CHAPTER 9 [SUDAH REVISI]

9.8K 682 102
                                    

HAIII! Mohon maaf ya, kemarin aku gak upload karena tiba-tiba nge-drop dan sama sekali gak kuat untuk lanjut matengin nih chapter, liat layar hp aja udah puyeng apalagi liat layar laptop. Maaf loh komennya belum sempat aku balas satu per satu... Tapi makasih loh ya buat yang udah selalu komen dan vote. Terima kasih atas apresiasinya. Love you💛💛

.

.

.

Selamat pagi, yeorobun...

Enak banget pagi-pagi begini bisa menghirup udara segar sambil nyemplungin kaki di kolam renang. Terima kasih juga kepada Allah karena langit di pagi hari ini cerah, secerah masa depanku. Wkwk, aamin deh.

Sambil nunggu paksu selesai mandi untuk sarapan bareng, aku mau upload foto dan video di Instagram. Aku bukan selebgram, sih. Tapi followersku lumayan banyak. Soalnya aku sering cover-cover lagu gitu di sosial media dan followers makin nambah ketika aku berkarir jadi penyanyi Kafe. Tapi sekarang aku udah resign. Karena meskipun aku gak punya duit, sekarang kan udah ada yang nafkahin. Hehe.

"HWAAAA!!"

Lagi anteng-anteng liat IG Story orang-orang, si Fardan Furdin datang-datang langsung mencium pipi. Aduh, ya ampun jantungku mau copot. Untung aja HP langsung aku tangkap biar gak kecebur di kolam.

Genit, ih.

Pakai cium-cium segala.

"Kenapa?"

"Mas, ih! Iseng banget, sih. Ngagetin!"

Si Fardan Furdin mengambil duduk tepat disampingku, tapi dia gak ikut nyemplungin kakinya ke kolam renang, "Siapa yang lebih iseng? Gambar-gambar kumis di mukaku semalam. Emang aku buku gambar?"

Aku?

Kok aku?

Udah berubah jadi aku-kamu, nih? Gak saya-kamu, lagi?

Gak usah bikin salting pagi-pagi bisa gak, Pak?

"Besok kita pulang ke Malang, ya? Kita beres-beres rumah sebelum aku kembali dinas."

"R-rumahku kan di Jakarta."

Duh, jadi grogi kan karena udah dibuat salting sebelumnya. 

"Rumah siapa? Rumah ibu?"

Aku mengangguk.

"Rumah ibu, kan? Bukan rumah kamu? Rumah kamu di Malang sama aku. Jangan amnesia gitu, deh. Baru kemarin nikah."

Dosa gak sih tempeleng kepala suami? Greget banget habisnya.

"Iya masih ingettt..."

Si Fardan Furdin terkekeh, "Lucu deh, gemes. Jadi pengen makan kamu aja. Boleh, gak?"

Si om-om di depanku ini mengerlingkan sebelah matanya genit sambil menopang pipinya di tangan kiri.

Aku tergelak. APA? MAKAN AKU? GIMANA CARANYA?

Eh, maksudnya.... dia suka mangsa manusia gitu macam drakula?

HUAAAA IBUU...

AKU DINIKAHI DRAKULA!

"Gak usah genit deh, Om. Bisa, gak?"

"Gak genit, kok."

"Trus kenapa godain aku terus daritadi?"

"Siapa yang godain?"

"Mas, lah."

"Kapan?"

"Barusan."

My Husband is My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang