Selesai men-drama, jangan harap setelah itu kami berlanjut romantis-romantisan. Preeettt... apaan! Bukan Naya namanya kalau gak balas dendam. Meskipun udah maaf-maafan, tetap aja ini gak bisa dibiarkan. Aku gak akan pasrah begitu aja!
Aku menjenggut rambutnya si Fardan Furdin sampai dia meringis kesakitan, lalu aku unyeng-unyeng kepalanya sampai dia pusing. Gak puas sampai disitu, aku cubit-cubit di sekujur badannya. Itu sakit loooh... apalagi aku request untuk dia setengah shirtless. Demi meminta pengampunan dariku, pangeran berkuda zebra ini ikhlas aku perlakukan demikian.
Enggak kok, ini bukan penyiksaan. Si Fardan Furdin ternyata juga gak mau pasrah begitu aja, dia membalas dengan menyentil jidatku.
"Aw! Sakit, Mas!"
Aku refleks memukul lengannya sekalipun pukulanku gak ada apa-apanya, soalnya lengannya besar, Bund.
"Lain kali jangan nakal!" Katanya.
"Mas yang nakal!"
"Kok aku?"
"Mas mau hamilin aku, mas yang nakal!"
Si Fardan Furdin terkekeh lalu dia mencubit pipiku, "Trus aku harus ngehamilin siapa, Naaa...?"
Aku pasrah? Oh, enggak dong! Aku juga membalas dengan mencubit pipinya, "Emang kalau aku hamil mas mau tanggung jawaaaab?"
"Iya, dong. Berani berbuat, berani bertanggung jawab."
"Oke kalau gitu coba hamilin aku!"
"Males, ah! Kalau kamu masih pakai alat kontrasepsi."
Aku merengut sebal, aku cubit aja pinggangnya si Fardan Furdin.
"Ih, apa nih nyubit-nyubit? Genit!"
"Aku gak genit!"
"Kamu genit!"
"Aku gak genit!"
"Kamu genit! Nana genit!"
"Mas, aku tendang burungmu biar terbang, mau?" Kataku sambil menunjuk ke aset pribadinya.
Si Fardan Furdin malah tertawa, "Jangan, dong. Nanti gak ada yang bikin kamu enak."
Ya ampun... apa sih ini om-om ngomongnya bikin otakku jadi travelling!
"Tuh, kan. Mas mesum!"
"Loh? Emang kamu mikir apa...? Mikir yang 'iya-iya', ya?"
Eh? Emang maksudnya dia apa?
Ah, sebel!
Ya ampun aku udah ternodai!!!
"Mas, ih! Nyebelin!"
Dia tertawa, "Terserah kamu lah, Na. Capek aku berantem sama anak SD."
"Enak aja! Aku bukan anak SD!"
"Trus apa? Anak TK? Atau PAUD?"
"Aku? Anak... gadis."
"Emang masih gadis?" Tanyanya meledek. Padahal dirinya tau betul siapa pelaku yang mengambil kegadisanku.
GILA KAU FARDAN FURDIN! Gak like, ah! Malesin!
Aku mengambil satu bantal sofa lalu melemparkannya ke si Fardan Furdin yang udah ancang-ancang mau kabur. Tapi dia pinter banget memperkirakan si bantal akan terlempar ke arah kanan, otomatis dia langsung menghindar ke kiri.
"Eh, gak kena!" Katanya mengejek.
OHO! Baiklah. Siap-siap aja ya dengan strategiku berikutnya. Aku pergi ke dapur dan asal aja mengambil spatula. Aku lemparkan spatula itu ke si Fardan Furdin, namun lagi-lagi target dengan cepat menangkap spatula itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/193485075-288-k824346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is My Neighbor
Humor[PROSES REVISI - ON GOING] Baru aja putus, Naya dilamar oleh tetangganya sendiri yang merupakan anggota dari pasukan elite TNI AU. #NO PLAGIAT!!!