Namtan

368 71 7
                                    

       Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Sudah hampir 2 jam Fiat memperhatikan Jane yang terlelap. Wajah gadis itu masih terlihat cantik sekalipun sedang tidur. Perlahan Fiat membelai rambut Jane, Selembut mungkin agar tidak membangunkannya.

       "Kak Jane, Maafin aku ya. Maaf karena aku ngga bisa membalas perasaan kakak. Jujur... Aku juga sempet punya rasa sama Kak Jane. Tapi sebelum perasaan itu tumbuh makin besar, Aku mencoba sadar diri. Meskipun kita saling sayang, Kita ngga akan bisa menyatu kak." Ucap Fiat pelan. Ia tersenyum hambar pada Jane yang sudah berada di alam bawah sadar.

       Memang benar, Fiat sempat memiliki perasaan lebih pada Jane karena kebaikan gadis itu. Namun Fiat tahu, Mereka berada di dimensi yang berbeda. Jatuh cinta pada Jane adalah sebuah kesalahan.

●●●

       Hari ini cuaca tampak mendung. Angin menerbangkan dedaunan di pinggir jalan. Dengan hamparan langit kelabu yang siap menumpahkan air hujan.

       Jane sudah kembali bekerja. Ia melakukan tugasnya seperti biasa, Mengantar pesanan dan membersihkan meja. Pengunjung kali ini tak begitu ramai, Mungkin saja orang orang enggan keluar rumah dan lebih memilih menarik selimut karena dingin.

       "Permisi, Krist nya ada ngga?" Seorang wanita bertanya pada Jane yang sedang memungut sampah di lantai. Jane mendongak, Melihat siapa yang berbicara padanya.

       Mata Jane terbelalak tatkala melihat wanita cantik yang tak asing baginya. Wanita itu adalah Namtan, Teman sekolah Krist.

       "Uhm, Anu.. Eng, Itu... Kak Krist nya lagi keluar sebentar. S-silahkan duduk dulu sambil nunggu bisa pesen minum." Jane tergagap. Ini kali pertama ia berbicara dengan saingannya di masa SMA. Kala itu posisi Namtan berada jauh di depannya.

       "Yaudah deh, Mau matcha latte ya." Namtan duduk di salah satu kursi. Matanya terus melihat ke arah luar.

       Jane dengan tangan yang masih tremor pergi ke dapur untuk menyiapkan pesanan Namtan. Bertemu dengan Namtan jauh membuatnya grogi dibanding bertemu dengan Krist.

       "Aye, Matcha latte satu." Ucap Jane nyaris tanpa suara.
       "Hah? Apa? Lo kenapa? Kerasukan? Pucet amat muka lo." Jane menggeleng, Ia lantas duduk di sebuah bangku.

       Baru beberapa saat Jane duduk, Ia sudah dikejutkan oleh teman teman sesama karyawannya yang mengintip melalui jendela. Rupanya mereka penasaran mengapa Namtan datang ke kafe.

       "Woi itu bos Krist woi, Itu nenek lampir ngapain sih kesini lagi." Ujar salah satu karyawan berapi api.

       Jane yang semula tak tertarik kini bergabung bersama gerombolan karyawan lain, Melihat apa yang akan terjadi di kafe.

●●●

       "Krist..." Namtan memanggil Krist saat laki laki itu memasuki kafe. Krist jelas terkejut, Untuk beberapa saat ia akhirnya kembali melihat Namtan.

       "Namtan, Lo ngapain kesini?" Tanya Krist. Namtan berdiri dan menghampiri Krist.
       "Gue mau minta maaf. Gue tau kesalahan gue mungkin susah buat dimaafin. Tapi gue bakal lakuin apa aja buat dapetin maaf dari lo, Tolong maafin gue."

        Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Krist, Ia hanya menatap manik mata Namtan dalam dalam. Dari sana Krist dapat melihat bagaimana sahabatnya itu berkhianat, Merebut suami dan menghancurkan keluarganya.

NEPENTHE ( Sequel Of 1000 Angsa Kertas )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang