0.3

1.4K 238 8
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.

〰️

Suara teriakan histeris dari ratusan bahkan ribuan orang menggema pada malam itu. Ledakkan demi ledakkan serta puluhan peluru yang melesat cepat dimana-mana menambah kesan mencekam yang terjadi di pusat kota Liberio.

(Name) melihat sekitarnya dengan keadaan linglung. Matanya digenangi oleh air mata yang sudah siap untuk turun kapan saja. Gadis itu mencoba untuk tetap tegar dan membantu beberapa orang tua serta anak kecil yang kehilangan arah.

Dengan badan yang gemetar, dia memfokuskan pikirannya agar dapat berpikir lebih jernih mengenai kejadian yang sedang terjadi saat ini.

Falco, Gabi, Sofia, dan Udo.

Keempat nama bocah yang selalu bersamanya di waktu luang itu terus mencuat di pucuk kepalanya. Suara ajakkan dari mereka untuk pergi ke pusat kota untuk menonton pertunjukkan pada malam ini pun selalu berdengung di telinganya.

Mereka dalam bahaya. Pikir (Name) dengan degub jantungnya yang semakin berpacu dengan kencang setiap detiknya.

Dengan cepat (Name) berlari berlawanan arah menembus ribuan orang yang tengah dilanda kepanikan. Dia mencoba mencari cara untuk cepat sampai ke pusat kota di mana acara pertunjukkan itu dilaksanakan. Berniat untuk mencati keempat bocah tersebut dan juga bahkan teman-temannya yang mungkin berada di sana.

Badan gadis itu mendadak kaku seketika sesampainya dirinya di tempat pertunjukkan. Waktu seakan-akan berhenti untuk membiarkan dia melihat kekacauan yang ada di depan matanya secara jelas. Suara erangan dua ekor raksasa yang tengah bertarung disertai bangunan-bangunan hancur disekitarnya menandakan bahwa dirinya telah terlambat untuk mencapai kesana. Mayat-mayat warga tak bersalah juga menjadi hiasan yang bergelimpangan di tengah jalan.

Seketika (Name) merasakan mual pada dirinya. Air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya terjatuh juga. Tangan gadis itu mengepal dan menepuk-nepuk dada kirinya seakan mencoba melepas sesak yang ada di dadanya.

Kota ini adalah rumahnya. Tapi sekarang yang dia lihat hanyalah kehancuran dan teriakan keputusasaan dari orang-orang yang ada disekitarnya.

"(Name)! Kita harus pergi dari sini!"

Gadis itu terkesiap saat melihat lelaki berambut pirang yang amat sangat dia kenal. Lelaki itu adalah Colt, sahabatnya sejak kecil yang juga merupakan kakak dari Falco.

PETRICHOR // Eren x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang