〰️
Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.
〰️
Kepulangan Reiner dan Pieck lebih awal dari rencana sebelumnya cukup memunculkan beberapa pertanyaan di kepala (Name), namun gadis itu memilih untuk tidak memusingkannya.
Beberapa hari telah berlalu tetapi (Name) masih memikirkan perkataan Reiner tentang kekuatan titan yang sudah dihapuskan dari dunia. Bagaimana bisa? Apakah itu artinya tidak ada lagi titan di dunia ini? Apakah tidak akan ada peperangan lagi? Reiner dan para pejuang lainnya tidak akan dikirim lagi ke Pulau Paradise?
"Akh.."
Tiba-tiba saja kepala gadis itu terasa nyeri. Lagi-lagi suara teriakan manusia berdengung di telinganya. (Name) berusaha menutup telinganya namun suara dentuman bom dan teriakan anak-anak tetap bersahutan dalam kepalanya.
(Name) memojokkan tubuhnya dipinggir tempat tidurnya. Berusaha untuk mengatur nafasnya yang terasa mulai sesak. Kilatan-kilatan peristiwa terputar dalam ingatannya dengan cepat. Meskipun dia menutup kedua matanya, dia tetap dapat melihat peristiwa-peristiwa mengerikan tersebut.
"(Name)? Apa kepalamu sakit?" Reiner yang baru masuk ke kamarnya langsung menghampiri gadis itu.
"Hey, tidak apa-apa. Aku disini." Reiner menarik (Name) ke dalam pelukannya dan menepuk punggung gadis itu beberapa kali.
"Reiner, apa kiamat sudah terjadi?" Tanya (Name) parau dalam pelukannya.
Reiner tersentak mendengar pertanyaan tersebut, "Tenang saja, kita sudah melewati hari-hari buruk itu." Balas pria itu menenangkan.
"Aku ingin mengingat semuanya, Reiner. Aku tidak suka dengan sakit kepala yang suka menggangguku disetiap kesempatan. Aku benci tidak mengetahui apapun." Isak tangis (Name) akhirnya pecah.
Bagi gadis itu, kehidupannya saat ini seperti belenggu yang mematikan. Kepalanya sesekali dapat menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan pun karena ingatannya. Dia tidak suka dengan ketidak-berdayaannya sekarang.
Dia merindukan Kota Liberio yang dia ingat dulu. Bukan kota aneh nan sepi seperti yang sekarang dia tempati ini. Dia merindukan teman-temannya yang tak pernah memunculkan diri sampai saat ini. Dia merindukan Annie, Porco, Sofia, Udo, Berthold, Marcel, bahkan Zeke sekali pun. Dia merindukan ibunya.
"Kau mau aku tunjukkan kebenaran yang sudah terjadi, (Name)?" Setelah beberapa saat keheningan di antara keduanya, Reiner membuka suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR // Eren x Readers
Fanfiction[COMPLETED - DALAM TAHAP REVISI] (Name) merasa hidupnya tidak baik-baik saja setelah dirinya terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dalam kondisi hilang ingatan. Mimpi buruk dan halusinasi aneh sering menghampirinya hampir setiap saat hingga membua...