong lagi sama kamu. Dia udah selesain urusan yang berhubungan sama kamu. Pesan dari aku sih semoga setelah ini kamu ngga terus kepikiran. Fiat pasti pengen kamu lanjutin hidupmu dengan penuh kebahagiaan. Dia izinin kamu sama pacarmu yang sekarang. Doain biar urusan Fiat cepet selesai ya." June dan Jane berpelukan, Mereka dua perempuan yang sangat menyayangi Fiat.

●●●


     Mick cemas saat melihat June kembali dengan deraian air mata. Saat ditanya alasannya June hanya diam. Mick tak tahu harus berbuat apa. Ia semakin bingung saat melihat Jane keluar mengantarkan pesanan pengunjung lain dengan mata sembab.

       Sebelum kembali ke belakang, Jane menghampiri meja June dan Mick. Ia menyemangati gadis yang masih menangis itu.

       "June, Semangat! Udahan nangisnya, Kan tadi udah dikasih kesempatan buat ketemu lagi." Tutur Jane. Ia mencoba menguatkan June padahal dirinya sendiri ingin menangis saat ini. June mengangguk meskipun masih menangis. Ia masih tak percaya beberapa waktu lalu berbicara dengan Fiat.

       "Aku masih bisa ngomong sama dia ngga kak?"
       "Aku ngga yakin sih tapi nanti aku coba bujuk dia."

       Mick tak paham apa yang dua orang didepannya bicarakan. Dirinya memang tak pernah mengenal Fiat karena pertemuannya dengan June terjadi setelah Fiat meninggal.

       Satu urusan Fiat selesai, Kini tinggal menunggu waktu untuk berbicara dengan papanya, Lalu setelah itu Fiat bisa pergi ke tempat yang semestinya.






Vote nya jangan lupa yaaa

NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang