Sudah setahun sejak kejadian malam itu, Krist melanjutkan hidupnya di pinggiran kota. Memulai semuanya dari awal. Ia membuka kafe kecil disana. Semuanya berjalan lancar, Krist mendapatkan ketenangan di tempat tinggalnya yang sekarang.
Di dekat rumah Krist ada sebuah panti asuhan yang cukup banyak penghuninya. Krist sering kesana untuk sekedar membagikan makanan atau hanya bermain bersama anak anak panti asuhan. Mereka mengingatkan Krist pada Fiat. Pertemuannya dengan Fiat juga terjadi di sebuah panti asuhan.
Krist masih percaya kalau suatu saat ia dan Fiat akan bertemu kembali, Entah bagaimana caranya. Rasa percaya itu yang membuat Krist mengunjungi banyak panti asuhan, Hanya usaha seperti ini yang bisa Krist lakukan. Berharap takdir memutar kembali jalan temunya dengan Fiat.
Tahun tahun berlalu, Namun Krist masih terus mencari Fiat. Krist kian menua, Tubuhnya tak lagi mampu berdiri tegak. Sudah banyak anak panti asuhan yang ia temui. Mereka datang dan pergi, Selalu begitu.
Anak anak panti memberi julukan 'Kakek permen' pada Krist. Itu karena Krist selalu membagikan permen tiap datang ke panti asuhan. Sejujurnya Krist mulai menyerah, Kemungkinan besar ia tak akan pernah bertemu dengan Fiat lagi. Mengingat usianya kini tak lagi muda, Tenaganya sudah tak sekuat dulu.
Pagi ini, Krist duduk berjemur di depan kafenya. Krist dapat merasakan tubuhnya semakin lemah tiap harinya.
"Papa kangen banget sama kamu nak. Dimana lagi papa harus nyari kamu? Apa papa ngga akan pernah dapet kesempatan ketemu kamu di sisa umur papa?" Krist bermonolog.
Saat sedang menikmati pagi sendirian, Sebuah mobil berhenti di depan kafe Krist. Dari dalam mobil keluar seorang pria tua seumuran Krist yang berjalan dengan menggunakan tongkat kayu.
"Mike, Gue kira lo ngga serius mau kesini. Kok sendirian aja?"
"Sendirian? Gue dianter supir kesininya Krist."
"Ngga maksud gue, Istri lo ngga ikut?"
"Ngga, Jane lagi ngga enak badan."Mereka berpelukan, Dengan senyum yang berkembang lebar, Krist dan Mike melepas rindu. Tentang Jane, Gadis itu akhirnya menjatuhkan hatinya untuk yang terakhir kali pada Mike. Mereka menua bersama, Meski Jane tak dapat memiliki anak, Mike tetap mencintainya.
Sebuah fakta tentang Mike yang menyukai Jane sejak SMA baru terkuak setelah Krist pindah ke luar kota. Butuh waktu bagi Mike untuk memenangkan hati Jane.
"Gimana? Udah ketemu sama Fiat?" Krist menggeleng.
"Ngga papa, Mungkin Tuhan udah nitipin Fiat ke keluarga yang jauh lebih baik."Mike merasa kasihan melihat sahabatnya itu. Krist telah menghabiskan hari harinya untuk menunggu Fiat. Namun tak ada sedikitpun tanda tanda usahanya berhasil. Krist menua dalam kesendirian.
"Ngga usah pasang muka kasian gitu Mike, Gue baik baik aja."
"Semoga Tuhan melihat perjuangan lo ya Krist. Gue ngga bisa lama lama disini, Jane pasti udah nunggu di rumah. Lo jaga kesehatan, Siapa tau ngga lama lagi lo bakal dipertemukan sama Fiat."●●●
Krist berjalan perlahan memasuki area panti asuhan. Dari kejauhan terlihat anak anak panti berhamburan menyambutnya. Krist yang hangat dan penyayang menjadi orang yang paling anak panti asuhan nantikan."Kakek, Kemarin kemarin kenapa ngga kesini?" Tanya salah seorang anak penghuni panti berambut keriting.
"Iya, Kakek baru sembuh. Kemarin kurang enak badan. Kalian udah makan? Kalo belum makan ngga bakal kakek bagi permennya loh."
"UDAAAAAHH!!!!" Teriakan anak anak panti terdengar kompak.Krist menikmati waktunya dengan para penghuni panti asuhan. Ia jadi tak kesepian dan sedikit melupakan rasa sedihnya tentang Fiat.
Lelah bermain dengan anak anak, Krist duduk di bangku di bawah pohon mangga yang cukup rindang. Ia berteduh di sana sembari memperhatikan anak anak bernasib malang itu bermain, Berlarian dan tertawa dengan riangnya.
Lutut Krist terasa sakit. Ia mulai memijit kakinya sendiri. Yah begitulah, Lututnya sering terasa sakit jika terlalu banyak beraktivitas.
"Mau aku pijitin ngga kek?" Seorang anak mendekatinya dan tersenyum. Pupil mata Krist melebar menatap anak itu.
"Boleh, Kalo ngga ngerepotin." Jawab Krist. Tanpa membuang waktu anak itu bergegas duduk di samping Krist. Ia meletakkan satu kaki Krist di pangkuannya.
"Kakek ngga pernah liat kamu sebelumnya. Kamu baru ya disini?"
"Iya kek. Baru beberapa hari disini setelah... Keluarga aku terlibat dalam kecelakaan beruntun. Ayah, Bunda dan adik aku semuanya meninggal di tempat. Aku ngga tau apa yang terjadi tapi om aku bawa aku kesini."Jantung Krist mendadak berdegup kencang saat anak itu mulai memijit kakinya. Ada perasaan senang sekaligus sedih yang beradu padu di hati Krist.
"Kalo kakek boleh tau, Nama kamu siapa?" Tanya Krist. Jawaban anak itu sukses mengejutkan Krist, Sebuah nama yang sangat Krist rindukan.
"Nama aku... Fiat."
Haii akhirnya selesai juga. Makasih buat kalian yang ngikutin cerita ini sampe akhir, Ninggalin komentar yang bikin semangat buat nulis walaupun gedean rasa males daripada semangatnya hehehe. Untuk kata yang kurang berkenan dan alur yang ga sesuai ekspektasi aku minta maaf yang sebesar besarnya. Sampai jumpa di cerita selanjutnya, I love u
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )
FanfictionSetelah kepergian Fiat, Krist masih harus melanjutkan sisa hidupnya. Mencoba berdamai dengan masa lalu dan menata masa depan, Menghadapi lika liku, Pahit manis dan suka duka kehidupan. Kisah baru mulai Krist tapaki, Hingga akhirnya ia bertemu dengan...