40 | Yes I'm Acha

15.5K 2.1K 466
                                    

H E L L O !👋

~ H A P P Y R E A D I N G ~

***

Setelah memastikan Acha tertidur dengan nyenyak, Arlan pun segera bangkit dengan sepelan mungkin dan berlalu pergi untuk menyelesaikan beberapa masalahnya. Sebelum pergi, Arlan menyempatkan untuk mengecup kening dan juga bibir gadisnya yang sedikit membengkak karena ulahnya. Tidak lupa Arlan menunduk, mengecup beberapa kali perut wanitanya.

Tujuan Arlan sekarang adalah mansion utama keluarganya, dia ingin menyelesaikan satu persatu masalah yang akan membuat hubungan nya dan sang kekasih renggang. Setibanya di mansion utama, Arlan langsung masuk ke lift dan berhenti di lantai 3.

Langkah tegas dari kaki jenjang nya terdengar menggema di setiap sudut lorong lantai 3, yang membuat para bodyguard yang berjaga langsung refleks menundukkan kepalanya. Didepan pintu sebesar gajah dewasa, Arlan masuk tanpa mengetuk lebih dulu.

"Aku ingin kau batalkan keberangkatan kuliah ku ke Amerika," Ucap Arlan yang langsung to the point pada apa yang ingin dirinya sampaikan.

Pria tua dengan kaca mata yang bertengger manis di hidung mancungnya itu mulai mendongak menatap sang cucu, "Dimana sopan santun mu wahai cucu kesayangan ku?"

"Hentikan candaan mu itu, Tuan Robin. Berhenti menyetir kehidupan ku, aku sudah dewasa dan aku bisa menyetir kehidupan ku sendiri. Batalkan keberangkatan ku, maka perusahaan kesayangan mu itu akan tetap berada diranah teratas." Ucap Arlan dengan sorot mata mendingin.

Robin Zeneouska—Sang Tuan besar Zeneouska, terkekeh pelan sambil melepas kaca mata kebanggaan nya. "Kau berani membantahku? Kalau begitu, aku akan membuat... Dia bertemu dengan Kakak nya," Ancamnya.

Tangan Arlan terkepal erat dengan rahang mengeras, selalu saja sang Bunda yang dijadikan ancaman oleh pria tua bau tanah itu. Pria tua yang selalu bersikap seperti Kakek yang sempurna dimata media namun nyatanya, dia hanyalah pria tua haus harta dan tahta yang ingin mendapatkan semuanya tanpa mau lelah.

Menjadikan dirinya seperti boneka hidup yang akan dengan mudah disetir kesana-kemari, di tuntut menjadikan perusahaan semakin kuat dengan posisi tertinggi. Dituntut menjadi sempurna tanpa mau memandang bagaimana lelahnya menjadi dirinya. Sekolah, les, dan bekerja di satu waktu.

"Tuan Robin yang terhormat, anda bisa menyetir kehidupan siapapun tapi berhenti menyetir kehidupan ku! Atau kau memang ingin melihat perusahaan kesayangan kau itu menjadi rata dengan tanah?" Tanya Arlan yang tak pernah main-main dengan ucapannya.

Dan Tuan Robin tau, kalau cucu nya itu tidak pernah bercanda dalam ucapan nya. Maka hanya ada satu cara yang akan senantiasa membuat Arlan patuh padanya. "Kalau begitu, besok kau akan menemui nya dalam wujud kaku tak bernapas."

Prangg!

"Bajingan!"

Gelas yang awalnya tertata rapih diatas meja kerja Tuan Robin kini sudah hancur menghantam layar televisi yang ada di ruangan itu. Hingga tiba-tiba Arlan mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya lalu menodongkan tepat ke kepala Tuan Robin.

Hampir peluru itu menembus kepala Tuan Robin, sebelum sebuah suara kembali berputar di kepalanya.

"Wahai Cucu laknat ku, biasakan bermain tampan. Jangan terburu-buru atau kau akan rugi, dengarkan ucapan Kakek kesayangan mu ini maka hidupmu akan tentram dan damai. Tos dulu cucu laknat ku!"

Yes I'm Acha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang