06 | Yes I'm Acha

52.2K 6.1K 105
                                    

H E L L O !👋

~ H A P P Y R E A D I N G ~

***

Ceklek.

"Astaga, Mas! Bangun dong, Mas. Kapan kamu mau sukses kalo jam segini aja belum bangun? Mas, bangun ini udah siang! Kamu mau sekolah ngak, Mas! Astaga, Mas bangun dong!"

Wanita yang sudah tidak bisa lagi dibilang muda itu mengelus dada nya sabar saat sang cucu belum juga membuka mata nya. Untung saja dia tidak berniat untuk menyiram cucu nya itu, tapi tidak tahu beberapa jam lagi yang kemungkinan dirinya akan berubah pikiran.

"Mas! Astaga, Mas! Bangun dong, Mas!"

Laki-laki yang masih nyenyak dengan alam mimpi nya itu berdecak kesal saat sang Oma terus saja menganggu tidur tampan nya. Dengan niat setengah hati, laki-laki itu pun terduduk sambil menatap Oma nya kesal.

"Oma, Mas masih ngantuk loh." Ucap laki-laki itu seraya merenggangkan otot-otot tangan nya yang agak kaku.

Wanita lanjut usia itu berkacak pinggang sambil menatap gemas cucu lelaki nya itu, "Kamu mau sekolah gak? Udah siang gini kamu belum juga berangkat, mau jadi apa kamu kalo bangun aja siang mulu!" Ucap wanita lanjut usia itu.

"Apa hubungan nya bangun siang sama mau jadi apa, Oma ku sayang? Ish lagian Mas masih ngantuk tau," Gerutu laki-laki itu seraya merebahkan kembali tubuh nya.

"Bangun gak! IMMANUEL ARLANDO ZENEOUSKA BANGUN!!"

Arlan terlonjak kaget mendengar pekikan keras Oma nya itu, refleks dia pun langsung terduduk dengan wajah memerah dan juga matanya yang memelotot karena kaget.

"Iya-iya Oma, Mas udah bangun." Ucap laki-laki itu seraya mengacak-ngacak rambut nya yang sudah acak-acakan menjadi tambah acak-acakan itu.

"Mandi sana terus berangkat sekolah! Jangan bolos, awas aja kalo Oma sampe denger kalo kamu bolos!" Ucap Oma nya dengan nada penuh mengancam khas nya.

Dengan wajah masam, Arlan mengangguk, "Iya-iya. Udah sana Oma keluar, Mas mau mandi." wanita lanjut usia itu mengangguk dan segera berlalu pergi dari kamar sang cucu.

Dengan malas, Arlan bangkit dari kasur kesayangan nya itu lalu mulai memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Padahal dia baru tidur jam 3 pagi, tapi jam setengah 7 gini dia harus kembali di bangunin.

Selang beberapa menit, Arlan pun sudah siap dengan seragam sekolah nya yang sangat jauh dari kata rapi. Tapi yang namanya Arlan mah hanya masa bodo saja, yang penting sekolah kan?

Sebelum keluar kamar, dia pun mengambil sepatu hitam nya padahal jadwal hari ini adalah memakai sepatu putih, tapi lagi-lagi Arlan hanya bodo amat saja. Dia pun segera keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju meja makan.

"Pagi," sapa Arlan seraya mengecup pipi sang Oma lalu segera duduk disamping Oma nya itu.

"Pagi juga, Mas." Balas sang Oma dengan senyum hangat nya.

"Ya ya ya, anggap saja aku tidak ada." Celetuk seorang pria yang tidak bisa lagi dibilang muda itu dengan nada malas nya.

Cucu dan juga Oma nya itu terbahak mendengarnya, "Pagi juga Tuan George yang terhormat." Ucap Arlan dengan nada mengejek nya yang berhasil membuat George mendengus kesal.

"Cih, sekarang aku meragukan tentang dirimu yang katanya dingin diluar sana, padahal kelakukan nya sebelas dua belas sama ayam." Ucap George dengan nada ketus nya.

Arlan kembali di buat terbahak karena ucapan Kakek nya, "Apa hubungan nya aku sama ayam Kakek tua? Bahkan aku meragukan tentang dirimu yang katanya kejam, tapi nyatanya takut sama istri." balas Arlan yang tak mau kalah dari Kakek nya sendiri.

"Hei! Kau itu belum punya istri jadi kau tidak tau bagaimana rasanya kalau disuruh untuk tidur diluar!" Ucap George yang kembali membuat Arlan terbahak.

"Ya ya ya, bulan depan aku pasti akan menikah." Ucap Arlan dengan nada suara tanpa adanya. keraguan sedikit pun.

"Halah, perempuan mana yang mau dengan mu? Bahkan aku ragu kalau kau itu menyukai perempuan, apa jangan-jangan kau akan menikah dengan sesama batang, heh?" Tanya George dengan nada mengejek nya.

"Weh, Kakek tua kalo ngomong suka gak di filter dulu. Gini-gini juga masih suka sama yang namanya lobang," Balas Arlan dengan nada sedikit kesal nya.

"Kalo gitu cepat berikan aku cicit dalam waktu sebulan!" Tantang George seraya menatap Arlan dengan alis yang di naik turun kan.

"Lah? Nikah dulu Kek baru bisa bikin cicit buat Kakek," Ucap Arlan sambil menatap bingung Kakek nya itu.

"Gak usah nikah langsung trobos aja," Ucap George dengan santai.

Arlan mengangguk kan kepalanya beberapa kali lalu mengangkat jempol nya, "Ide bagus itu."

"Jangan sama jalang, terlalu berpengalaman." Ucap George masih dengan nada santai nya tanpa menyadari kalau sudah ada tanduk yang muncul dikepala Tiana-Oma nya Arlan- sambil menatap tajam cucu dan kakek itu.

"Heem, setuju! Gak asik, lobang nya juga udah longgar." Ucap Arlan yang diangguki serius oleh George.

"Mending yang perawan, masih sem-"

Pletak!

Pletak!

Dua cucu dan kakek itu kompak meringis saat sebuah sendok sayur mendarat dengan sempurna di dahi mereka masing-masing, dan si pelaku kini sedang menatap mereka berdua nyalang.

"Bilang apa tadi?!"

***

Arlan memainkan pulpen nya dengan perasaan bosan, dirinya ingin bolos tapi melihat siapa yang mengajar hari ini, terpaksa Arlan harus mengurungkan segala niat nakalnya. Tanpa Arlan sadari, gerak-gerik nya sejak tadi terus saja di pantau oleh seorang guru yang tengah mengajar saat ini.

Guru berwajah cantik khas asia bernama Aeri itu menggeleng pelan melihat kelakuan Arlan, "Arlan! Tolong antarkan berkas ini ke ruang Pak KepSek," Ucap Bu Aeri yang langsung diangguki oleh Arlan.

Disamping Bu Aeri, "Tante, Mas izin ya? Mau jajan bentar ke warung," Bisik nya yang langsung diangguki oleh Bu Aeri.

Tanpa membuang waktu lagi, Arlan pun segera berlalu pergi meninggalkan area sekolah. Bicara tentang Bu Aeri, Bu Aeri itu Adik kandung dari Mamah nya Arlan yang sedang liburan di Indonesia namun karena ingin suasana baru jadilah Bu Aeri mengajar di sekolah tempat Arlan. Bu Aeri itu guru yang baru 3 bulan ngajar.

Bukan kan ke warung seperti apa yang dia bilang tadi, Arlan malah pergi menuju sebuah danau karena dirinya ingin tidur. Dan ya, sesampainya didanau, Arlan langsung terlelap di dalam alam mimpinya.

Ntah berapa lama Arlan tertidur, tapi yang pasti kini matahari sudah mulai terbenam. Arlan mendudukan dirinya lalu terdiam mengumpulkan nyawa nya yang masih diawang-awang. Kalau berbicara sifat, Arlan termasuk tipe laki-laki yang dingin dan cuek pada sekitar namun akan sangat humble saat bersama orang terdekatnya.

Setelah nyawa nya terkumpul sempurna, Arlan pun segera berlalu pergi meninggalkan area danau. Dengan mata yang sesekali terpejam, Arlan tak menyadari kalau didepan nya ada seekor anak ayam yang kabur dari pengawasan pemilik nya.

Suara cicitan ayam terdengar yang berhasil membuat Arlan langsung mengerem mendadak, Arlan turun dari motornya lalu menatap miris anak ayam yang sudah menjadi ayam geprek itu. Arlan hendak berjongkok namun urung saat ada yang mendorongnya.

"AYANG GUE!!!"

***

Yes I'm Acha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang