Berhubung acara anniversary yang sudah dirancang via telepon tempo lalu belum terlaksana, maka saatnya ku menagih janji pada suami tercinta. Bismillahirrohmanirrohim, dengan ini saya memulai diskusi.
"Mas Fardan, ayo duduk yang rapih!" perintahku dengan nada yang lemah lembut.
Orang yang ku ajak ngobrol melirik sekilas dan gak langsung mengindahkan perintahku. Astaghfirullahaladzim, repot sekali mengurus bapak-bapak satu ini.
"Hello? Mas Fardan, do you hear me?" Seruku dengan melambai-lambaikan tangan kepadanya.
"I am."
Akhirnya, manusia satu ini mengikuti arahanku untuk duduk. Sengaja memang, biar dia fokus mendengar perkataanku dengan baik.
"Mau ngomong apa, Dek?"
Yaa allah... adak-adek lagi!
Tahan, tahan... Negosiasi baru juga dimulai, Naya.
Aku tersenyum, "Wahai suamiku yang sangat-sangat aku hormati dan aku cintai dengan setulus hati, apakah kamu tidak ingat sesuatu yang pernah kamu janjikan padaku?"
"Wahai istriku yang sangat aku sayang dan aku cinta karena izin Allah, janji apa yang kamu maksud?"
"Janji untuk merayakan anniversary dengan dating, Mas."
"Kan udah lewat."
Ampun!
Kenapa masih gak peka?
"Justru karena itu bapak Fardan Ali Ardhiansyah terhormat, saya ingin menagih janji supaya tetap kita rayakan."
"Kenapa harus dirayain?"
Gimana?
"Loh, Mas? Perayaan itu sebagai bentuk rasa syukur kita karena sudah sampai satu tahun pernikahan. Itu penting, Mas. Buat aku perayaan itu adalah momen untuk kita quality time atau doing something di tengah-tengah kesibukan masing-masing. Mas Fardan gak ingat atau memang gak peduli?"
Dia mengangguk, "Ingat."
"Baru ingat atau sebelumnya udah ingat?"
"Ingat, barusan. Tapi aku bingung harus apa."
Ya ampun, polos banget laki-laki ini. Aku hampir lupa kalau do'i bukan berasal dari spesies laki-laki romantis macam bayangan anak-anak ABG.
"Emangnya dulu pacaran gak pernah rayain anniversary, Mas?"
Dia menggeleng, "Enggak."
Lantas, kamu pikir aku percaya?
Model pacaran seperti apa yang pernah dijalankan muda-mudi seperti Fardan dan Vanya?
"Cih, bohong banget!"
Si Fardan Furdin terkekeh, "Bagiku gak perlu ada perayaan tertentu. Karena setiap hari atau setiap waktu tetap bisa melakukan sesuatu yang biasa orang lakukan di hari perayaan. Ada aturan soal memberi hadiah di waktu perayaan aja? Enggak, kan?"
Aku mengangguk.
Memang betul.
Tapi aku gak setuju.
"Tapi hari perayaan itu momennya lebih beda, Mas."
"Kenapa harus beda?"
"Karena dilakukan di waktu khusus yang gak akan terulang lagi. Tahun ini sama tahun depan gak akan mungkin sama."
"... Jadi, Mas Fardan gak mau rayain anniversary apapun? Termasuk perayaan ulang tahun? Berarti sewaktu aku merayakan ulang tahun mas, mas gak seneng? Pantes sikap mas biasa aja. Ya udah kalau gitu, aku rayain anniversary sendiri aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is My Neighbor
Humor[PROSES REVISI - ON GOING] Baru aja putus, Naya dilamar oleh tetangganya sendiri yang merupakan anggota dari pasukan elite TNI AU. #NO PLAGIAT!!!