44 | Yes I'm Acha

15.8K 2.2K 153
                                    

H E L L O !👋

~ H A P P Y R E A D I N G ~

***

Yuk kenalan lebih detail tentang siapa Arlan,

.
.
.

Terlahir di keluarga kaya raya, bukan berarti kehidupannya terjamin senantiasa bahagia. Karena kenyataan nya, begitu banyak tuntutan dan harapan yang mereka tunggu dari keberhasilan nya. Keberhasilan sebagai seorang pewaris tunggal.

Sejak kecil, kehidupan Arlan tak pernah lepas dari belajar, belajar, dan belajar. Bahkan Arlan tak diizinkan sekolah umum hanya agar dirinya bisa benar-benar fokus belajar tanpa membagi fokus nya antara teman yang lainnya. Tak hanya sekolah sendirian, tapi Arlan juga diharuskan untuk ikut les privat.

Waktu nya selama 24 jam benar-benar hanya diisi dengan kesibukan belajar. Bahkan di setiap sabtu minggu, Arlan juga harus ikut datang ke perusahaan keluarganya bersama sang Ayah. Untuk apa? Jelas untuk mempelajari bagaimana dunia bisnis.

Bahkan diusia nya yang baru 7 tahun, Arlan sudah berhasil memenangkan tender yang tak bisa dibilang biasa. Selain mahir di bidang bisnis, Arlan juga sangat suka mengikuti perlombaan ataupun olimpiade antar Kota dan negara. Arlan selalu mendapat juara satu, di apapun perlombaan dan olimpiade yang dirinya ikuti.

Jadi jangan kaget saat banyak orang luar Indonesia yang mengenal siapa sosok Immanuel Arlando Zeneouska. Apa itu semua kemauan Arlan? Jelas tidak. Dirinya juga sama seperti anak-anak seusianya, yang ingin main bebas dan bisa pergi kemanapun tanpa larangan.

Tapi apa bisa? Nggak. Bahkan Arlan hanya bisa bermain disekitar mansion nya dan itupun diberi waktu, paling lama setengah jam. Bisa bayangkan bagaimana tertekan nya Arlan? Salah satu faktor kenapa Arlan menjadi sosok yang terbilang bermulut pedas dan egois. Itu karena akibat dari banyaknya tekanan.

Hal lain yang membuat Arlan membenci Ariq adalah karena Ariq yang bisa bebas main tanpa merasa terbebani dengan aturan. Ariq tidak akan dimarahi saat mendapat nilai jelek, tapi Arlan? Turun 1 saja nilainya, maka waktu belajar Arlan akan semakin padat dan itu melelahkan.

Melihat Ariq yang bebas berlari tanpa takut terluka, Arlan iri. Dirinya tidak bisa seperti Ariq. Sekali dirinya terluka, maka rumah sakit yang akan menjadi tempat tinggal nya sementara. Arlan punya penyakit hemofilia turunan dari sang Nenek, makanya Arlan tak bisa mendapatkan luka terbuka.

Arlan lelah disuntik setiap hari, dituntut untuk memahami pelajaran yang bukan untuk usianya, dituntut serba sempurna agar tak ada cela dalam dirinya yang orang-orang lihat. Karena itulah, sosoknya menjadi dingin, cuek, dan kejam saat di luaran.

Tapi saat melihat wajah teduh sang Bunda, semua rasa gundah dihatinya melebur. Pundaknya yang terasa berat menjadi ringan saat sang Bunda tersenyum lembut menatap nya. Disaat dirinya ingin menyerah, para wanita itu terus menghiburnya dengan apa yang bisa mereka lakukan.

Memasakkan makanan kesukaan Arlan, mengajak Arlan bermain di wahana bermain yang memang sudah disiapkan, atau mengajak Arlan panjat tebing seperti apa yang anak lelaki itu sukai. Hal yang dirinya sukai namun tak bisa lagi dirinya rasakan karena penyakit sialan nya itu.

Hari-hari nya berlalu, sosok Arlan remaja kini mulai ingin merasakan apa itu kebebasan. Meminta, memohon, merengek, bahkan memaksa sang Kakek agar mengizinkan dirinya untuk sekolah umum. Sekian lama membujuk, akhirnya Arlan diizinkan.

Yes I'm Acha (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang