1.2

706 103 13
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.

〰️

"Mereka melubangi tembok tersebut dan membiarkan para titan yang berada di luar untuk masuk dan membunuh ratusan ribu warga yang ada di sana."

Eren dapat melihat wajah gadis di hadapannya ini berubah menjadi tegang. Pupil matanya membesar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Mereka... melakukan... itu?" Tanya (Name) perlahan.

Eren tidak menjawab pertanyaan itu dan ikut tenggelam dalam pikirannya sendiri. Bukankah hal ini sudah menjadi rahasia umum? Negara tempatnya berpijak sekarang bahkan secara terang-terangan ingin membasmi semua umat manusia yang berada di dalam tembok. Negara tempat gadis ini tinggal. Kenapa (Name) tidak mengetahuinya?

"Maaf, aku harus kembali ke rumah." Pamit (Name) secara tiba-tiba.

Namun Eren belum puas dengan reaksi yang diberikan oleh (Name). Dia menahan tangan gadis itu dengan kuat.

"Kenapa kau tidak menjawabnya? Jadi apakah mereka juga tidak merasakan keadilan (Name)? Jawab aku!" Intonasi suara lelaki itu semakin tinggi, (Name) bahkan bisa merasakan tangannya yang mulai kebas karena kencangnya pegangan Eren pada tangannya.

Gadis itu dapat merasakan badannya bergetar karena takut, "Lepaskan" perintahnya datar.

"Jadi apa orang-orang di dalam tembok tidak boleh mendapatkan keadilan? Apakah mereka pantas untuk dikurung dalam tembok yang dikelilingi para monster itu seperti hewan ternak? Apakah mereka pantas untuk mati? JAWAB AKU!"

Habis sudah kesabaran (Name) setelah bentakan yang Eren berikan. Dengan kasar dia langsung menghempaskan tangan Eren yang memegang tangannya.

Dia tidak pernah diperlakukan kurang ajar seperti ini. Bahkan ayah dan ibunya sekali pun tidak pernah membentaknya seperti yang dilakukan orang di depannya ini. Dia benci dilakukan seperti ini.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, (Name) langsung melengos pergi dari hadapan Eren dengan marah.

Eren menghembuskan napasnya berat setelah melihat kepergian orang yang baru saja dia kenal dua hari lalu. Tangannya mengacak rambutnya dengan kasar setelah menyadari apa yang baru saja dia lakukan. Dia menyakiti orang yang sudah berbaik hati menyambut kedatangannya dan teman-temannya di tempat asing ini.

Akhir-akhir ini Eren bisa merasakan emosinya tidak cukup stabil. Setelah dirinya mengetahui kebenaran tentang dunia luar, dia hanya merasakan kemarahan yang ada di dalam dirinya. Impiannya tentang kebebasan yang sejak dulu dia nanti telah hancur. Yang tersisa hanyalah dendam tak terobati pada relung hati terdalamnya.

PETRICHOR // Eren x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang